528 - Peningkatan Melek Literacy dan Cerdas Informasi Masyarakat Pedesaan melalui Pengembangan Simpul Pewarta Warga Indonesia Kecamatan dan Desa

Nama Inisiator

Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)

Organisasi

Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)

Topik

Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media

Deskripsi Proyek

Impian PPWI adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang melek tulis-baca secara aktif-kreatif, menjadikan kegiatan baca-tulis sebagai kesehariannya, komunis warga yang mampu membaca keadaan sekitar dan merekamnya dalam berbagai bentuk yang mereka dapat lakukan, termasuk menggunakan berbagai peralatan teknologi informasi. Untuk itu, warga perlu dilibatkan secara teknis masuk ke dalam dunia jurnalistik yang mengharuskan setiap aktivis-jurnalis bergiat menekuni dunia membaca, menulis, menyebarkan informasi/gagasan, dan merespon setiap feed-back dengan cerdas-kreatif menggunakan nalar. PPWI sejak awal dengan segala keterbatasannya mendorong percepatan melek literacy, melek media, dan cerdas informasi melalui diklat jurnalistik, tulis-menulis, fotografi, video, dll. Sayangnya, sasaran baru sebatas komunitas yang mudah dijangkau seperti kampus/sekolah, komunitas tertentu, dan dinas/instansi.
Melalui dukungan CiptaMedia, PPWI akan melakukan program diklat jurnalistik warga kepada warga desa/kelurahan dan membentuk simpul-simpul pewarta warga di setiap kecamatan dan desa sasaran. Kemampuan jurnalistik akan menjadi bekal dalam melakukan aktivitas mengumpulkan, menyimpan, mengolah/menganalisa, dan mempublikasikan informasi dari kecamatan/desa tempat domisili warga. Selanjutnya, dibentuk simpul dan sub-simpul yang akan menjadi jalur komunikasi dan koordinasi lanjutan bagi setiap pewarta warga kecamatan/desa. Monitoring, evaluasi, dan bimbingan akan dilakukan terus-menerus secara berjenjang oleh pengurus PPWI di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional, agar proses melek literacy dan cerdas informasi dapat menular ke desa yang belum tersentuh program ini.

Masalah yang Diangkat

Kurangnya kemampuan warga masyarakat kebanyakan (jelata) di pedesaan dalam bidang yang berhubungan dengan tulis-menulis, rekam informasi dan situasi lingkungan, fotografi, dan apalagi video. Kelemahan itu tentu saja berlanjut pada ketidak-mampuan dalam hal publikasi informasi segala kejadian dan keadaan yang ada di sekitarnya. Termasuk ketidak-berdayaan menyampaikan gagasan, pemikiran kreatif, dan usulan solusi kepada publik. Keterbatasan mayoritas warga pedesaan kita tersebut berkorelasi terhadap ketidak-mampuan memahami secara baik segala informasi yang disuguhkan media massa kepada mereka yang pada gilirannya sering melahirkan respon yang kurang tepat terhadap informasi yang didapatkan melalui media massa tersebut. Jadilah warga masyarakat Indonesia di desa-desa mendapat julukan sebagai masyarakat buta literacy dan buta informasi yang selalu menjadi korban media massa mainstream belaka. Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan, tapi harus diatasi melalui peningkatan kemampuan warga desa di bidang jurnalistik (ala warga).

Solusi

Strategi yang dipandang baik dan tepat untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah dengan melibatkan warga desa dalam kegiatan jurnalistik ala pewarta warga yang tidak perlu harus meninggalkan pekerjaan utamanya, dan menjadi wartawan. Untuk itu, kita perlu membuka akses langsung masyarakat desa ke dalam dunia jurnalisme, mengajak mereka memasuki dunia publikasi media massa secara aktif di sela-sela aktivitas utama mereka sehari-hari. Secara teknis, perlu dilakukan pendidikan dan latihan (diklat) jurnalistik bagi warga desa agar mereka trampil mengumpulkan, menyimpan, mengolah/mengalisis, dan mempublikasikan informasi yang ada di sekelilingnya. Untuk memelihara dan mengembangkan kegiatan jurnalistik warga desa dan terbina dengan baik, penting sekali dibentuk simpul-simpul pewarta warga desa dan kecamatan yang anggota awal diisi oleh peserta diklat.
Pihak yang akan menerima manfaat dari proyek ini adalah masyarakat dari berbagai lapisan pedesaan/kelurahan di daerah-daerah. Secara khusus, mereka yang dapat memperoleh manfaat langsung berjumlah 9100 orang, yang terdiri atas 7000 orang pewarta desa/kelurahan (sub-simpul desa/kelurahan) dan 2100 orang pewarta kecamatan (simpul kecamatan) di 1400 desa/kelurahan dan 140 kecamatan pada 28 kabupaten/kota yang sudah terdapat kepengurusan DPC/DPD PPWI-nya saat ini.

Target

Strategi yang dipandang baik dan tepat untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah dengan melibatkan warga desa dalam kegiatan jurnalistik ala pewarta warga yang tidak perlu harus meninggalkan pekerjaan utamanya, dan menjadi wartawan. Untuk itu, kita perlu membuka akses langsung masyarakat desa ke dalam dunia jurnalisme, mengajak mereka memasuki dunia publikasi media massa secara aktif di sela-sela aktivitas utama mereka sehari-hari. Secara teknis, perlu dilakukan pendidikan dan latihan (diklat) jurnalistik bagi warga desa agar mereka trampil mengumpulkan, menyimpan, mengolah/mengalisis, dan mempublikasikan informasi yang ada di sekelilingnya. Untuk memelihara dan mengembangkan kegiatan jurnalistik warga desa dan terbina dengan baik, penting sekali dibentuk simpul-simpul pewarta warga desa dan kecamatan yang anggota awal diisi oleh peserta diklat.

Indikator Sukses

Ukuran keberhasilan proyek/program adalah tinggi rendahnya prosentase dari angka yang dicapai pada setiap 5 poin berikut:

1. Tersedianya 9100 orang pewarta warga desa dan pewarta warga kecamatan yang memiliki kemampuan dasar jurnalistik yang dalam kesehariannya dapat melakukan kegiatan : mengumpulkan, menyimpan, mengolah/menganalisa, dan mempublikasikan informasi ala jurnalis masyarakat melalui berbagai sarana, fasilitas, dan media yang ada.
2. Terbentuknya 140 simpul pewarta warga kecamatan pada 140 kecamatan sasaran program yang dikelola oleh 15 pewarta warga yang sudah dilatih di setiap kecamatan.
3. Terbentuknya 2100 sub-simpul pewarta warga desa/kelurahan di 2100 desa sasaran program yang dikelola oleh 5 pewarta warga yang sudah dilatih di setiap desa.
4. Tersedianya minimal 9100 hasil karya jurnalistik warga dalam berbagai bentuk (tulisan, rekaman, foto, video, dan lain-lain) dari setiap pewarta warga yang sudah dilatih setiap minggu, dengan asumsi setiap pewarta warga desa dan kecamatan menghasilkan 1 hasil karya.
5. Terpublikasikannya minimal 9100 hasil karya jurnalistik warga dalam berbagai bentuk (tulisan, rekaman, foto, video, dan lain-lain) dari setiap pewarta warga yang sudah dilatih setiap minggu, dengan asumsi setiap pewarta warga desa dan kecamatan menghasilkan 1 hasil karya.
Angka-angka dan prosentase setiap poin di atas akan diketahui berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi mingguan yang akan dilakukan secara berjenjang oleh DPC, DPD, dan DPN PPWI secara terus-menerus.

Lokasi

DKI Jakarta

Dana yang Dibutuhkan

2,73 Miliar Rupiah

Durasi Proyek

Januari – Desember 2012 (12 bulan)