208 - Sang Rampuak (Sanggar Ramah Perempuan dan Anak)

Nama Inisiator

Eka Wijayanti

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

11 tahun

Contoh Karya

FB_IMG_15117501691168285.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan upaya perwujudan akses ruang berkarya bagi perempuan pecinta dan penikmat seni dalam bentuk sebuah sanggar dengan fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi perempuan dan anak. Detailnya, dalam proyek ini pelaksana akan membuat sebuah sanggar untuk berlatih dan berdiskusi karya yang terdiri dari : - Studio latihan tari - Ruang diskusi - Ruang kostum, make up, dan property - Pojok multimedia - Ruang menyusui - Ruang bermain anak - Dapur sehat - Kamar Mandi serta fasilitas lain yang memungkinkan seniman perempuan untuk terus berkarya dengan tetap menjalankan tugas kewajiban kodratinya. Proyek ini akan diakhiri dengan Pentas Satu Sang Rampuak" yang menjadi penanda peresmian serta sosialisasi kepada masyarakan mengenai keberadaan sanggar ini. Sebagai wacana jangka panjang, Sanggar ini akan terus dikelola dan dikembangkan melalui berbagai program, sehingga dapat menghasilkan karya-karya inovatif khususnya bagi seniman perempuan.

Latar Belakang Proyek

.(1) Keterbatasan Ruang dan Waktu Potensi seniman wanita di Malang masih dibatasi oleh kurangnya ruang untuk berkarya secara lebih inovatif. Kendala ini tak lepas dari keterbatasan waktu dalam berkarya. Keberadaan sanggar ini diharapkan dapat memunculkan ruang kreatif seniman perempuan di Kota Malang, sehingga karya mereka lebih menggema. (2) Keterbatasan Ekonomi Banyak peminat seni tradisi dan kreasi yang ingin melatih keterampilan putra/putri mereka melalui sanggar seni. Namun, terkendala oleh keterbatasan ekonomi. Studio modern mulai bermunculan, tetapi belum bisa dijangkau secara finansial. (3) Lingkungan yang Tidak Ramah Anak Dampak dominasi kaum laki-laki terhadap penciptaan dan aktivitas berkarya, tentu membawa kebiasaan pada lingkungan. Diskusi yang kerapkali ditemani asap rokok menjadi gangguan tersendiri bagi kaum wanita dan anak-anak. Sebab itu, sanggar ini diupayakan menjadi sarana belajar yang sehat tanpa asap rokok, sehingga kaum wanita dan anak-anak bisa lebih nyaman dalam berproses kreatif (4) Perlunya Transfer Pengetahuan dan Spirit Kreatif kepada generasi peneru Keterlibatan generasi muda menjadi salah satu sorotan kami dalam proyek ini. Kami berharap bisa memberi dedikasi nyata dengan melaksanakan regenerasi pengetahuan dan proses kreatif. Dengan menjunjung warisan budaya, mengedepankan inovasi, serta melenturkan komunikasi, maka seni budaya khas daerah bisa terus terjaga kelestariannya.

Masalah yang Diangkat

Kami berusaha menawarkan sudut pandang baru dalam melihat karya perempuan yang selama ini tidak diakui sehingga dapat memperkaya keragaman dunia seni budaya. Kota Malang memiliki banyak potendi seni budaya, namun sejauh ini, kekaryaan seniman perempuan di Kota Malang masih jauh tertinggal dibandingkan kota lain. Beberapa aktivis seni wanita masih terikat norma dan paham yang membatasi waktu atau kesempatan perempuan untuk menghasilkan karya atau terlibat di dalam kegiatan seni budaya. Proyek ini berusaha mengurai permasalahan tentang kendala akses ruang berkarya bagi seniman perempuan di Kota Malang. Setelah diuraikan, kemudian kami rajut kembali dalam sebuah sanggar sebagai ruang berproses kreatif yang berkelanjutan. Tidak berhenti pada satu karya, namun terus mengalir merangkul pecinta seni dan budaya untuk bersatu mencurahkan pikiran serta perasaan.t

Indikator Sukses

(1) Berdirinya sebuah sanggar yang dapat memfasilitasi seniman wanita untuk berkarya dan memiliki ruang diskusi yang aman dan layak (2) Terfasilitasinya kegiatan kesenian melalui berbagai program yang ada di sanggar, yakni : - Program Kelas Menari Balita - Program Kelas Menari Ceria (Anak usia 6-10 Tahun) - Program Kelas Menari Ekspresif (Usia Remaja) - Program Karya Kreatif (Tiap Tahun) - Pentas Karya Sang Rampuak (Tiap Tahun) - Presentasi, Diskusi, dan Apresiasi Karya (Setiap Bulan) (3) Terwujudnya program Proses Kreatif Seni secara berkelanjutan (4) Terjaringnya seniman perempuan di Malang dari segala usia sebagai bentuk transfer pengetahuan dan kebudayaan lintas generasi (5) Adanya perhatian pemerintah dan pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian seni budaya

Dana yang Dibutuhkan

Rp.837 Juta

Durasi Proyek

9 bulan