699 - Ibu rumahtangga di Yogyakarta memantau siaran televisi

Nama Inisiator

Masyarakat Peduli Media Yogyakarta

Organisasi

Masyarakat Peduli Media Yogyakarta

Topik

Pemantauan media

Deskripsi Proyek

Proyek ini adalah sebuah upaya untuk memantau media, khususnya siaran televisi. Kami punya gagasan ingin mengajak warga bersama-sama mengamati apa yang mereka tonton. Mereka yang akan kami ajak memantau acara televisi adalah ibu-ibu rumah tangga di Yogyakarta, karena kebanyakan pemirsa layar kaca tersebut adalah ibu rumah tangga.

Program ini tidak berdiri sendiri, sebelumnya Masyarakat Peduli Media selama 3 tahun terakhir telah melakukan program pendidikan melek media, dengan kelompok sasaran ibu rumah tangga di beberapa wilayah di Yogyakarta. Kali ini, Koalisi Televisi Sehat Yogyakarta, terlebih dahulu akan membuka diri sebagai lembaga yang menerima pengaduan warga atas tontonan yang mereka anggap menyebalkan. Selain itu, kami akan memilih sejumlah 100 rumah tangga di Yogyakarta untuk diajak secara aktif memantau acara televisi dengan mengisi lembar pantauan yg disediakan, mengisinya secara deskriptif. Mereka bebas untuk memberi catatan atas acara televisi yang mereka tonton.
Hasil pengaduan baik secara menggunakan SMS maupun pengaduan langsung, berikut hasil catatan pantauan acara televisi oleh para responden yang dipilih, menjadi bahan bagi proses dialog dengan media televisi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan pemangku kepentingan lain. Upaya ini sekaligus untuk mendorong penguatan Komisi Penyiaran Indonesia, sebagai lembaga yang punya wewenang dalam bidang penyiaran di Indonesia. Diluar itu, kami akan secara aktif melakukan kampanye melek media, bagi kelompok warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga melalui berbagai media, forum dan kelompok diskusi yang secara rutin akan diselenggarakan.

Masalah yang Diangkat

Kita tentu telah mafhum benar bahwa tayangan televisi di negeri ini sudah sangat bebas. Rating menjadi “Tuhan” bagi pengelola media televisi untuk memperebutkan kue iklan yang bernilai trilyunan rupiah. Namun, sayangnya para pengelola media televisi komersial tersebut masih cenderung abai untuk menayangkan program yang berdampak baik bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kosusumerisme, dan perubahan perilaku masyarakat kita cukup signifikan dipengaruhi oleh tayangan televisi.
Masyarakat perlu disadarkan sekaligus diajak bersama-sama memantau acara televisi, selain sebagai upaya penyadaran warga atas tayangan televisi, juga untuk memberikan umpan balik terhadap pengelola televisi agar lebih bertanggungjawab dalam menyiarkan program. Pendeknya, kepongahan media televisi komersial harus diingatkan! Dan Warga yang akan mengingatkannya karena lembaga negara yang semestinya punya wewenang regulator televisi bahkan tak berdaya menghadapi perilaku stasiun-stasiun televisi tersebut. Untuk itu, kami ada bersama warga memantau lalu menolak ketidakadilan praktek pertelevisian di Indonesia.

Solusi

Lembaga pengaduan masyarakat atas perilaku tayangan televisi kami pakai sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat. Untuk mendekatkanya dengan jangkauan masyarakat, kami akan melakukan beberapa langkah: Pertama, menyediakan sistem informasi berbasis website untuk publikasi dan pengaduan atas tayangan televisi menggunakan SMS Gateway. Kedua, menyelenggarakan pertemuan warga diberbagai kampung di Yogyakarta untuk melakukan pendidikan media literasi, sekaligus sosialisasi pemantauan terhadap acara televisi. Ketiga, memilih 100 rumahtangga untuk secara aktif melakukan pemantauan terhadap siaran televisi. Keempat, melakukan kajian, diskusi dan menganalisis hasil pengaduan (baik SMS, maupun hasil pantauan tertulis warga). Kelima, melakukan dialog dengan pemangku kepentingan. Keenam, memfasilitasi pengaduan warga kepada Komisi Penyiaran Indonesia untuk ditindaklanjuti. Dan Ketujuh, mengawal proses pengaduan yang telah disampaikan pada KPI sampai tuntas.
Selain itu, kami akan melakukan diskusi publik secara luas untuk memperluas jaringan dan gagasan pentingnya media literasi dan kampanye massif tentang pentingnya memantau televisi agar banyak pihak terlibat dalam gerakan media literasi.

Yang diuntungkan:
1) 100 Rumahtangga yang terlibat langsung dalam pemantauan, 2) Warga di 10 kampung yang menjadi kelompok sasaran, 3) Sivitas akademik dari 4 kampus yang terlibat dalam program, 4) 7 organisasi jaringan Koalisi Masyarakat Yogyakarta untuk Televisi Sehat, 5) Komisi Penyiaran Indonesia.

Target

1) 100 Rumahtangga yang terlibat langsung dalam pemantauan, 2) Warga di 10 kampung yang menjadi kelompok sasaran, 3) Sivitas akademik dari 4 kampus yang terlibat dalam program, 4) 7 organisasi jaringan Koalisi Masyarakat Yogyakarta untuk Televisi Sehat, 5) Komisi Penyiaran Indonesia.

Indikator Sukses

Secara kuantitatif ukurannya adalah :
1) 10 kampung di Yogyakarta mendapatkan pendidikan media literasi
2) 100 rumah tangga terpilih dapat aktif dalam melakukan pemantauan acara televisi
3) Sedikitnya ada 100 pengaduan atas acara televisi setiap 2 bulan, baik melalui SMS, pengaduan langsung maupun hasil pantauan aktif rumah tangga terpilih.
4) 75 ibu rumahtangga lebih melek media dengan ukuran pre dan post test sebelum dan sesudah kegiatan pemantauan dilakukan.
5) 1 dokumen hasil analisis pengaduan tersusun sebagai bahan untuk dialog dan diskusi dengan pemangku kepentingan setiap 2 bulan.
6) 4 kali diskusi dan dialog terbuka dengan pemangku kepentingan (media televisi, pemerintah, KPI, LSM, Akademisi, Kelompok Warga, dll) tentang hasil pemantauan media televisi di Yogyakarta.
7) 1 Buku tentang pengalaman pemantauan televisi oleh Warga di Yogyakarta sebagai bahan pengetahuan.

Lokasi

Yogyakarta

Dana yang Dibutuhkan

200 Juta Rupiah

Durasi Proyek

Januari 2012-Desember 2012 (12 bulan)