1058 - Potret Perempuan Panette dan Reinvensi Tradisi Tenun Mandar

Nama Inisiator

Retno Dwi Utami

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

IMG-20180324-WA0037.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek Potret Perempuan Panette dan Reinvensi Tradisi Tenun Mandar ini Dirancang dengan tujuan untuk mengangkat kembali nilai-nilai kebudayaan beragam jenis karya tenunan Mandar oleh Perempuan Panette (penenun) yang nampaknya kini menjadi sebuah warisan kebudayaan yang tenggelam, minim informasi dan hampir punah. Proyek ini dirancang untuk menghasilkan produk-produk informative dan komprehensif terkait karya tenun Perempuan Panette. Untuk itu, Riset menjadi agenda utama dalam proyek ini. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan - Membangun database yang menyeluruh tentang tenun Mandar dalam bentuk booklet, video dokumenter, situs, dan galeri pamer. - Membuka akses lebih jauh untuk pemberdayaan perempuan Panette dan tenun Mandar. - Memperkenalkan 2. Sasaran Yang menjadi stakeholder dalam proyek ini, termasuk: • Perempuan Panette yang menjadi fokus utama dalam produksi tenun Mandar. • Masyarakat Mandar, secara khusus dan Indonesia, secara umum, untuk transmisi pengetahuan dan pengguna. • Pemerintah daerah dan Pusat (Badan Ekonomi Kreatif) untuk pengembangan serta kebijakan serta penyediaan infrastruktur produksi yang berkelanjutan. Outcome - Terbitnya produk dokumentasi komprehensif berupa Booklet Etnografi Fotografi serta Video Dokumenter terkait Perempuan Panette dan kerya tenun dari wilayah Mandar - Pengadaan galeri permanen dan pelaksanaan seminar nasional hasil karya tenun para Perempuan Pannete untuk transfer pengetahuan serta pemberdayaan penenun dan pelestarian tenun Mandar

Latar Belakang Proyek

Dalam konteks sosial, kain yang dibuat oleh satu komunitas masyarakat tidak hanya merupakan sekedar penutup tubuh tapi juga merupakan pandangan filosofis, kebudayaan dan warna sosio-historis masyarakat tersebut. Hal yang serupa terdapat di Tanah Mandar di Sulawesi Barat. Sejak lama kain tenun berupa lipa’ sa’be, tenun ikat sekomandi, dan sambu’ Mamasa, merupakan warna masyarakat di kawasan ini, terutama kaum perempuannya yang menjadi otak dari produksi kain tersebut. Bagi masyarakat Mandar di masa lalu, menenun merupakan salah salah bentuk usaha dalam membantu perekonomian keluarga sekaligus medium bagi pendidikan perempuan dalam mengajarkan nilai-nilai moral dan budaya berdasar pada kearifan lokal masyarakat Mandar. Salah satu konsep nilai tersebut, yakni siwalli parri berbicara tentang tanggung jawab bersama dan tolong-menolong dalam masyarakat dan keluarga. Namun seiring waktu, zaman berubah. Bahan baku yang kian langka serta peran tangan-tangan perempuan panette dalam menenun tergeser oleh produksi modern menggantikan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari. Ancaman kepunahan Tenun Mandar memang belum di pelupuk mata. Masih adanya pelaksanaan berbagai ritual budaya menjadi alasan bertahannya para perempuan penenun ini dari tekanan perubahan zaman. Namun minimnya perhatian pemberdayaan, inovasi dan promosi kebudayaan menjadi maslaah tersendiri bagi tenggelamnya pengetahuan terkait tenun Mandar.

Masalah yang Diangkat

Masalah yang diangkat : Tenggelamnya identitas kebudayaan tenunan di wilayah Mandar yang merupakan hasil karya tangan Perempuan Panette (penenun). Hal ini disebabkan oleh : - Kurangnya Dokumen literatur etnografi, fotografi dan videografi yang dapat menjadi sarana promosi kebudayaan karya tenun Perempuan Panette di wilayah Mandar. - Kurangnya kreatifitas pemerintah dalam menggali dan mengangkat kebudayaan tenun sebagai salah identitas kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Mandar.

Indikator Sukses

• Terbitnya publikasi booklet etnografi-fotografi dual-bahasa (Indonesia dan Inggris) serta Video Dokumenter berisi karya-karya tenunan khas wilayah Mandar yang diproduksi oleh para Perempuan Panette • Pembangunan situs internet terkait budaya tenun Mandar dual-bahasa (Indonesia dan Inggris) yang dapat diakses dari seluruh dunia. • Pembukaan galeri yang menampung berbagai karya dokumentasi dan karya tenun kain dari seluruh Sulawesi Barat.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.593 Juta

Durasi Proyek

8 bulan