1026 - AMBU Creative Shelter: Seri Residensi Seni

Nama Inisiator

Ayda Khadiva

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

1.5 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

AMBU Creative Shelter adalah sebuah naungan untuk perempuan pelaku kreatif yang memiliki hambatan atau kesulitan berkarya. Ambu dalam budaya Sunda Buhun berarti “ratu ibu, dewi yang merawat dan melindungi lingkungan hidup. AMBU Creative Shelter adalah upaya Fat Velvet untuk memberikan kontribusi kepada perempuan kreatif, dan masyarakat secara umum. Fokus proyek ini adalah upaya membantu dan memberdayakan perempuan yang memiliki hambatan berkarya ini melalui serangkaian acara kesenian yang diselenggarakan masing-masing 2 bulan menggunakan model program residensi. Kategori residensi adalah: • Enam perempuan korban kekerasan seksual, dan kekerasan dalam hubungan, bekerja sama dengan Samahita Bandung • Satu penulis, satu aktris/performer, dan satu perupa perempuan yang pernah/sedang menjalani peran sebagai ibu tunggal di bawah umur 35 tahun. • Satu penulis, satu aktris/performer, dan satu perupa perempuan di akhir usia produktif (45-55 tahun). Sebagai output, Fat Velvet akan menyelenggarakan empat event pameran. Tiga event pertama adalah pameran hasil karya seni program residensi yang telah dilakukan selama dua bulan sebelumnya, sedangkan event keempat merupakan pameran arsip yang menyediakan informasi lebih holistik mengenai perkembangan seni oleh dan untuk perempuan pada masa ini. Keempat pameran ini penting untuk dihadirkan kepada publik sebagai gambaran statistik mengenai kondisi perempuan pada saat ini, secara spesifik pada bidang kreatif.

Latar Belakang Proyek

Seri residensi AMBU Creative Shelter akan dibuka dengan program bertajuk “RISE AGAINST VIOLENCE”. Menurut data BPS tahun 2014, di Kota dan Kabupaten Bandung terdapat 1.529 laporan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Provinsi Jabar merupakan provinsi ketiga paling rawan pelecehan dan kekerasan seksual. Untuk merespon hal tersebut, Fat Velvet bekerjasama dengan Samahita Bandung. Yang akan dilakukan adalah melakukan pendampingan 6 korban kekerasan seksual melalui art therapy. Program residensi kedua yang bertajuk Single Mothers in Residence bertujuan melawan stigma bahwa ibu otomatis terhenti karirnya, terutama di bidang seni. Menjadi ibu tunggal mewajibkan seorang perempuan memiliki karier yang menjamin kelangsungan finansial keluarganya, namun hal ini terkadang membatasi potensi aktualisasi diri. Ini membuat Fat Velvet tergerak untuk memberikan bantuan yang memudahkan ibu-ibu tunggal muda yang terputus dari kegiatan berkarya untuk kembali berkarya. Fat Velvet juga fokus pada perempuan-perempuan di akhir usia produktif dalam rentang usia 45-55 tahun dengan anggapan bahwa perempuan di akhir usia produktif, kurang mendapatkan kesempatan mengembangkan diri sebagai praktisi seni. Basis argumen kami bahwa siapapun yang ingin maju dalam berkesenian dapat melakukannya tanpa dibatasi umur. Jika ibandingkan dengan seniman laki-laki di usia ini, jumlah seniman perempuan jauh lebih sedikit, maka penting ada platform bagi perempuan untuk melakukan hal yang sama.

Masalah yang Diangkat

Program residensi adalah sebuah kesempatan yang mengundang perupa, akademisi, kurator, dan profesi kreatif lainnya untuk bergabung dalam sebuah program yang diselenggarakan dalam batas waktu dan lokasi tertentu. Dalam berjalannya program, para peserta diberi waktu untuk melakukan refleksi, penelitian, presentasi, produksi, dan pendalaman mengenai budaya yang mereka temui dalam program residensi. Program residensi juga memberikan kesempatan bagi pesertanya untuk mengeksplorasi praktik mereka dalam sebuah komunitas; bertemu dengan orang-orang baru, mencoba material baru, serta merasakan kehidupan dalam lokasi spesifik yang mengintegrasikan pengalaman hidup mereka dalam karya yang mereka hasilkan. Oleh karena itu, Fat Velvet menilai program residensi sebagai salah satu model yang efekif serta kontekstual sebagai inkubator proses kreatif. Model seri residensi merupakan sebuah terobosan baru yang diformulasi Fat Velvet untuk memelihara baik pelaksana, peserta, maupun penikmat acara dalam suasana festival, dimana sebuah rangkaian acara mengeluarkan konten berkelanjutan dan holistik.

Indikator Sukses

-Menyediakan ruang dimana perempuan dapat terfasilitasi untuk berkarya bersama, dan sustainable -Memberikan kanal agar peserta dapat merasa terhubung kembali dengan seni, juga medan sosial seni secara umum -Setiap pameran menghadirkan minimum 300 orang dalam rentang usia 13-60 tahun -Setiap diskusi dan aktivitas sosial menghadirkan minimum 50 orang dalam rentang usia 13-60 tahun -Menyadarkan masyarakat akan potensi perempuan praktisi seni yang jarang diangkat sebelumnya -Melahirkan praktisi seni baru di akhir usia produktif -Membuka diskursus baru di kalangan seni, maupun masyarakat umum -Menjadi pemantik bagi komunitas lain untuk mengangkat permasalahan sosial melalui cara yang kreatif -Mengurangi hegemoni patriarki dalam medan seni

Dana yang Dibutuhkan

Rp.152 Juta

Durasi Proyek

9 bulan