1029 - : Kolaborasi antara Pengrajin dan Seni Kontemporer

Nama Inisiator

ANDAJANI TRAHAJU

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

10 tahun

Contoh Karya

IMG-20160304-WA0071.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Indonesia memiliki banyak bahan dasar organik yang dapat dibuat menjadi karya kerajinan. Produk kerajinan dari bahan organik Indonesia sangat beragam baik yang berasal dari bambu, enceng gondok, pelepah pisang, daun mendong dan masih banyak lagi telah dikenal di mancanegara. Oleh sebab itu Indonesia dikenal sebagai negara eksportir terbesar kerajinan yang dibuat oleh tangan (handmade). Tangan-tangan terampil para perempuan pengrajin tersebut cukup dikagumi oleh bangsa lain. Namun karya-karya kerajinan yang ada saat ini kebanyakan masih bersifat tradisi dan dekoratif. Berlatar belakang Master Ikebana dari Sekolah Ohara di Jepang dan sedikit banyak belajar tentang seni kontemporer, kami ingin mengangkat penggunaan bahan organik yang biasa digunakan oleh seniman Ikebana ke dalam Seni Kontemporer. Selain mengangkat bahan organik sebagai media dalam seni rupa kontemporer, kami juga ingin melibatkan para perempuan pengrajin untuk berkarya seni kontemporer. Seperti diketahui bahwa seni kontemporer sudah berkembang di Indonesia sejak tahun 1970, oleh karenanya memanfaatkan karya kerajinan yang dibuat oleh para pengrajin menjadi sebuah karya seni kontemporer merupakan sebuah cara untuk memberikan pengertian kepada para pengrajin akan pentingnya menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah utama dalam berkarya.

Latar Belakang Proyek

Perkembangan seni rupa Indonesia kini melaju bersama perkembangan seni rupa lain yang dihasilkan berbagai masyarakat di dunia. Perkembangan ini disebut seni rupa kontemporer yang dianggap sebagai cermin perkembangan dan perubahan masyarakat kontemporer yang bersifat global. Perkembangan seni rupa kontemporer, dalam pemahaman dan praktiknya, tidak hanya mengandung unsur tradisi saja, tetapi bahkan berkembang lebih agresif menjelajahi kemungkinan-kemungkinan pengalaman manusia pada masa mendatang yang didorong oleh interaksi perkembangan ekonomi dan perkembangan teknologi informasi yang bersifat global. Dalam hal berkarya, kolaborasi merupakan salah satu hal yang biasa dilakukan oleh seniman. Kolaborasi bisa dilakukan secara lintas disiplin maupun lintas budaya. Kolaborasi lintas budaya penting, karena dengan mempelajari budaya orang lain, kita akan lebih tahu budaya kita sendiri. Berbekal pengalaman sebagai guru Ikebana sejak tahun 2004 sampai saat ini, dan lebih dari lima tahun terlibat dan mengikuti perkembangan pameran-pameran yang dilakukan oleh galeri-galeri di Indonesia, masih jarang terlihat pameran Seni Rupa Kontemporer di Indonesia yang menggunakan bahan organik sebagai media dalam berkarya. Berangkat dari kondisi tersebut dan banyaknya pengrajin-pengrajin Indonesia yang menggunakan bahan organik dalam karyanya, dimungkinkan untuk membuat kolaborasi antara pengrajin dan seni kontemporer.

Masalah yang Diangkat

Perempuan banyak yang berperan aktif untuk mendukung ekonomi keluarga, seperti yang terjadi pada perempuan pengrajin di beberapa wilayah di Indonesia. Perempuan pengrajin bekerja sebagai wujud bahwa perempuan bukan hanya sebagai konco wingking yang bertugas mengurus pekerjaan domestik, namun juga bisa berpartisipasi di ranah publik dalam memberikan kontribusi karya seni di Indonesia. Karya seni kerajinan banyak menggunakan bahan baku organik seperti bambu, enceng gondok, pelepah pisang, daun mendong dan masih banyak lagi tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Corak dan macam hasil kerajinanpun beraneka ragam tergantung dari adat dan budaya yang ada di wilayah tersebut, namun demikian karya-karya yang dihasilkan kebanyakan masih bersifat tradisi dan dekoratif. Disisi lain, perkembangan Seni Rupa Kontemporer di Indonesia sejak tahun 1970, lebih banyak memanfaatkan media-media anorganik dalam kekaryaannya. Oleh karena itu, karya yang dihasilkan oleh pengrajin dimungkinkan untuk diangkat ke dalam karya seni kontemporer dengan tema yang lebih bebas dan memasukkan kesadaran sosial, politik, ekonomi dan lingkungan. Dengan melibatkan para perempuan pengrajin dalam berkarya seni kontemporer, akan memberikan nilai tambah dalam hal kekaryaan, tidak hanya membuat karya kerajinan yang tadinya bersifat tradisi dan dekoratif saja, tetapi juga memberikan pemahaman tentang ide, gagasan dan konsep dalam berkarya.

Indikator Sukses

Tersosialisasinya ide, gagasan dan konsep kepada pengrajin dalam berkarya, sehingga memahami makna sebuah karya tidak lagi bersifat tradisi dan dekoratif. Mengangkat bahan organik sebagai media dalam seni rupa kontemporer. Perempuan pengrajin bisa menampilkan karyanya dalam bentuk karya seni kontemporer yang dipamerkan di Galeri dan dikurasi dengan baik layaknya sebuah pameran seni rupa kontemporer.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.99 Juta

Durasi Proyek

3 bulan