202 - Ratu Parhata Batak : “siboto uhum sroto adat”

Nama Inisiator

Silki risvivo sinurat

Bidang Seni

kuratorial

Pengalaman

Baru memulai

Contoh Karya

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Proyek pentas drama tradisional ratu parhata batak semalam suntuk kolaborasi raja parhata batak dan Punguan batak. Pentas ini tidak hanya menampilkan raja parhata sebagai tokoh laki-laki yang akan menyampaikan pengakuan bahwa perempuan juga mampu sebagai parhata batak akan tetapi menampilkan perempuan parhata batak dipentaskan dengan akulturasi upacara pernikahan budaya batak toba dengan budaya melayu tanjung balai berupa drama tradisional. Diadakan pada bulan juni 2018 di pinggir pantai pulau baru desa pematang Sungai Baru Desa yang pada umumnya tempat berdomisili 2500 KK suku batak dan melayu. Dilaksanakan secara gotong royong oleh Alumni teater kampus dan tua-tua raja adat Opung Jaston Maman parhata tertua komunitas punguan batak toba di desa hutapadang. Masyarakat pada umumnya kehilangan identitas suku batak disebabkan akulturasi budaya melayu sehingga inisiatif memunculkan parhata batak perempuan menjadikan media internalisasi mengembalikan budaya batak seperti: bahasa, upacara pernikahan dan pola asuh anak suku batak. Desa pematang sei baru ini menjadi pilihan yang tepat dan menjadi daya tarik tersendiri karena termasuk lokasi pulau baru yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Timeline Proyek : juni-juli 2018, Kelompok Punguan Batak dengan Alumni teater di tanjung Balai dan asahan akan bekerjasama mempersiapkan pentas parhata batak di desa pulau baru pematang sei baru, Juni 2018 : Publikasi

Latar Belakang Proyek

Saya bekerja sebagai penyuluh sosial yang beranggotakan pada umumnya perempuan batak, di kecamatan tanjung Balai. Memahami perilaku kaum wanita dan daya kualitas didik adalah salah satu yang terpenting dalam kesejahteraan keluarga. Ternyata arah pergerakan kesejahteraan pada dasarnya condong harus dimulai dari cara mendidik anak dengan mutual berbudaya benar-benar tersampaikan . hal ini lah yang mengawali pelaksana pengembalian identitas perempuan batak itu sangat penting. parhata batak perempuan dijadikan media internalisasi untuk mendidik anak berbudaya sejak dini, dan Seharusnya perempuan sampai saat ini memangku gender quality yang menjadi hak perempuan. Saya akan memberikan pandangan bahwa “raja parhata” bukan label bagi kaum laki-laki batak saja yang pandai sebagai “pemuka batak” akan tetapi, perempuan juga mampu sebagai pemilik kebijakan dari segi ilmu adat baik, membawakan upacara adat batak skala kecil, menengah, maupun pesta adat batak skal besar. pada akhirnya perempuan batak dapat dikatakan siboto uhum sroto adat yang artinya : paham mengenai hukum adat serta penerapannya dengan benar. perempuan memiliki peran penting dalam meneruskan ilmu budaya sebagai lintas generasi kepada anak-anaknya, dengan adanya perempuan parhata menjadi tombak penyebarluasan dan pelestarian budaya batak sehingga menggulingkan identitas yang menyatakan batak tanjung balai adalah “batak dale” (umumnya menggunakan marga batak akan tetapi tidak paham paradaton batak).

Masalah yang Diangkat

Parhata batak pada saat ini menjadi satu-satunya ilmu penyalur tentang pengetahuan batak dan kunci terpercaya bagi umat batak. Seiring perkembangan zaman berbagai masalah bermunculan :1. Banyaknya penduduk tanjung balai yang beridentitas suku batak di KTP saja akan tetapi, kenyataan nya tidak benar-benar menyandang culture budaya batak yang sebenarnya, seperti tidak paham menggunakan bahasa batak bahkan adat pernikahan pun digantikan dengan adat melayu pula. Mirisnya kehilangan identias inilah perempuan berperan mampu menggerakkan sanitasi culture yang selama ini terkikis dengan pengaruh lokasi tempat tinggal 2. Generasi muda saat ini sama sekali tidak paham mengenai adat batak bahkan untuk hal kecil mengenai pertalian persaudaraan batak yang dianggap unik sudah hilang dan dianggap tidak penting. Proyek ini nantinya akan mampu mengubah mindset, pola pikir dan akhirnya menambah wawasan bahkan melahirkan anak-anak yang mampu mancintai budaya yang disandangnya dari dalam diri dan hati nurani masing-masing pelestari budaya yang berasal dari ajaran ibu masing-masing yang menganggap budaya adalah hal lahir yang penting.

Indikator Sukses

Liputan berita asahan – mampu membentuk Punguan Didaerah – mampu menginternalisasi bahasa batak (generasi muda) – mampu menarik penonton yaitu kaum muda, tua, dan anak-anak – memberikan gambaran pengembalian identitas suku asli dan pelaksanaan upacara adat pernikahan yang sebenarnya – pengembalian identitas perempuan sebagai pandai adat (parhata) – memperkenalkan pulau baru dan melestarikan – menawarkan pandangan baru mengenai perempuan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.119 Juta

Durasi Proyek

2 bulan