1116 - Perempuan dan Gua: Peran, Fungsi, dan Nilai Ekofeminisme

Nama Inisiator

Yayum Kumai

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

Jendela.pdf

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

Riset ini akan menghasilkan studi analitik mengenai peran dan perspektif perempuan terhadap gua (kenampakan geomorfo-hidrologis) sebagai komponen utama dalam ekosistem kars di Ayamaru, Maybrat, Papua Barat. Proyek ini akan melakukan beberapa kerja agar tercapai kelengkapan data yang komprehensif: (1) Studi sejarah (2) Studi Tradisi Lisan (3) Etnofotografi (4) Pemetaan gua serta analisa tata kelola fungsi lahan. Riset ini turut meminjam beberapa pendekatan dari keilmuan sejarah, antropologi, dan geografi yang secara spesifik akan dijabarkan nanti.

Latar Belakang Proyek

Isu mengenai eksploitasi bentang alam kars yang termasuk dalam sumber daya alam penambangan ekstraksi perlu dikaji lebih dalam. Empat tahun belakangan ini media riuh-redam memberitakan penolakan dan gerakan subversif yang dilakukan oleh Ibu-Ibu rumah tangga di Rembang. Rencana pendirian industri pabrik semen bukan saja mengganggu tidur indah petani di Rembang, tapi juga di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Makasar, hingga Papua Barat. Lemahnya kajian holistik (sosial maupun lingkungan) sebagai penunjang dokumen perencanaan awal pembangunan menjadi bom waktu yang siap meledak dan menghancurkan masyarakat di lingkungannya sendiri. Perempuan sebagai gender yang dianggap "second sex" dari budaya patriarkal merupakan pihak yang perlu dikaji dalam hubungannya dengan "eksploitasi" alam. Sebagian penganut paham ekofeminis mengaitkan antara Perempuan-Alam dan Pria-Kebudayaan yang berinteraksi dalam hubungan dominan-diskriminan. Tentu saja hal ini semakin menarik jika kita kaitkan lagi dengan pekerjaan domestik perempuan, simbol-simbol praktik “eksploitasi” alam, dan kebudayaan menikah masyarakat Papua.

Masalah yang Diangkat

Pengetahuan dan perspektif perempuan di Ayamaru terhadap bentang lahan [kars] sebagai lingkungan hidupnya serta simbolisme perempuan dalam konteks alam di sana. Selain itu riset ini juga menekankan pada nilai-fungsi “eksploitasi” kars serta pemetaan tata kelola lahan di tengah penduduk Ayamaru dengan cara melakukan eksplorasi lapangan dan pemetaan sungai bawah tanah.

Indikator Sukses

(1)Ter-plot-nya “entrance” atau ponor gua dari 40% luas kars di Ayamaru (2) Terpetakannya 2 sistem perguaan yang utama (3) Terdokumentasikanya tradisi lisan yang berhubungan dengan lingkungan (4) Terpetakannya kelompok sosial dan relasi kuasa mereka atas “eksloitasi” lingkungan kars Ayamaru serta praktik kebudayaan yang melibatkan perempuan (5) Terdokumentasikannya keterwakilan diskursus pengetahuan perempuan Ayamaru terhadap lingkungannya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.246 Juta

Durasi Proyek

6 bulan