541 - Para Prajurit Perempuan

Nama Inisiator

Ria Silviani

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

6 tahun

Contoh Karya

reog Ria Silviani.jpg

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Para Prajurit Perempuan merupakan proyek pelatihan dan pementasan kolosal seni tari keprajuritan Reog Dodog Putri khas kabupaten Gunungkidul, DIY. Dalam proyek ini saya akan melibatkan 187 perempuan lintas generasi dengan berbagai latar belakang dan pekerjaan se-kabupaten Gunungkidul, mulai usia 13 – 50 tahun. Para perempuan tersebut akan mengikuti pelatihan seni keprajuritan Reog Dodog Putri (filosofi, istilah peran, gerakan, dan musik). Hasil dari pelatihan tersebut akan ditampilkan dalam pementasan kolosal Para Prajurit Perempuan di alun-alun kecamatan Wonosari kabupaten Gunungkidul. Tak lupa saya juga akan meminta Bupati Gunungkidul Ibu Hj.Badingah yang merupakan satu-satunya bupati perempuan yang memimpin kabupaten Gunungkidul, untuk terlibat dalam pementasan kolosal ini, sebagai wujud dukungan nyata beliau kepada Para Prajurit Perempuan yang mempunyai misi melestarikan kesenian asli Gunungkidul agar tidak hilang ditelan zaman.

Latar Belakang Proyek

Seni keprajuritan Reog Dodog yang merupakan ciri khas kabupaten Gunungkidul. Kini, seni keprajuritan Reog Dodog hampir punah. Menurut observasi yang saya lakukan di 18 kecamatan se-kabupaten Gunungkidul, jumlah kelompok Reog Dodog Putri yang masih aktif hanya ada 3 kelompok yaitu di Desa Logandeng, desa Karangrejek, dan di desa Semin. Ternyata di 15 kecamatan yang lain sudah tidak ada kelompok kesenian Reog Dodog Putri. Dalam proyek Para Prajurit Perempuan ini saya ingin menunjukkan eksistensi perempuan sebagai pelestari kesenian keprajuritan Reog Dodog yang hampir punah. Reog Dodog Putri merupakan simbol emansipasi wanita. Selama ini, seni keprajuritan Reog Dodog selalu didominasi oleh laki-laki. Seni keprajuritan yang identik dengan keberanian, ketegasan, dan ketangguhan, selalu diibaratkan dengan sosok laki-laki. Melalui proyek ini, saya ingin masyarakat mengetahui bahwa perempuan juga bisa menjadi prajurit yang berani, tegas, dan tangguh dengan wadah seni keprajuritan Reog Dodog. Saya ingin mengajak para perempuan untuk bersatu menunjukkan sifat berani, tegas, dan tangguh yang tersirat dalam kesenian Reog Dodog Putri. Jumlah 187 perempuan saya ambil dari usia kabupaten Gunungkidul tahun 2018 ini yang menginjak usia 187 tahun. Terselip harapan, di usia 187 tahun, dengan pemimpin bupati perempuan, Gunungkidul semakin berani, tegas, dan tangguh dalam menghadapi segala persoalan untuk maju.

Masalah yang Diangkat

Pelaku kesenian Reog Dodog Putri tidak harus berlatar belakang sebagai seorang penari, kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai waktu senggang di sela aktivitas mengurus rumah dan bertani. Bisa dibilang latihan reog dodog dan mementaskannya di acara besar dusun atau desa merupakan hiburan tersendiri bagi para perempuan hebat ini. Namun kini, tidak banyak lagi kelompok Reog Dodog Putri yang masih aktif, sehingga para ibu tidak bisa lagi mendapatkan wadah untuk menghibur diri mereka dengan kegembiraan berlatih dan pentas. Seni keprajuritan Reog Dodog Putri perlu diaktifkan dan dikembangkan lagi agar tidak hilang ditelan zaman. Seni keprajuritan selalu didominasi oleh laki-laki. Sudah saatnya perempuan mengambil tindakan, menunjukkan eksistensinya, keberaniannya, ketegasannya, dan ketangguhannya melalui pementasan seni keprajuritan Reog Dodog Putri secara kolosal.

Indikator Sukses

1. Terkumpulnya 187 perempuan dari berbagai latar belakang yang mengikuti pelatihan seni keprajuritan Reog Dodog Putri. 2. Terlaksananya pementasan kolosal Para Prajurit Perempuan. 3. Keterlibatan para perempuan pejabat pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten dalam mempersiapkan pelatihan, atau pementasan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.187 Juta

Durasi Proyek

5 bulan