382 - Dikotomi Perempuan Perempuan Pendendang Emperan

Nama Inisiator

Misda Elina

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

27 tahun

Contoh Karya

punya ibu misda upload.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Perempuan pendendang emperean adalah perempuang yang menjual seni berdendangnya di emperan toko pasar Payakumbuh Sumatra Barat. Para pendendang perempuan ini secara bergiliran menampilkan kebolehannya berdendang tradisional Minangkabau pada malam hari dengan pasangan berdendangnya yang disebut tukang saluang. Tukang saluang adalah salah seorang yang memainkan alat musik saluang berbentuk suling, sebagai patner pertunjukan dendang tradisional Minangkabau tersebut. Pertunjukan ini dilakukan di emperan toko selain sebagai menjual seni pertunjukan untuk penunjang ekonomi keluarga juga sebagai ajang kerativitas para pendendang pendendang perempuan yang mempunyai keterampilan dibidang tarik suara seni vokal tradisional Minangkabau. Namun di satu sisi mereka dianggap sebagai perempuan amoral yang bertentang dengan adat istiadat Minangkabau, sebagai pengganggu suami orang, dianggap sebagai wanita malam, malas berusaha.

Latar Belakang Proyek

Fenomena yang terjadi pada para perempuan- perempuan yang mempunyai keterampilan dibidang tarik suara seni tradisionanl Minangkabau tidak mendapat tempat dalam masyarakat di daerah Payakumbuh. Mereka dianggap perempuan hina karena sering keluar rumah pada malam hari, dan sering kali memakai kostum yg tidak sesuai dengan keperempuanan mereka. Kehadiran perempuan perempuan sebagai pelaku seni pertunjukan tradisionanl dibidang tarik suara seni tradisional adalah sebagai penjual seni tradsional Minangkabau, mereka juga terampil menyusun pantun- pantun spontan sesuai dengan sistuasi dan kondisi saat pertunjukan dilaksanakan. Disisi lain sebagai pewaris seni budaya tradisional, mereka juga sebagai penopang ekonomi keluarga, membuka peluang kerja yang baru bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pasar Payakumbuh untuk berdagang kuliner sebagai kosumsi pelaku pertunjukan dan masyarakat penonton. Dan sebagai tujuan jangka panjang dari kegiatan pertunjukan seni pada malam hari ini di pasar Payakumbuh juga bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata di daerah Payakumbuh.

Masalah yang Diangkat

Kondisi kehidupan seni pertunjukan tradsional sangat memperihatinkan, lingkungan masyarakat tidak menerima kehadiran para pendendang pendendang perempuan sebagai generasi penerus seni budaya Minangkabau. Selanjutnya mengingat tempat pertunjukan yang mereka gunakan sangat rawan, apabila yang punya toko tidak membolehkan emperan tokonya dipakai untuk pertunjukan, tentunya pewaris-pewaris seni budaya ini tidak mempunyai tempat pertunjukan. Dan pada tataran selanjutnya bakat seni yang mereka miliki sebagai kreatifitas tidak bisa disalurkan, hasil penjualan seni pertunjukan tidak bisa dinikmati, menutup peluang kerja yang baru, mengurangi unsur daya tarik wisata di kota Payakumbuh. Penelitian ini mencarikan solusi dikotomi yang dialami oleh para pendendang perempuan di Payakumbuh, agar mereka dapat menampilkan keseniannya ditempat yang layak dan bernilai positif di tengah tengah masyarakat .

Indikator Sukses

1. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pelaku-pelaku seni budaya di lingkungan pasar Payakumbuh dan masyarakat Payakumbuh pada umumnya. 2. Memberikan penyuluhan kepada para pendendang- pendendang perempuan tentang kostum yang digunakan untuk pertunjukan. 3. Memberikan tempat pertunjukan yang permanen dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. 4. Perempuan-prempuan pelaku seni pertunjukan di emperan toko pasar Payakumbuh didaftarkan sebagai pelaku seni yang terkelola pada pemerintah daerah. 5. Hasil penelitian akan dipublikasikan

Dana yang Dibutuhkan

Rp.75 Juta

Durasi Proyek

8 bulan