Ushaidi & Open Street Map di Halmahera Merangkum Cerita Rakyat dengan Peta



Pembangunan selalu diharapkan untuk mensejahterakan warganya. Namun harapan seringkali jauh dari kenyataan terutama apabila pembangunan didorong oleh transmigrasi.

Ake (Sungai) Dodaga memiliki banyak misteri dan masyarakat adat memiliki banyak cerita-cerita yang dilanjutkan secara turun temurun mengenai penunggu sungai ini. Cerita rakyat ini masih dipercaya oleh warga Togutil Dodaga, termasuk mereka yang hidup di Rai Tukur-Tukur dan Titipa di Halmahera Timur. Mereka tida306-Monitoring-Wilayah-dan-Hutan-Suku-Tobelo-Dalam-Dodaga-dengan-Teknologi-Seluler(1)k berani merusak sungai karena akan menyebabkan penjaga sungai itu marah dan mendatangkan bencana seperti banjir.

Seiring perjalanan waktu, Ake Dodaga mulai tercemar karena warga transmigrasi Subaim yang tinggal di sekitarnya sering membuang, sampah rumah tangga, mencuci mobil, membuang sisa potongan sapi, mencuci sisa – sisa pupuk.

Masyarakat transmigran yang datang seringkali tidak menghargai kearifan lokal dan cerita rakyat karena memiliki pikiran sendiri.

306-Monitoring-Wilayah-dan-Hutan-Suku-Tobelo-Dalam-Dodaga-dengan-Teknologi-Seluler1-400x400.jpg

Karena budaya tidak berbaur dan cerita tidak sampai, hormat dan takut terhadap pelestarian sungai dan habitatnya tidak terjadi. Hasilnya? Beberapa jenis ikan, udang dan belut pun mulai sulit di dapat. “Dulu kami biasa dapat udang yang besar-besar, tapi sekarang sudah tidak ada. Itu karena warga trans Subaim sering buang sisa-sisa pupuk juga meracuni ikan dengan racun yang dibeli dari toko, akhirnya banyak ikan, udang dan belut yang mati” Kata Jems, salah satu warga Dodaga.

Laporan laporan ini dikumpulkan oleh Aliansi Masyarakat Adat Nasional: Maluku Utara dan diarsipkan via situs Lapor: Monitoring Hutan Adat yang menggunakan mesin ushaidi dan berbasiskan peta terbuka Open Street Map. Ciptamedia Seluler mendanai upaya ini via hibah agar pemetaan tanah masyarakat adat bisa dilakukan oleh masyarakat adat sendiri. Hibah diberikan atas dasar Keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengakui kepemilikan adat atas hutan membuat pemetaan akan hutan semakin mendesak. Maluku Utara juga sebuah daerah prioritas karena merupakan daerah dengan indikator pembangunan yang rendah.

Tags: