Mengenal Jaringan Telekomunikasi di Indonesia



Wikimedia-Infografis_Design_Mengenal-Teknologi-Jaringan-Komunikasi-01-1024x717.jpg

Indonesia telah mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi sejak masa kolonial Belanda. Beberapa tahun setelah American Bell Telephone Company mulai membangun jaringan telepon kabel di Amerika pada tahun 1877, pemerintah Belanda membawa masuk jaringan telepon kabel ke Indonesia pada tahun 1886. Hal tersebut menjadi titik mula perkembangan teknologi teleponi di Indonesia hingga akhirnya kini jaringan telepon tidak hanya kabel tapi juga seluler. Pemerintah Indonesia dalam hal ini berjasa karena senantiasa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan bersinergi dengan para operator telekomnikasi untuk mengembangkan jaringan komunikasi di Indonesia.

Tujuan infografis & Rujukan Tujuan infografis adalah untuk menginformasikan kepada publik tentang teknologi jaringan telekomunikasi di Indonesia.

Dalam upaya penyusunan infografis di atas, penulis memperoleh data mengenai beberapa tipe/jenis teknologi jaringan telekomunikasi di Indonesia dari berkas Permenkominfo No.1 Tahun 2010 yang diterbitakan oleh departemen Pos dan Telekomunikasi Indonesia. Dalam dokumen tersebut tertera klasifikasi jaringan telekomunikasi di Indonesia.

Penulis juga memperoleh sejarah dan seluk-beluk mengenai masing-masing teknologi jaringan komunikasi secara spesifik dari laman situs realitytelecom.com, riswanto.com, anneahira.com, fiercewireless.com, dan situs perpustakaan Ohio University. Dan beberapa data lagi dari corp.att.com, economist.com, californianeconomy.com, webopedia.com, qualcomm.com, radio-electronics.com, elon.edu, dan buku Discovering Computers karya Garry Shelly dan Misty Vermaat.

Informasi tambahan seperti perkembangan terbaru jaringan telekomunikasi di Indonesia dari segi teknologi dan dinamika usaha, penulis dapatkan dari situs majalah marketing.co.id, portal.cbn.net.id, tempo.co.id, dan jurnal iiste.org. Lalu, penulis juga mencari informasi mengenai harga pesawat telepon beberapa tipe jaringan komunikasi yang didapatkan dari situs toko online hariangadget.com, harga.web.id, telkom.co.id, indosatooredoo.com, dan tabdroid.com.

Tantangan dalam Menelusuri Data Harus diakui tidak mudah menemukan data dari beberapa jaringan telekomunikasi yang kurang populer dan usang. Hal ini penulis rasakan saat menelusuri data tentang teknologi seluler analog AMPS. Perlu diketahui, jaringan AMPS merupakan cikal bakal CDMA karena frekuesni yang digunakan sama seperti CDMA (800 MHz).

Teknologi yang telah lama dikembangkan di Amerika ini sempat populer di Indonesia pada era 90-an berdampingan dengan NMT, GSM dan CDMA. Operator jaringan ini pun hanya ada tiga nama: Komselindo, Telesera, dan Metrosel yang semuanya dibawah naungan Telkom Indonesia. Hingga masuk tahun 2000-an, operator dan produk AMPS tidak terdengar lagi kabarnya.

Setelah penulis menelusuri lebih jauh data tentang bisnis AMPS di Indonesia melalui berbagai literatur dan situs berita lama, diketahui bahwa satu demi satu para operator ini sudah diambil oleh perusahaan CDMA yang baru dibangun oleh Hary Tanoesoedibjo: Mobile-8. Pertama di tahun 2003 Mobile-8 mengakuisisi Komselindo dan Metrosel, lalu setahun setelahnya Telesera. Dan tiga operator AMPS itu seluruhnya dikonversi habis ke teknologi CDMA demi menunjang infrastruktur jaringan Mobile-8. Tamatlah riwayat AMPS pada tahun 2004 di Indonesia, dan selanjutnya ditutup secara resmi operasinya diseluruh dunia oleh Federal Communications Commission (FCC) pada tahun 2008 di Amerika.

Ada satu hal lagi yang penulis rasa masih mengganjal di benak terkait pembuatan infografis jaringan telekomunikasi ini. Jika anda membaca tautan berkas Permenkominfo di atas, tertera bahwa teknologi seluler yang masih beroperasi di Indonesia salah satunya adalah radio trunking. Seharusnya data tersebut ada di infografik ini, tapi sayangnya data yang terkumpul sangat sedikit. Akhirnya penulis berinisiatif untuk memindahkan informasi mengenai radio trunking di infografik “Jaringan Telepon Seluler dan Badan Usahanya di Indonesia”.

Hasil penelitian terangkum dalam infografis diatas, selamat menikmati dan silahkan disebarkan bebas karena lisensinya adalah CC-BY-SA (jangan lupa mengutip sumber).

Tags:

Reza Abdul Aziz
30 Dec 2015


December 2015 | CC BY 4.0