814 - Memperkuat Komunitas Kesenian Tradisi di Semarang Melalui Informasi

Nama Inisiator

Budi Santoso Foundation

Organisasi

Budi Santoso Foundation

Topik

Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media

Deskripsi Proyek

Aktivitas dalam proyek ini bertujuan untuk memperkuat komunitas-komunitas kesenian tradisi, agar: (1) menjadi bagian penting dari pelestarian dan pengembangan budaya Jawa di Jawa Tengah, (2) menjadi penyeimbang penting bagi perkembangan kota yang sangat ekonomistik dan transaksional. Di Semarang, ada cukup banyak komunitas kesenian tradisi di Semarang. Yang paling “legendaris” adalah kelompok Wayang Orang/ Ketoprak Ngesti Pandowo. Di luar itu ada kelompok belajar mendalang, karawitan, pranatacara, dan lain-lain. Mereka berdiri sendiri-sendiri dan tak saling berkomunikasi satu dan lainnya. Sebagian dari kelompok itu dalam kondisi inferior, baik secara ekonomi maupun psikologi. Secara pragmatis, agar bisa lebih berperan dalam perkembangan masyarakat, mereka harus mampu (atau dibekali kemampuan) untuk mengekspresikan kegiatannya melalui media, harus mampu mengakses media, serta saling berkomunikasi dan memperkuat diri, melalui penciptaan media bersama komunitas kesenian tradisi.

Masalah yang Diangkat

Terdapat “ketidakadilan” bagi komunitas-komunitas kesenian tradisi Jawa. Di satu sisi, mereka menjadi pemelihara dan pelestari kesenian yang kaya (misalnya: di dalam kesenian ketoprak, ada unsur seni music, lukis, drama, dan upaya pelestarian bahasa Jawa). Tapi mereka cenderung makin teraleniasi dalam perkembangan zaman. Ada dua masalah. Pertama, komunitas kesenian tradisi ini tidak mampu mengomunikasikan kekayaan kesenian yang dijaganya, dalam konteks perkembangan zaman yang baru. Kedua, di sisi lain, masyarakat (sebagai “pasar”) tidak mengapresiasi kekayaan budaya itu.

Solusi

Pada komunitas-komunitas “penjaga kesenian tradisi Jawa” perlu diyakinkan akan peran penting mereka dalam perkembangan peradaban masyarakat, yaitu memberi warna penting bagi perkembangan peradaban masyarakat. Mereka harus mampu mengomunikasikan kegiatan itu kepada publik. Aktivitasnya berupa: workshop motivasi akan peran penting komunitas, workshop unsur-unsur baru yang bisa diadopsi dalam kesenian tradisi, workshop pemahaman akan kebutuhan masyarakat (pasar) akan kesenian, akses informasi kegiatan kesenian untuk media massa, training kemampuan (menulis) untuk menginformasikan aktivitas kesenian, serta pembuatan media bersama (dwi bulanan) dan blog berkaitan dengan aktivitas kesenian. Sementara itu, pada masyarakat, perlu ada upaya untuk mengapresiasi kekayaan kesenian tradisi. Langkah-langkah yang dilakukan: publikasi kekayaan-kekayaan kesenian tradisi, publikasi aktivitas komunitas penjaga kesenian tradisi, lomba-lomba kesenian tradisi (wayang orang, ketoprak, dsb.) membawa komunitas kesenian ke sekolah-sekolah maupun kelompok mahasiswa, mengupayakan citra yang lebih muda atas kesenian tradisi –misalnya memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan kaum muda.
Pihak yang menerima manfaat adalah komunitas kesenian tradisi, karena mereka lebih percaya diri berperan dalam perkembangan peradaban masyarakat kota, masyarakat kota, mereka lebih punya alternatif untuk mengapresiasi dan mengembangkan kesenian tradisinya, dan wisatawan pengunjung kota (Semarang), mereka punya lebih banyak pilihan pertunjukan kesenian tradisi untuk ditonton, atau juga untuk dipelajari.

Target

Komunitas kesenian tradisi, karena mereka lebih percaya diri berperan dalam perkembangan peradaban masyarakat kota. Masyarakat kota, mereka lebih punya alternatif untuk mengapresiasi dan mengembangkan kesenian tradisinya. Wisatawan pengunjung kota (Semarang), mereka punya lebih banyak pilihan pertunjukan kesenian tradisi untuk ditonton, atau juga untuk dipelajari.

Indikator Sukses

1. Jumlah aktivitas kesenian tradisi lebih tinggi.
2. Ada informasi di media massa secara regular (harian) tentanga aktivitas kesenian tradisi. Sebagian besar informasi itu diproduksi oleh anggota komunitas kesenian tradisi itu.
3. Terbit majalah komunitas kesenian tradisi Jawa secara regular (dwi bulanan), sebanyak enam kali dalam rentang waktu 1 tahun.
4. Ada web / blog komunitas kesenian tradisi (5) Ada kegiatan-kegiatan kreatif untuk “memudakan” kesenian tradisi Jawa.

Lokasi

Semarang

Dana yang Dibutuhkan

600 Juta Rupiah

Durasi Proyek

1 tahun (Januari – Desember 2012)