484 - Membentuk "Sanggar Oemah Joglo"

Nama Inisiator

YULIAN ISTIQOMAH, S.PD.

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

2010--TRAGEDI KALUNG ANTIK.doc

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Saya hanyalah seorang guru GTT dengan mimpi besar dalam benak saya. Di sekolah, tak peduli gaji minim, saya bersama klub Fatwa (bengkel seni saya di sekolah) menekuni jurnalistik, teater, dan paduan suara. Hal ini saya tekuni selama 11 tahun sejak mulai mengajar di MTsN 2 Bantul. Berbagai karya telah kami hasilkan dan kami bersenang-senang dengan seni. Di rumah, saya mendirikan taman bacaan kecil untuk spot bermain sehat bagi anak-anak di sekitar rumah joglo saya. Di sinilah saya juga ingin membangun sanggar seni bagi mereka. Saya memiliki teman pelukis, penari, pemain musik, dan saya sendiri bisa mengajar seni teater atau sastra. Dengan berbagai jadwal yang berbeda setiap harinya, sanggar tersebut tentu akan mengakrabkan mereka dengan seni dan budaya Indonesia, disamping sebagai bekal ilmu dan skill bagi mereka kelak. Sanggar ini bisa menjadi Spot center bermain yang sehat dan bermanfaat. Para orang tua pun dapat mendampingi sekaligus belajar bersama. Jika kegiatan berjalan lancar, tentu akan dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat di sekitar kami, apalagi di era globalisasi ini. Tentu saja untuk mewujudkan itu, membutuhkan dana besar untuk memenuhi berbagai fasilitas, sarana, dan operasional sanggar. Nah, dana hibah cipta media ekspresi ini jawaban dari permasalahan saya. Semoga saya beruntung. Terimakasih.

Latar Belakang Proyek

Rumah yang saya tempati memiliki sebuah joglo tua terbuka yang sering digunakan untuk berbagai acara dusun. Halaman yang luas juga sering dijadikan tempat bermain mereka (ngrumpi, sepakbola, bermain sepeda, petak umpet). Kegiatan yang kurang membawa dampak lebih baik bagi intelektual dan wawasan mereka. Seni adalah bidang yang sangat diminati setiap generasi. Melalui seni, kita bisa mengenal budaya, dan mengenal budaya menjadikan kita dapat mencintai dan melestarikan budaya. Hal inilah yang membuat saya ingin mendirikan sanggar seni, sebuah wadah yang akan mengajarkan mereka tentang seni dan budaya secara komplit. Selain itu, generasi muda di dusun saya menjadi bukti nyata kurangnya bekal skill yang diberikan oleh sekolah maupun masyarakat tentang seni dan budaya. Dari mulai krisis kepercayaan diri, hingga krisis wawasan tentang seni dan budaya. Tidak adanya wadah yang bisa menampung atau mengarahkan bakat dan minat mereka menjadi salah satu faktor mengapa hal tersebut terjadi. Sanggar seni tentu akan menjadi Spot center study seni bagi semua generasi. Beberapa teman yang ahli di bidang seni menjadi solusi sebagai pengisi kegiatan di sanggar seni tersebut. Keberadaan sanggar seni ini akan menjadi celah bagi berkembangnya berbagai kegiatan seni dan budaya di daerah kami.

Masalah yang Diangkat

Untuk mendirikan sebuah sanggar seni, membutuhkan dana untuk mbeli berbagai fasilitas seperti mebeler, ATK, alat audio-visual (proyektor, sound sistem, dokumentasi), pengadaan buku/media penunjang literasi, dan berbagai pernak pernik pelengkap sanggar. Selain itu, membutuhkan dana untuk operasional seperti transpot guru sanggar.

Indikator Sukses

Sanggar akan dikatakan sukses apabila banyak warga yang datang untuk belajar seni/budaya setiap minggunya dan semakin banyak karya yang dihasilkan dari kegiatan sanggar seni.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.100 Juta

Durasi Proyek

6 bulan