343 - Sembilan Delapan dalam Ingatan

Nama Inisiator

Anne Shakka Ariyani Hermanto

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

6 tahun

Contoh Karya

penelitian autoetnografi.jpg

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini bermaksud untuk menggali dan merekam ingatan mengenai pengalaman menghadapi kerusuhan di 1998 dan bagaimana mengatasi pengalaman traumatis tersebut sampai pada keberhasilan orang-orang untuk menjalani kembali kehidupan sehari-hari mereka saat ini. Orang-orang yang akan dilibatkan untuk bercerita adalah para perempuan penyitas peristiwa tersebut dari berbagai latar belakang (etnis, kelas, agama, wilayah tinggal) di Jakarta. Pengambilan data ini akan dilakukan dengan fotoetnografi sebagai bagian dari riset antropologi visual dalam melihat kehidupan sehari-hari masyarakat dalam konteks budaya tempat di mana wacana tumbuh dan berkembang.

Latar Belakang Proyek

Duapuluh tahun sudah berjalan dan ingatan itu masih kuat di benak banyak orang. Jakarta merupakan salah satu tempat terjadinya kerusuhan politik yang merembet menjadi isu SARA. Di Jakarta memori itu tersimpan dan muncul dalam tuturan sehari-hari yang kadang diselingi dengan tawa. Rusaknya toko-toko yang pernah dimiliki dan tidak kembali. Perjalanan melarikan diri dari ibu kota yang saat itu mengancam nyawa, dan ingatan-ingatan sekilas tentang mencekamnya keadaan Mei 1998 kala itu. Pengalaman yang lebih terasa dialami oleh orang-orang dari golongan menengah ke bawah yang mengalami kesulitan untuk berpindah atau mendapatkan perlindungan. Peristiwa 1998 adalah salah satu titik penting dalam sejarah Indonesia sebagai bangsa. Di mana pada tahun tersebut Indonesia mengalami titik balik setelah perjalanan panjang dalam represi. Penelitian ini adalah sebuah usaha dokumentasi dari sebuah pengalaman traumatis 20 tahun yang lalu dan bagaimana hari-hari yang dilalui setelahnya. Sakit yang pada akhirnya sudah diterima menjadi bagian kehidupan karena pada akhirnya hidup harus tetap berjalan. Namun, sejarah kerusuhan berlatar belakang SARA 20 tahun lalu tetap harus diingat agar tidak berulang di masa yang akan datang.

Masalah yang Diangkat

Dua puluh tahun setelah reformasi, dan ingatan pada saat itu sudah mulai memudar dari ingatan banyak orang. Ingatan mengenai hilangnya nyawa dan kehidupan dari banyak orang, terutama di ibukota. Tidak banyak ingatan-ingatan dari perempuan, dari para ibu yang suaranya dibicarakan sampai saat ini. Sedangkan waktu terus berjalan dan para penyitas ini juga semakin beranjak tua. Proyek ini berusaha untuk menyimpan ingatan-ingatan terebut, bukan sebagai pengingat akan luka yang pernah terjadi, melainkan sebagai suatu penyebaran rasa optimism bahwa orang-orang ini bisa melalui salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia. Pendokumentasian ini juga menjadi salah satu usaha dalam penulisan sejarah dari pinggiran, bukan sebagai sejarah dominan yang ditulis oleh pihak penguasa. Diharapkan dengan adanya kisah dan dokumentasi yang dibagikan ini, para generasi muda Indonesia tetap bisa mengetahui dan mengingat apa yang pernah terjadi pada tahun 1998 dan menjadikannya kesadaran agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Indikator Sukses

Terekamnya ingatan para penyitas kerusuhan 1998 dalam bentuk buku foto dan video yang kemudian bisa diakses oleh masyarakat luas. Hasil ini diharapkan juga bisa menjadi sejarah atau wacana alternatif mengenai peristiwa 1998 dari sudut pandang perempuan atau kelompok yang termarjinalkan. Penyebaran informasi ini akan dilakukan dalam bentuk peluncuran buku fotografi, pameran foto, pemutaran video, dan diskusi yang akan dilakukan di tiga lokasi, yaitu Jakarta, Yogyakata, Surakarta, dan Bali.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.386 Juta

Durasi Proyek

9 bulan