67 - Batik Damar Kurung: "Sedap Dipandang, Enak Disandang"

Nama Inisiator

Aniendya Christianna dan Tim

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

8 tahun

Contoh Karya

CONTOH KARYA.pdf

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini berupa pameran karya batik kolaborasi tim pemohon dan pengrajin batik lokal. Pameran karya batik tidak hanya didisplay tapi juga akan diparadekan dalam fashion show, bekerja sama dengan komunitas pelestari Damar Kurung, model dan stylish professional. Diadakan pada Bulan Mei 2018 di Kampung Kemasan: Kampung dengan arsitektur perpaduan Kolonial dan Tiongkok. Dikerjakan secara gotong royong oleh tim pemohon (dosen Univ. Kr. Petra Mata Kuliah Art and Craft dan Fashion Design), pengrajin batik lokal, Komunitas pelestari Damar Kurung, warga Kampung Kemasan Gresik dan mahasiswa. Masyarakat pada umumnya berpersepsi bahwa seni hanyalah konsumsi kalangan tertentu dalam galeri tertutup. Kampung menjadi pilihan lokasi yang tepat dengan pertimbangan seluruh masyarakat dari berbagai kalangan dapat menikmati rangkaian proyek ini. Catwalk di jalanan kampung juga menjadi adalah hal yang unik dan segar bagi masyarakat. Timeline Proyek: Maret-April 2018 : Tim pemohon mengerjakan motif batik berdasarkan ragam hias Damar Kurung bekerja sama dengan pengrajin batik di Gresik. April-Mei 2018 : Tim pemohon dengan pengrajin batik dan komunitas pelestari Damar Kurung di Gresik bekerja sama untuk mempersiapkan pameran dan parade fashion show di Kampung Kemasan. Mei 2018 : Publikasi dan pelaksanaan kegiatan

Latar Belakang Proyek

Sejak UNESCO menetapkan Batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada Bulan Oktober 8 tahun yang lalu, banyak wilayah di Indonesia telah berupaya mengeksplorasi keunikannya sebagai inspirasi motif batik khas wilayahnya. Demikian pula dengan Gresik, salah satu kawasan pesisir dan pusat industri di Provinsi Jawa Timur. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang didominasi perindustrian, secara perlahan telah mengikis ciri khas budaya khas Gresik. Gresik memiliki tradisi khas yang dapat menjadi sumber inspirasi motif Batik, yakni Damar Kurung. Damar Kurung merupakan budaya lentera khas Gresik yang kini mulai memudar karena fungsinya tak lagi relevan dengan zaman. Damar Kurung pada mulanya merupakan lentera yang dinyalakan sepanjang bulan puasa untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Lentera ini digunakan sebagai penanda bagi masyarakat yang menunaikan ibadah puasa untuk melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Terdapat ragam hias yang khas pada kertas pembungkus lentera yang menggambarkan situasi sosial-ekonomi-kultur masyarakat Gresik. Digambarkan secara unik, dekoratif, naïf, 2 dimensi, tanpa perspektif, layaknya relief candi. Sriati Masmundari (1909-2015) adalah satu-satunya seniman perempuan Gresik yang konsisten mengembangkan dan melestarikan Damar Kurung dengan teknik dan gaya gambar yang khas. Masmundari meninggal dunia pada tahun 2015 di usia lebih dari seabad, sepeninggalnya Damar Kurung diujung kepunahan.

Masalah yang Diangkat

Damar Kurung tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gresik dan pemikiran seniman perempuan bernama Masmundari. Sepeninggalnya berbagai masalah bermunculan: 1. Sejak Masmundari meninggal pada tahun 2015, keluarga tidak ada yang melanjutkan perjuangan pelestariannya. Beberapa karya dijual dengan bebas dan minim pertimbangan, dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sehingga dokumentasi dan pelacakan karya Masmundari sulit dilakukan. 2. Penelitian tentang Damar Kurung telah banyak dilakukan tetapi sebatas kronologi sejarahnya. Belum banyak yang membahas tentang ideolog di balik karya Masmundari. Pemohon pernah melakukan sebuah penelitian bertajuk ‘The Representation of Javanese Women in Damar Kurung Painting’, menjelaskan tentang posisi penting perempuan dalam dunia kosmos Jawa. Informasi tentang hal ini masih tergolong sedikit. Kearifan lokal Damar Kurung perlahan dapat punah jika tidak diwujudkan dalam suatu pembelajaran yang relevan dengan generasi masa kini. 3. Generasi muda memandang Damar Kurung sebagai artefak masa lampau yang patut dilestarikan (saja). Proyek ini diharapkan menjadi jembatan generasi tua (yang diwakilkan keluarga Masmundari dan pengrajin batik) dengan generasi muda (komunitas dan mahasiswa) untuk bersama-sama melestarikan Damar Kurung. 4. Batik khas Gresik yang dikenal terbatas pada batik sisik bandeng. Warna dan komposisinya cenderung cocok dikenakan untuk generasi tua. Faktor inilah yang menyebabkan generasi muda Gresik enggan mengenakan batik khas Gresik

Indikator Sukses

- Liputan Media Massa. - Mampu bekerja sama dengan pengrajin batik lokal. - Mampu mendorong dan bekerja sama dengan kontributor pameran yang beragam (generasi tua dan muda). - Mampu menarik penonton yang beragam (generasi tua dan muda). - Memperkaya produk turunan yang terinspirasi dari ragam hias Damar Kurung - Menawarkan alternatif motif batik khas Gresik. - Menawarkan sudut pandang yang baru dalam pelestarian Damar Kurung yang tidak terbatas berbentuk lentera saja.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.50 Juta

Durasi Proyek

3 bulan