638 - Menghidupkan Budaya Dongeng Untuk Anak Indonesia

Nama Inisiator

Nilam Arba Wulandari

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

nilam mendongeng di tutup ngisor magelang.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini ditujukan kepada seluruh orang tua di Indonesia yang memiliki anak usia 0-12 tahun. Proyek ini membutuhkan dukungan publikasi dan dokumentasi yang seluas-luasnya. Maksud dan tujuannya yaitu untuk menghidupkan kembali sastra lisan dongeng sebagai media hiburan anak di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Alur : a.) Pembuatan modul “Bagaimana Cara Mendongeng yang Baik dan Menarik Bagi Pemula?” berisi trik, tips dan contoh-contoh kisah dongeng untuk anak yang sesuai dengan tumbuh kembang anak usia 0-12 tahun. -> validasi oleh ahli dalam bidang sastra anak (Prof.Burhan Nurgiyantoro,M.Pd, dll), b.) Mencetak buku modul, e-book modul dan video pendamping modul, 1000 eksemplar untuk dibagikan ke 122 daerah 3T, c.) Modul siap diakses dengan baik maka akan dilakukan sosialisasi serentak melalui media sosial oleh bantuan tokoh masyarakat (kak Seto Mulyadi, Retno Hening, Deddy Corbuzier dll). Publikasi yang seluas-luasnya kami galakan demi mencapai efek yang maksimal, d.) Sebagai penutup proyek dan puncak acara akan dilakukan pelatihan mendongeng di Aimas Papua Barat. Diilhami dari kesadaran bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Sehingga memungkinkan proyek ini tidak tersiar dengan baik, untuk itu sebagai simbol dan kepedulian tentang daerah tersebut, dilakukan acara berupa pelatihan serta kegiatan pembagian modul cetak dan video pendamping. (maksimal akhir bulan Desember 2018).

Latar Belakang Proyek

Dewasa ini budaya sastra lisan dongeng kian tergerus oleh kemajuan teknologi. Proyek ini terinspirasi akan keprihatinan tentang majunya teknologi tanpa diimbangi dengan kemampuan literasi yang baik. Selain itu, meski terdengar sepele dongeng merupakan salah satu faktor yang membentuk pemikiran masyarakat. Sekitar 20 tahun yang lalu dan sebelumnya dongeng yang sering di kisahkan adalah karakter licik si kancil. Pada akhirnya sekarang sikap licik itu menjadi hal yang biasa. Proyek ini akan mencoba merubah dan menata ulang kisah dongeng yang sesuai dengan tumbuh kembang seorang anak. Pengontrolan media dan tontonan yang layak untuk anak belum sepenuhnya digalakan dengan baik oleh orang tua. Kesadaran orang tua untuk mendampingi dan mengontrol anak harus dipupuk. Pemerintah sebenarnya sudah menyadari dan mencoba menanggulangi hal ini dengan program GERNAS BAKU. Program agar orang tua membacakan buku kepada anak. Proyek diharapkan mampu membantu program pemerintah tersebut, yang kemudian di kerucutkan dalam budaya mendongeng untuk anak usia 0-12 tahun.

Masalah yang Diangkat

1.) Bagaimana menumbuhkan kembali budaya sastra lisan dongeng di era digital? 2.) Bagaimana orang tua mampu membacakan dongeng dengan baik dan menarik menggunakan materi yang sesuai dengan tumbuh kembang anak? 3.) Bagaimana proyek ini mampu diakses oleh lebih banyak orang tua di Indonesia termasuk di daerah 3T?

Indikator Sukses

Akan diadakan survei secara online maupun offline kepada komunitas orang tua yang telah mengakses dan mempraktikkan modul dan video yang telah di galakan, dengan indikator: a.) Orang tua yang merasa terbantu dan puas dengan “Modul Orang Tua Gemar Mendongeng” dalam membacakan buku dongeng untuk anaknya, b.) Setelah rangkaian acara ini selesai diharapkan lebih banyak orang tua yang semakin sadar membacakan dongeng untuk anaknya serta mampu melakukan kebiasaan mendongeng kepada anak, mampu mendampingi anak untuk memperoleh hiburan yang mumpuni sesuai dalam masa tumbuh kembangnya. Kebiasaan mendongeng mampu di tularkan dari satu keluarga kepada keluarga lain sehingga menjadi budaya yang positif membantu membangun karakter jujur, mandiri, toleransi dan bertanggungjawab.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.264.35 Juta

Durasi Proyek

9 bulan