671 - “CAMPO RO KABORO”: UPACARA PERNIKAHAN ADAT BIMA

Nama Inisiator

Muslimah

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

15 tahun (tari daerah)

Contoh Karya

ima piagam juara lomaba tari .PDF

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan riset kolaborasi yang melibatkan peneliti berlatar akademik antropologi, fotografer dan filmmaker khususnya dokumenter. Riset ini bisa disebut sebagai sebuah usaha pewarisan ingatan dari sebuah tradisi yang dibangun oleh perempuan dalam budaya lisan yang kental, terutama di masyarakat awam. Oleh sebab itu, target riset ini berupa dokumentasi yang cukup lengkap baik tulis, visual dan audio visual. Outputnya adalah sebuah (buku) etnografi yang dilengkapi gambar foto dan sebuah film dokumenter tentang upacara pernikahan adat orang Bima. Diharapkan karya ini dapat diedarkan menjadi sumber pengetahuan dan model rujukan bagi para praktisi, baik yang berada di Kota Bima, Kab. Bima dan Kab. Dompu (penduduknya masih satu suku- dou mbojo / orang Bima).

Latar Belakang Proyek

Ketika saya masih sering menari, masa remaja, untuk sebuah resepsi (Tawori) pernikahan adat di Bima, rangkaian upacaranya tidak hanya terdiri dari prosesi agamis tetapi juga prosesi adat. Namun dewasa ini, rangkaian upacara pernikahan di Bima mulai banyak yang berubah dari segi materi budayanya hingga performance-nya. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain menguatnya pengaruh agama (Islam), modernitas dan faktor ekonomi. Di samping itu, proses pewarisan pengetahuan lokal tersebut berjalan lambat, karena dukun nikah (ina bunti) belum membuka kursus pelatihan secara terbuka seperti halnya perias pengantin di Jawa, Yogyakarta dan Solo misalnya. Selain itu, perias pengantin dewasa ini (generasi muda) cenderung belajar merias model pengantin modern (barat minimalis) atau jilbab. Padahal secara kultural, model pengantin tradisional lebih banyak dipengaruhi budaya Bugis – Makassar dan atau Malayu.

Masalah yang Diangkat

Persoalan pertama adalah berkurangnya tokoh budaya yang paham sejarah dan tradisi serta para ahli rias pengantin tradisi dikarenakan usia atau meninggal. Misalnya meninggalnya putri Sultan Bima yang ahli sejarah dan budaya yaitu Siti Maryam binti Sultan Salahuddin tahun kemarin (2017). Kedua adalah minimnya dokumentasi, baik berupa foto atau video, yang lengkap dan detil merekam proses serta menangkap simbol dari setiap ritus. Ketiga adalah belum adanya rujukan literatur dan simpul organisasi diantara para perias pengantin tradisional. Oleh karena itu, diharapkan karya ini dapat menjadi satu pijakan dalam sejarah seni tradisi untuk merumuskan, melestarikan dan juga mengembangkannya seiring dengan perkembangan zaman.

Indikator Sukses

Beberapa indikator keberhasilan dari project ini antara lain: 1. dapat menemukan dan mewawancarai ahli sejarah dan budaya lokal yang masih hidup terutama di bidang seni tradisi, 2. menemukan sumber sejarah / manuskrip (Bo') tentang upacara pernikahan tradisional, 3. tersedianya literatur (hasil proyek) di perpustakaan daerah dan museum, 4. terselenggaranya diskusi buku dan pemutaran film dokumentar di 3 daerah tingkat 2 yang dihadiri oleh Muspida, tokoh budaya dan para praktisi. 5. terbentuknya sebuah lembaga yang menaungi para perias pengantin di masing - masing daerah tingkat 2.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.175 Juta

Durasi Proyek

8 bulan