498 - Tenun Ikat Tradisional NTT

Nama Inisiator

Julianti Huki

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek kain tenun ini akan dijalankan bersama oleh 2 kelompok tenun ikat tradisonal NTT dalam jangka waktu 6 bulan. Untuk kelompok pertama, perlu dilakukan langkah pemasaran yang tepat yaitu dengan penempatan etalase dengan pengenalan base camp kelompok sebagai sebuah toko kain tenun adat. Untuk kelompok kedua, alat tenun manual tidak efektif dalam pembuatan kain tenun sehingga harus diantisipasi. Akan lebih mudah untuk kain tenun diproduksi apabila mereka memiliki alat tenun permanen. Dengan bahan benang dan serta pewarna kain yang produksinya ditingkatkan untuk masing – masing kelompok, peningkatkan produksi dan penjualan kain tenun secara siginifikan dan berkepanjangan tentu bisa terwujud.

Latar Belakang Proyek

Terdapat 2 kelompok tenun ikat tradisional NTT yang berlokasi masing – masing di Kecamatan Manutapen dan Kecamatan Penkase. Kedua kelompok ini dimulai oleh para ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan menenun sejak remaja, dan berinisiatif untuk menjadikan kemampuan ini sebagai sumber mata pencaharian mereka dan keluarga. Awalnya kelompok ini dimulai secara manual dan individu, dilakukan di masing – masing rumah. Pada tahun 2014, kelompok – kelompok ini pun diresmikan dengan bantuan yang diperoleh dari pemerintah pada masa itu. Karena kegigihan para ibu rumah tangga ini dan ketekunan mereka dalam menenun demi menghasilkan sebuah kain yang tidak hanya bernilai materi namun juga seni budaya, mereka berhasil menafkahi keluarga bahkan banyak pula yang berhasil menguliahkan putra/putri mereka. Pun begitu, para ibu pejuang ini tidak lupa untuk mewariskan keahlian menenun ini pada anak – anak mereka. Kelompok pertama berjumlah 13 orang dan kelompok kedua berjumlah 10 orang, dengan rata- rata usia diatas 40 tahun. 2 kelompok ini mempunyai cara pemasaran masing – masing, dimana kelompok pertama memasarkan kain tenun dan selendang di pasar – pasar tradisional sementara kelompok kedua sudah memiliki pelanggan tetap yaitu toko jahit. Kelompok pertama meyakini bahwa kualitas kain tenun yang baik adalah kain tenun yang warnanya dihasilkan dari pewarna alami.

Masalah yang Diangkat

Kedua kelompok tenun ini sama – sama memiliki hambatan dalam proses penenunan. Lamanya proses penenunan dikarenakan kurangnya alat dan bahan berupa alat tenun untuk kelompok kedua dan benang untuk kelompok pertama. Secara khusus, kelompok pertama memiliki masalah pada pemasaran kain tenun dimana mereka tidak memiliki pelanggan tetap. Cara pemasaran yang dilakukan selama ini pun terbilang menyulitkan, dimana mereka harus mengurus keperluan rumah tangga di pagi hari kemudian harus pergi berjualan di sore hari. Dikarenakan modal yang tidak cukup dan pelanggan yang tidak tetap, sulit bagi mereka untuk menambah jumlah kain tenun dan selendang. Kelompok kedua hanya memiliki alat tenun manual untuk 10 anggota yang tentu menyulitkan. Meskipun kelompok kedua sudah memiliki pelanggan tetap, mereka belum memiliki sebuah base camp yang bisa digunakan untuk menenun bersama demi memenuhi deadline toko. Masing – masing anggota menenun di rumah masing – masing sehingga cukup menghambat proses menenun dikarenakan kesibukan mereka sebagai ibu rumah tangga.

Indikator Sukses

Kegiatan kedua kelompok tenun ikat ini akan dikatakan sukses bila: • Kedua kelompok berhasil mendapatkan peningkatan jumlah pelanggan • Kedua kelompok berhasil meningkatkan jumlah produksi kain tenun • Kedua kelompok berhasil mempromosikan kain tenun dengan penggunaan pewarna alami • Kedua kelompok berhasil menambah anggota • Setelah masa proyek 6 bulan, kedua kelompok dapat mandiri dalam pengelolaan

Dana yang Dibutuhkan

Rp.98 Juta

Durasi Proyek

6 bulan