360 - MANAJEMEN KARYA SENI TITARUBI

Nama Inisiator

Akmalia Rizqita

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

2 tahun

Contoh Karya

Akmalia R-Pengaruh Mazhab Bandung terhadap karya perupa Faisal Habibi.pdf

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Penelitian ini merupakan analisis terhadap proses kekaryaan perempuan perupa Indonesia Titarubi dari sisi manajemen. Adapun karya seni yang akan diteliti adalah karya bertajuk History Repeats Itself (2016) yang dibuat Titarubi untuk Singapore Biennale. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualititatif dan pendekatan interdisiplin. Literatur yang digunakan sebagai landasan teori adalah Manajemen Seni dengan Pendekatan Proyek dari Giep Hagoort dan Teori Art World/Medan Seni dari Howard Becker.

Latar Belakang Proyek

Sejak tiga puluh tahun ke belakang, seni rupa Indonesia telah berkembang begitu pesat. Indonesia telah menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang sangat diminati keseniannya secara internasional. Dimulai tepatnya pada tahun 1987, tahun terjadinya boom seni rupa pertama di Indonesia. Sejak itu, karya-karya perupa Indonesia pun kian meramaikan perhelatan seni rupa di negara-negara lain. Dengan makin cairnya akses tersebut, iming-iming 'go international' pun menjadi agenda yang dikejar oleh para perupa Indonesia saat ini, tetapi apakah para perupanya sendiri sudah siap? Perupa masa kini harus terus mempercanggih dirinya, tidak hanya membekali diri dengan pengetahuan estetik dan kemampuan artistik yang mumpuni tetapi juga harus melengkapinya dengan keterampilan-keterampilan praktis seperti manajemen. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis proses produksi karya dari seorang perupa yang sudah berpengalaman mengelola kekaryaannya layaknya seorang proyek manajer, yang pada akhirnya dapat merumuskan suatu kerangka kerja guna menjadi model pembelajaran bagi para pelaku seni lainnya.

Masalah yang Diangkat

Selama ini, kajian terhadap manajemen seni hanya berpusat pada pranata atau infrastruktur, seperti organisasi seni, galeri, dan museum. Di sisi lain, masih ada stereotip dalam masyarakat bahwa seniman adalah individu istimewa yang terpisah dari masyarakat, dan hendaknya ditoleransi segala keanehannya. Farah Wardhani, perempuan penulis dan kurator seni rupa, menganggap bahwa stereotip tersebut berpengaruh terhadap pembentukan sistem infrastruktural dalam medan seni rupa Indonesia itu sendiri. Maka, tidak aneh jika perkembangan infrastruktur seni rupa di Indonesia cenderung lamban. Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa perupa pun harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan yang semakin luas, apalagi jika sudah berurusan dengan institusi internasional, salah satunya dengan membekali diri dengan kemampuan manajerial.

Indikator Sukses

Keberhasilan proyek ini adalah penerbitan buku mengenai proses pembuatan karya Titarubi: History Repeats Itself. Sebelumnya, salah satu karya Titarubi yang juga berskala internasional dan dipamerkan di Singapura, Surrounding David, juga telah dibukukan. Saya rasa History Repeats Itself pun pantas untuk dibukukan karena pembuatannya membutuhkan riset yang panjang dan akan sangat menarik jika informasi mengenai pembuatannya dapat dibagikan ke publik.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.100 Juta

Durasi Proyek

6 bulan