522 - Produksi Home Video untuk Home Broadcasting Online Media melalui Jejaring Sosial bagi siswa SMA/K di Semarang Solo dan Jogja

Nama Inisiator

Anak Wayang Indonesia

Organisasi

Anak Wayang Indonesia

Topik

Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media

Deskripsi Proyek

Proyek ini adalah pendampingan beberapa sekolah di tiga kota untuk membangun stasiun televisi yang menyiarkan karya jurnalistik maupun karya video (format lain) buatan mereka sendiri melalui Jejaring Sosial Facebook dengan prinsip mudah, murah, terorganisir, demokratis dan eksis.
Mudah: membuat program-program audio visual yang sederhana dan dapat dilakukan siapa saja.
Murah: memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitarnya, seperti handphone, Kamdig, Windows Movie Maker dsb.
Terorganisir: mampu membuat organisasi keredaksian yang bebas namun menyadari konsekuensi atas pilihannya.
Eksis: mampu menyuarakan aspirasi dan ekspresi (ini yang terpenting) kepada masyarakat luas.
Demokratis: setiap karya dapat diolah menjadi diskusi yang menarik dan melibatkan lebih banyak lagi partisipasi publik.
Program ini nantinya tidak hanya menekankan pada persoalan siswa, namun juga manjadi media bersama antara civitas akademika sekolah, karyawan, orang tua siswa hingga masyarakat di sekitar sekolah dan alumni, untuk membangun sinergitas dan promosi sekolah.
Pada tahap awal, kami akan mendampingi 3 sekolah dari 3 kota sebagai simulasi dari project ini. Selanjutnya setelah dana dari project ini selesai kami berharap sekolah mampu melanjutkan program ini secara mandiri, dan kami menyediakan diri menjadi konsultan bagi sekolah atau komunitas lain yang tertarik mengadopsi program yang sederhana ini.

Masalah yang Diangkat

Masalah utama yang hendak diatasi adalah maraknya penggunaan gadget seperti handphone maupun smartphone yang makin murah, canggih dan memiliki banyak fitur yang meresahkan orang tua dan sekolah. Keresahan ini disebabkan karena fasilitas tersebut banyak digunakan siswa untuk berbagai aktivitas yang dianggap negatif, antara lain akses pornografi, merekam bullying, maupun untuk mencontek. Penyebabnya karena siswa tidak melek media sehingga tidak mampu menggunakan media canggih yang mereka miliki. Di lain sisi, media-media yang dianggap meresahkan ini sebetulnya dapat digunakan sebagai alat pengembangan diri dan sekaligus media ekspresi bagi anak muda yang pada umumnya sedang dalam tahap pencarian jati diri. Dari sini persoalan teknis selanjutnya dapat dipetakan, pertama adalah bagaimana dapat memberikan pengertian bagi remaja tentang penggunaan media yang ‘melek’. Kedua. Bagaimana menjadi patner bagi remaja untuk dapat menggunakan media secara melak? Masalah terakhir yang ingin diatasi adalah bagaimana memberi arah kepada remaja untuk memanfaatkan media sebagai alat pengembangan diri dan alat ekspresi.

Solusi

Untuk mengatasinya diperlukan pola pendidikan melek media dengan strategi yang tepat bagi siswa, yaitu melalui sebuah kegiatan yang mengakomodir kebutuhan remaja yaitu ruang eksistensi, ruang ekspresi dan fasilitasi terhadap adrenalin. Program Home Broadcasting Online Media ini sangat tepat karena mampu mengakomodir ruang eksistensi siswa menjadi perhatian diantara peer group-nya, Ruang ekspresi hadir melalui kreatifitas dalam membuat program, dan adrenalin terolah melalui sistem pengorganisasian redaksi yang membutuhkan energy yang cukup besar. Program ini diharapkan dapat memberi nilai bagi diri remaja dan lingkungannya. Remaja juga diharapkan mendapat kepekaan social denagn belajar dari realita sosial di sekitarnya. Dalam hal kehidupan bermedia, peserta diharapkan mampu menggunakan dan mengendalikan media untuk dirinya dan lingkungannya, dan bukan dikendalikan oleh media. Remaja juga diharapkan mampu menilai media tidak sekedar menurut fungsi dan kegunaannya,namun manfaat apa yang dapat digunakan untuk pengembangan diri, ekspresi dan proses pencarian jatidiri yang positif.
Pihak yang akan menerima manfaat dari proyek ini adalah siswa yang mengikuti program ini beserta group. Penerima manfaat lain adalah sekolah sebagai institusi, guru, orang tua murid, alumni dan warga sekitar sekolah. Lebih luas lagi program ini bermanfaat bagi sesama peserta program ini dalam sebuah jejaring broadcasting sekolah ini.

Target

siswa yang mengikuti program ini beserta group. Penerima manfaat lain adalah sekolah sebagai institusi, guru, orang tua murid, alumni dan warga sekitar sekolah. Lebih luas lagi program ini bermanfaat bagi sesama peserta program ini dalam sebuah jejaring broadcasting sekolah ini.

Indikator Sukses

Setiap organisasi peserta mampu melakukan rapat redaksi/program secara berkala, dengan setidaknya 3 posting karya video setiap minggunya, dan peserta mampu mengelola respon diskusi interaktif dari setiap komentar yang masuk. Program dianggap sangat berhasil jika di akhir program ini, sekolah yang dilibatkan dapat mengelola sendiri medianya, dan bahkan mampu memfasilitasi dan melakukan transfer pengetahuan dengan sekolah lain yang tertarik mereplikasi program tersebut, baik dengan biaya sendiri atau bantuan sponsor. Bagi masyarakat umum sendiri, diharapkan program ini dapat menjadi inspirasi untuk dapat diterapkan dilingkungannya masing-masing, mengingat program tepat guna ini sebenarnya sangat aplikatif diterapkan untuk semua jenis komunitas, baik sekolah, organisasi kepemudaan, organisasi hoby, organisasi massa, kampung dan sebagainya

Lokasi

Sleman, DI Yogyakarta

Dana yang Dibutuhkan

470 Juta Rupiah

Durasi Proyek

Februari 2012-Januari 2013