132 - Sertifikasi Master Hand Knitting

Nama Inisiator

Ajeng Galih Sitoresmi

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

10 tahun

Contoh Karya

kolase karya Ajeng.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Merajut (knitting) belum banyak dipelajari dan dikenal di Yogyakarta ketika saya belajar tahun 2008. Knitting umumnya dianggap ekslusif dan hanya orang dengan kemampuan ekonomi atau lingkungan tertentu yang punya akses belajarnya. Kursus yang ada mahal dan langka. Saya memutuskan belajar otodidak melalui browsing internet. Ternyata banyak sekali knitter di luar negeri share ilmu dengan gratis. Knitter sendiri tidak hanya nenek seperti stereotypenya, tapi juga anak muda dan lelaki. Terinspirasi, saya ingin knitting di Yogyakarta juga bisa diakses murah, mudah, dan terbuka untuk siapapun. Agar menarik minat, saya memberi pelajaran knitting gratis bagi siapapun yang mau, dan berusaha menyediakan bahan dan alat berkualitas dengan harga terjangkau. Hal ini masih berlanjut sampai sekarang di workshop yang saya dirikan sejak 2010. Jika dulu saya mengajak untuk belajar knitting, sekarang sudah banyak yang tertarik dan datang sendiri untuk belajar. Orang tua, anak muda, anak kecil, juga lelaki. Saya juga berkesempatan menulis buku knitting untuk pegangan pemula sampai mahir. Tapi knitting juga selalu berkembang, sehingga saya juga harus selalu belajar. Karenanya saya memutuskan untuk mengikuti Program Sertifikasi Master Hand Knitting. Sertifikasi ini berisi ujian kompetensi knitting dalam semua tingkatan dan sisi, dikeluarkan sebagai bentuk pengakuan seseorang sudah menjadi master dalam knitting dan berlaku secara internasional.

Latar Belakang Proyek

Sebenarnya saya selalu beranggapan bahwa seseorang juga bisa diakui dari hasil karya dan keahliannya meski tidak ada penanda di atas kertas yang sifatnya legal. Tapi saya mulai sadar bahwa tampaknya sertifikasi juga diperlukan ketika beberapa waktu lalu dalam kesempatan bekerjasama membuat pelatihan knitting dasar dengan dinas, saya selalu ditanyakan tentang sertifikasi. Sertifikasi juga akan memudahkan saya dipercaya untuk sharing ilmu dan membuka kelas knitting jika suatu saat berkesempatan pergi ke tempat baru yang masyarakatnya belum mengenal saya. Mencari sertifikasi dari tempat dengan kebudayaan knitting yang berbeda, juga akan membuka wawasan baru dalam knitting yang mungkin belum saya ketahui. Program sertifikasi Master Hand Knitting akan menjadi batu loncatan untuk saya mengejar sertifikasi knitting selanjutnya, bisa semakin berilmu dalam knitting tangan dan makin berguna bagi komunitas knitter di Indonesia dan Yogyakarta dimana saya tinggal. Di Indonesia knitting (merajut) sering rancu dengan crochet (merenda) yang memang lebih popular dan mudah diakses. Meski berbeda teknik, alat, dan hasilnya dengan knitting, orang awam sering tidak bisa membedakan keduanya. Saya ingin knitting dikenal di Indonesia seperti halnya crochet. Sertifikasi ini adalah bentuk kredibilitas yang diakui secara internasional. Dengannya akan semakin memperkuat posisi saya dan bisa mengajak lebih banyak lagi orang untuk belajar dan tahu knitting.

Masalah yang Diangkat

Sebenarnya beberapa tahun terakhir saya aktif mencari tahu tentang sertifikasi knitting secara online. Saya mendapati bahwa sertifikasi khusus knitting tangan ternyata belum ada di Indonesia. Pernah saya menemukan sertifikasi knitting di luar negeri, tapi mengharuskan kehadiran fisik beberapa bulan, dan itu tidak mungkin bagi saya. Akhirnya saya menemukan sertifikasi knitting yang bisa dilakukan secara korespondensi surat melalui sebuah asosiasi knitting bernama TKGA.org di Amerika Serikat. Asosiasi knitting nirlaba ini adalah yang terbesar di AS dan memang berdedikasi memfasilitasi pendidikan bagi knitter yang ingin menguasai knitting segala tingkatan. Program tersebut adalah sertifikasi Master Hand Knitting yang terdiri dari 3 level yang ditujukan untuk knitter tingkat lanjut. Saya berhasil mendaftar menjadi anggota dengan susah payah pada bulan Desember 2017 yang berlaku setahun, tapi akhirnya tidak bisa langsung mendaftar program sertifikasi karena masalah pendanaan yang biayanya besar bagi saya dan sampai sekarang masih menabung untuk itu. Dana dengan jumlah sekali keluar sebesar ini bukan hal yang mudah, karena saya masih harus menjalankan usaha dan menjaganya tetap berjalan selalu menjadi prioritas utama. Penundaan ini merupakan salah satu bentuk kerugian waktu dan menghalangi proses belajar saya untuk bisa maju lebih jauh lagi untuk saya bisa berkarya dan berbagi ilmu knitting yang berhasil saya pelajari.

Indikator Sukses

Adalah berhasil menyelesaikan 2 level sertifikasi Master Hand Knitting dan dalam proses mengerjakan level yang ketiga (final). Kenapa 3 level tidak bisa selesai dalam 9 bulan? Melihat dari syllabus ujian, sebenarnya semua skill yang diujikan sudah pernah saya pelajari sendiri. Tapi proses merajut dan terutama lama pengiriman bolak balik Indonesia-AS dan waktu penilaian penguji mau tak mau menjadi variabel perhitungan yang akan membuat proses ini bisa saja sangat lama. Pengajuan dana termasuk untuk membeli buku acuan yang diminta. Semua buku knitting berbahasa Inggris yang dibeli selama proses akan saya taruh di library workshop Poyeng setelah proses selesai, untuk bisa dibaca bersama dan memudahkan knitter lain mencari referensi tanpa harus membeli sendiri. Karena selama ini saya belajar secara otodidak, saya selalu ragu setiap diminta membuka kursus knitting, ilmu dan pengalaman ini nanti akan saya pakai untuk bisa membantu menyusun proses belajar knitting yang lebih terstruktur dan baik untuk perajut knitting tangan di Indonesia sehingga lebih memudahkan lagi dalam belajar knitting tangan secara runtut dan nyaman. Dimana kedepannya memungkinkan membuka jalan untuk membuka sekolah knitting. Semakin banyak yang belajar, akan membuat knitting semakin dikenal di masyarakat Indonesia.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.55 Juta

Durasi Proyek

9 bulan