239 - Ruang Seni Tani: Perempuan Bertani, Perempuan Berseni

Nama Inisiator

Anggietta Kustina

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

2 Tahun

Contoh Karya

Portofolio Kegiatan.pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Ruang Seni Tani: Perempuan Bertani, Perempuan Berseni merupakan sebuah ruang berkesenian yang diciptakan khusus untuk para petani perempuan. Sebuah ruang yang tercipta atas dasar potensi perempuan yang kerap kali dianggap sebelah mata dalam dunia pertanian. Sebuah ruang yang menjadikan waktu senggang para petani perempuan ini jauh lebih berharga bila dibandingkan dengan segala jerih payahnya di lapangan yang tidak dibalas dengan upah setimpal. Petani perempuan akan berkumpul di satu ruangan dan berkarya. Memanfaatkan aset seni budaya yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya tinggal untuk kemudian dijadikan pundi-pundi penghasilan tambahan. Ruang Seni Tani terbuka bagi setiap perempuan yang bertani, terutama bagi para petani perempuan kelompok usia produktif 15 – 64 tahun. Petani perempuan akan difasilitasi, didampingi dan dibimbing untuk menciptakan karya sesuai dengan kesenian dan kebudayaan setempat. Dimana hasil karya tersebut memiliki nilai untuk dipasarkan ke khalayak ramai. Ruang Seni Tani ini tidak akan mendistraksi waktu untuk para petani perempuan tetap bekerja di lahan karena akan dimulai sesaat setelah jam bertani usai. Karya yang mereka ciptakan akan dibawa ke kota-kota besar dan dipamerkan.

Latar Belakang Proyek

Kemampuan petani perempuan dinilai jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan petani laki-laki. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sebagian besar dari petani perempuan adalah petani miskin. Pendapat tersebut didasari oleh data yang dihimpun Badan Pusat Statistik ketika melakukan Sensus Pertanian tahun 2013. Keberadaan perempuan di pedesaan memang dekat sekali dengan pertanian, tentunya dengan beragam alasan yang menjadikan mereka sebagai petani. Perempuan menjadi sosok pahlawan pangan yang tak pernah dikenang jasanya ketika kapabilitasnya dipertanyakan. Namun jika dilihat pada praktiknya, justru petani perempuan bekerja lebih telaten dan memegang peranan penting dalam proses bertani terutama pada proses pasca panen. Walaupun demikian mereka akan terus bertahan dengan usaha taninya, apalagi bagi perempuan yang tinggal di pedesaan karena sulitnya akses untuk bisa mengembangkan diri dan mencari penghasilan lain di luar sektor ini. Padahal sudah bisa dipastikan di setiap desa yang mereka tinggali pasti memiliki potensi kesenian dan kebudayaan yang bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang menghasilkan. Pertanian, perempuan dan seni budaya adalah tiga hal yang saling bersinggungan karena sudah menjadi tradisi yang melekat di dalam suatu lingkungan. Jika potensi seni budaya yang ada di desa-desa tersebut bisa dipelajari lebih lanjut dan dikembangkan, petani perempuan bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu meninggalkan usaha utamanya sebagai petani.

Masalah yang Diangkat

Keberadaan perempuan dalam dunia pertanian terutama bagi mereka yang mengolah lahan di pedesaan kerap kali dipandang sebelah mata. Padahal perempuan yang terlibat dalam usaha tani, khususnya pada budidaya tanaman pangan, peran serta petani perempuan bisa mengimbangi peran yang dijalankan oleh petani laki-laki. Mudah kita temui petani yang memegang peranan dalam penanaman padi adalah perempuan, hingga proses pasca panennya pun kita masih bisa melihat kontribusi petani perempuan. Dengan jam kerja yang dianggap sama dengan petani laki-laki, upah yang diterima bisa jadi berbeda. Penghasilannya tiap bulan belum tentu bisa memenuhi segala kebutuhannya. Ada pula yang berpendapat bahwa sebagian besar petani perempuan adalah petani miskin. Sementara itu, kesempatan para perempuan ini untuk belajar dan mengembangkan diri di pedesaan pun masih sangat terbatas dan bisa dibilang masih rendah. Sedangkan tidak ada cara lain bagi mereka yang ingin menambah pundi-pundi penghasilan tambahan di tiap bulannya selain menjalankan usaha taninya. Padahal kita tahu sendiri bahwa di suatu pedesaan pasti akan memiliki potensi seni dan budaya yang bisa dikembangkan dan cukup menjanjikan untuk dijadikan sumber penghasilan.

Indikator Sukses

1. Membuat Ruang Seni Tani yang bisa menjadi tempat untuk para petani perempuan berkarya sesuai dengan kesenian dan kebudayaan setempat. 2. Membimbing dan memfasilitasi para petani perempuan untuk berkarya di Ruang Seni Tani. 3. Petani perempuan berhasil menciptakan berbagai macam karya yang bisa dipasarkan ke khalayak ramai. 4. Membawa hasil karya para petani perempuan Ruang Seni Tani ke kota-kota besar untuk dipamerkan dan dipasarkan. 5. Dalam jangka waktu panjang, Ruang Seni Tani rutin mengikuti bazaar art merchandise yang sering diadakan di beberapa kota besar untuk memasarkan karya-karya yang sudah diciptakan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

8 bulan