427 - Kami Warga Mengabarkan Bencana

Nama Inisiator

The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ)

Organisasi

The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ)

Topik

Meretas batas – kebhinekaan bermedia

Deskripsi Proyek

Kondisi geologis dan letak geografis dalam lintasan utama sabuk gunung api dunia, menyebabkan Indonesia secara alami menjadi kawasan rawan bencana lingkungan seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, atau dampak perubahan iklim. Kondisi ini diikuti pula oleh berbagai bencana lingkungan karena pengaruh aktivitas manusia.

Penanganan bencana lingkungan di Indonesia, baik bencana alam maupun akibat ulah manusia, membutuhkan dukungan informasi yang cepat dan akurat. Salah satu cara mengatasi kesenjangan informasi tersebut adalah melalui program paduan jurnalisme berbasis warga dan jurnalis profesional daerah rawan bencana.

Program berbasis warga dan jurnalis ini dirancang menyampaikan informasi bencana lingkungan dalam rentang yang luas mulai dari deteksi dini, kondisi daerah bencana, atau kondisi dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasi. Informasi yang dikirimkan oleh para warga ini akan ditampilkan di situs www.beritalingkungan.com. Selanjutnya, para jurnalis akan memperdalam dan memperkaya informasi tersebut sesuai kaidah-kaidah jurnalistik.

Setiap berita warga yang ditampilkan akan dilengkapi peta lokasi kejadian secara detil, sehingga lokasinya dapat diketahui lebih akurat. Situs ini akan menjadi mitra bagi situs-situs berita internet lain di berbagai daerah di Indonesia, serta dihubungkan dengan situs-situs internet milik lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang bekerja di sektor penanganan bencana lingkungan. Setiap hari situs akan mengirimkan newsletter berita terkini kepada para pelanggan melalui surat elektronik.

Masalah yang Diangkat

Masyarakat belum terlibat secara aktif dalam sebgai penyampai informasi dan berita bencana lingkungan, padahal masyarakat adalah mata dan telinga pertama untuk mengabarkan situasi yang terjadi. Kondisi geografis Indonesia berupa negara kepulauan besar dan kecil tidak memungkinkan semua kawasan dapat diliput oleh para jurnalis dalam waktu yang cepat. Pada saat yang sama, kebutuhan untuk mendapatkan informasi baik dalam format tulisan, audio dan visual, tidak serta merta dapat dipenuhi oleh sembarang masyarakat, antara lain karena tidak meratanya pemahaman penggunaan perangkat teknologi informasi dan standar jurnalisme pada warga, dan kendala lain seperti cuaca, transportasi dan infrastuktur yang hancur karen bencana. Ironisnya, kesulitan ini masih tetap menjadi kendala sampai saat ini, ketika kepemilikan telepon genggam sudah mencapai 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia dan terus mengalami peningkatan, begitu pula para pemakai internet dan perbaikan kualitas jaringan informasi, yang semestinya dapat dimaksimalkan untuk membantu manajemen bencana lingkungan..

Solusi

Terdapat kebutuhan untuk mengubah partisipasi warga dari pasif menjadi aktif dalam penyampaikan informasi kebencanaan, dengan mengembangkan situs berita www.beritalingkungan.com, sebagai situs berita bencana lingkungan. Anggota masyarakat di daerah-daerah yang teridentifikasi rawan bencana lingkungan, membutuhkan pelatihan pewarta warga (citizen journalist), dan akan masuk program mentoring oleh para wartawan lokal di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terdekat. Para jurnalis warga dilatih dua materi pokok yaitu tentang kebencanaan lingkungan dan jurnalistik. Materi manajemen bencana akan menghasilkan peserta yang mampu mendapatkan informasi yang layak dijadikan berita dalam setiap peristiwa bencana. Materi kedua adalah jurnalistik kebencanaan, yang akan menghasilkan peserta yang trampil menyampaikan berita sesuai standar jurnalistik, dan mampu memanfaatkan teknologi informasi seperti short message service (SMS), fasilitas video phone atau rekaman suara, dalam penyampaian beritanya. Situs ini akan dihubungkan dengan situs milik lembaga pemerintah, dan non-pemerintah, yang berkecimpung dalam penanganan bencana lingkungan. Setiap hari akan dikirimkan newsletter berita bencana kepada para mitra dan pelanggan.
Pihak yang diuntungkan melalui proyek ini adalah minimal 50 wartawan dari seluruh provinsi akan mendapatkan pelatihan jurnalistik bencana lingkungan dan menjadi mentor pewarta warga, minimal 100 warga dari 10 provinsi akan mendapatkan pelatihan jurnalistik bencana lingkungan pada tahun pertama, dan dilanjutkan 100 orang dari provinsi yang lain pada tahun kedua, warga masyarakat di daerah bencana adalah mereka yang akan mendapatkan manfaat terbesar dan lokasi mereka tersebar merata hampir di seluruh INdonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan lain-lain, dan pemerintah dan lembaga yang bergiat di sektor kebencanaan, termasuk kelompok swasta dan LSM yang ingin membantu para korban bencana lingkungan.

Target

Keuntungan langsung akan diperoleh oleh: 1.Minimal 50 wartawan dari seluruh provinsi akan mendapatkan pelatihan jurnalistik bencana lingkungan dan menjadi mentor pewarta warga 2. Minimal 100 warga dari 10 provinsi akan mendapatkan pelatihan jurnalistik bencana lingkungan pada tahun pertama, dan dilanjutkan 100 orang dari provinsi yang lain pada tahun kedua 3. Warga masyarakat di daerah bencana adalah mereka yang akan mendapatkan manfaat terbesar dan lokasi mereka tersebar merata hampir di seluruh INdonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan lain-lain. 4. Pemerintah dan lembaga yang bergiat di sektor kebencanaan, termasuk kelompok swasta dan LSM yang ingin membantu para korban bencana lingkungan

Indikator Sukses

1. Pada akhir program akan selesai dilatih minimal 200 anggota masyarakat umum untuk menjadi jurnalis inti di berbagai daerah di Indonesia.
2. Jumlah berita bencana yang masuk ke situs berita www.beritalingkungan.com minimal 3 berita per hari, atau minimal 10 berita per hari saat bencana lingkungan terjadi.
3. Pada akhir tahun kedua, situs berita telah terhubung dengan berbagai situs kebencanaan lainnya, sebagai jaringan di seluruh provinsi di Indonesia.
4. Memiliki jaringan sosial dan saluran di banyak kanal online yang terhubung dengan situs ini.

Lokasi

Jakarta

Dana yang Dibutuhkan

950 Juta Rupiah

Durasi Proyek

Januari 2012-Desember 2013 (2 tahun)