1204 - Pertunjukan Wayang "Sothil" bagi Anak Disabilitas

Nama Inisiator

Titah Banu Arum Mumpuni

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

2 tahun

Contoh Karya

IMG_4102.mp4

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini adalah membuat media wayang kontemporer "Wayang Sothil" yang berasal dari alat dapur dan dihias sedemikian rupa hingga memiliki karakteristik khas. Media ini digunakan untuk membuat sebuah pementasan seni diperuntukkan bagi anak penyandang disabilitas di Jawa Tengah. Melalui seni, diduga menumbuhkan jiwa kepemimpinan (leadership) serta keyakinan atas kemampuan diri serta memberikan bekal kekuataan spiritual dalam mengekspresikan diri sebagai alat komunikasi terhadap lingkungan anak disabilitas. Proyek ini akan mengadakan pentas ke 10 SLB se Jawa Tengah dengan kurun waktu 8 bulan. Selain melakukan pementasan, proyek ini mengajak anak disabilitas untuk ikut serta mencintai Wayang Sothil dengan mengekspresikan karyanya melalui pembuatan Wayang "Sothil" versi mereka. Proyek ini akan sangat berguna, membangun karakter diri yang kuat dan mengekspresikan kreatifitas tanpa batas bagi penyandang disabilitas.

Latar Belakang Proyek

Kajian psikologi komunikasi bahwa terapi seni menawarkan alternatif psikoterapi dengan memberikan proses berkesenian untuk membantu meningkatkan kesadaran diri, bahasa, emosional, gangguan kepribadian, trauma dan masalah sosial bagi penderita fisik. Dalam kasus disabilitas tidak jarang individu kurang memiliki kesempatan dalam mengembangkan perasaan diri secara jelas atau mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seperti halnya kelompok anak disabilitas berhubungan dengan psikososial sebagai individu yang berkebutuhan khusus ketika berkomunikasi dengan orang lain, secara otomatis akan menggunakan indra kepekaan lain sebagai saluran utama penerima informasi.Anak berkebutuhan khusus yang sering dijumpai adalah penyandang disabilitas fisik, disabilitas mental yang mengganggu intelektualitas, disabilitas sensorik yang mengacu pada gangguan pendengaran, penglihatan, berbicara dan sebagainya. Berbagai jenis disabilitas membuat beberapa orang sekitar tidak mampu menerima kondisi tersebut sehingga muncul kesenjangan sosial dan kurangnya perhatian. Oleh sebab itu, anak disabilitas terkadang sulit untuk menerima perlakuan orang lain, sehingga muncul rasa minder, tidak percaya diri, mudah tersinggung, bahkan memiliki ketergantungan berlebih. Kemampuan leadership menjadi hal penting yang harus dimiliki anak disabilitas. Kepemimpinan perlu guna meningkatkan kepercayaan diri, memunculkan aktualisasi diri dan mampu memimpin dirinya sendiri untuk bertahan pada kondisi yang dialami. Proses pembelajaran kepemimpinan bagi anak disabilitas memerlukan media yang kreatif salah satunya adalah Wayang "Sothil".

Masalah yang Diangkat

Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan kekurangan yang berbeda bahkan tidak dimiliki oleh orang lain seperti halnya anak penyandang disabilitas. Anak normal dapat berkomunikasi sesuai tahap usianya sehingga interaksi terhadap lingkungan berjalan lancar sesuai standar pada umumnya. Namun anak dengan kondisi berkebutuhan khusus tentu melakukan komunikasi semampunya karena keterbatasan yang ada pada diri mereka. Hal inilah yang membuat anak berkebutuhan khusus mengalami ketinggalan dan menjumpai kesulitan berinteraksi dibandingkan anak normal. Pasal tentang penyandang cacat. UU No 4 tahun 1997 berbunyi, “Penyandang cacat merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama. Oleh karena itu, perlu semakin diupayakan peningkaan kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat”. Hak anak salah satunya adalah mendapat pendidikan. Komunikasi merupakan hal yang dapat menyentuh segala aspek kehidupan, seluruh kegiatan yang dilakukan manusia menggunakan komunikasi dalam pelaksanaannya, satu diantara contoh komunikasi dalam pendidikan yaitu proses belajar mengajar. Kemampuan berbahasa versi mereka dirasa perlu guna meningkatkan kepercayaan diri, memunculkan aktualisasi diri dan diharapkan mampu memimpin dirinya sendiri untuk bertahan pada kondisi yang dialami. Proses pembelajaran kepemimpinan bagi anak disabilitas memerlukan media yang menarik, interaktif, dan kreatif salah satunya adalah wayang sothil.

Indikator Sukses

Proyek ini dikatakan sukses apabila : 1. Mampu menciptakan 100 Wayang Sothil dengan berbagai karakter khas. 2. Mampu menggelar pertunjukan Wayang Sothil di 10 SLB Se-Jawa Tengah. 3. Mampu membuat sebuah pertunjukan wayang sothil lengkap dengan pendukung seperti instrumen, lakon dan tata artistik. 4. Mampu menumbukan jiwa kepeimpinan yang kuat bagi anak disabilitas, dibuktikan dengan kepercayaan diri untuk tampil menirukan dhalang wayang sothil, dan berekspresi membuat wayang sothil versi mereka sendiri. 5. Mampu dikenal menjadi media pembelajaran yang ekspresif dan interaktif bagi semua kalangan dengan melakukan publikasi yang melibatkan media massa.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.129 Juta

Durasi Proyek

8 bulan