509 - Jamu Macan Kerah Warisan Budaya Nenek Moyang

Nama Inisiator

Devi Rahmayanti ST

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

6 bulan

Contoh Karya

Pembuatan Jamu Macan Kerah.mp4

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Jamu macan kerah merupakan budaya nenek moyang di Malang Jawa Timur. Jamu ini diramu dari berbagai macam bunga yang memiliki khasiat bagi organ kewanitaan. Kami memodifikasi jamu ini dengan menambahkan berbagai macam rempah-rempah lokal seperti jahe, kunyit, temu hitam, temu putih, daun sirih, pinang muda, asam, gula jawa, dan rempah lainnya sehingga memberi rasa dan aroma jamu macan kerah agar bisa diterima di lidah para penikmat jamu. Meracik jamu haruslah dilakukan dengan cermat dan teliti. Demikian pula proses pemasakannya. Agar khasiat dan manfaat jamu dapat optimal sebagaimana yang diharapkan, produksi kami ini sama sekali tidak mengandung pengawet.

Latar Belakang Proyek

Jamu sebagai warisan budaya yang turun temurun, akan hilang seiring waktu apabila kita sebagai pemilik budaya bersikap acuh, masa bodoh dan tidak peduli akan kelestariannya. Generasi sekarang harus diperkenalkan minum jamu sejak dini. Menurut riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada tahun 2010, sekitar 59,12 % penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu dan sekitar 95% dari jumlah itu merasakan khasiat jamu bagi kesehatannya. Angka ini merupakan modal awal dan membangkitkan rasa optimis untuk gerakan membumikan jamu di Indonesia. Kita harus bangga pada produksi asli Indonesia, dan kebanggan itu kami wujudkan dengan memproduksi jamu sebagai warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Untuk meninggalkan kesan bahwa jamu pasti berasa pahit, kami menamakan jamu sebagai minuman herbal. Kali ini, proyek kami adalah minuman herbal (jamu) macan kerah yang dikenal berkhasiat untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan. Jamu macan kerah adalah budaya nenek moyang di Malang Jawa Timur, yang terdiri dari berbagai macam bunga. Untuk bisa merubah rasa dan aroma jamu macan kerah yang terasa enh di lidah, tanpa mempengaruhi atau merubah khasiat dari produk aslinya, kami mengkombinasikan dengan tumbuhan lain sehingga menghasilkan rasa yang lebih “nendang” di lidah para penikmat jamu, yaitu dengan menambahkan rempah-rempah lainnya sebagai pelengkap dan menambah manfaat jamu macan kerah.

Masalah yang Diangkat

Para penikmat jamu produksi kami mulai merasakan khasiat dan manfaatnya. Namun, kami tidak mampu mencukupinya karena keterbatasan tenaga, peralatan, serta kesibukan kami sebagai ibu rumah tangga dengan 4 orang anak dimana salah satunya adalah bayi berusia 10 bulan, menjadi kendala terhambatnya produksi jamu. Proses yang harus dilalui begitu lengkap. Mulai dari belanja bunga dan rempah-rempah, membersihkan rimpang rempah, lalu memotong-motongnya agar mudah dihaluskan. Setelah itu, kami melakukan proses pemasakan pertama. Setelah ramuan masak, ditunggu hingga hangat/dingin, lalu disaring. Berikutnya, dilakukan pemasakan kedua dengan menambahkan rempah kering (kapulaga, kayu manis dan lain-lain), asam, gula jawa, daun sirih. Pemasakan kedua ini dilakukan dengan menggunakan api yang sangat kecil. Saat ini, kami melakukan semua proses tersebut secara manual. Sehingga, waktu yang dibutuhkan untuk meracik 1 resep jamu, membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Sementara, yang dihasilkan sekitar 3 liter jamu siap minum. Dalam rangka membudayakan masyarakat meminum jamu, kami membutuhkan beberapa peralatan tambahan antara lain alat pembersih rempah, alat penggiling dan panci pemasak ukuran besar. Karena jamu kami berbentuk cair dan tanpa pengawet, pemasaran hanya bisa kami lakukan di Malang Raya dan sekitarnya. Untuk dapat memasyarakatkan budaya minum jamu, kami membutuhkan alat pengering rempah-rempah, sehingga produk kami dapat dinikmati hingga ke seluruh negeri.

Indikator Sukses

Tercukupinya permintaan pelanggan menunjukkan berhasilnya penyebarluasan khasiat dan manfaat produk jamu kami. Dan ini artinya, upaya kami untuk melestarikan budaya tradisional nenek moyang dikatakan berhasil. Jika saat ini kami hanya mampu memproduksi sebanyak-banyaknya 10 liter setiap minggunya, dengan adanya program ciptamedia.org, kami mentargetkan jumlah produksi meningkat 3 kali lipat serta dapat memproduksi jamu dalam bentuk serbuk yang tentu saja tanpa pengawet sehingga dapat disebarluaskan hingga ke seluruh wilayah di dunia.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.375.85 Juta

Durasi Proyek

7 bulan