686 - Mesale Perempuan di Wilayah Kelola Rano Poso

Nama Inisiator

Wilianita Selviana

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan proyek pelibatan perempuan di wilayah kelola Rano Poso (sekitar kawasan danau poso) Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Indonesia. Perempuan di wilayah kelola Rano Poso selama ini memiliki potensi untuk mengembangkan kapasitasnya dalam kegiatan-kegiatan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki komunitasnya. adapun bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan : 1. Megulilingi Rano Poso : kegiatan ini adalah kegiatan melintasi kawasan danau Poso (wilayah kelola rano poso) sembari mengidentifikasi aktivitas-aktivitas perempuan sekitar kawasan terkait budaya dan kearifan lokalnya 2. Molimbu Wa'antina : kegiatan ini adalah kegiatan mengumpulkan perempuan-perempuan yang telah teridentifikasi di kegiatan sebelumnya untuk merumuskan sebuah kerangka kerja bersama tentang pelestarian budaya dan kearifan lokalnya dalam bentuk Workshop dengan melakukan kolaborasi bersama para seniman yang memahami budaya dan kearifan lokal tersebut 3. Mesale Wa'antina : kegiatan ini merupakan perwujudan dari 2 kegiatan sebelumnya dimana membuat sebuah karya yang telah disepakati bersama sebagai bagian dari pelestarian budaya dan kearifan lokalnya dalam bentuk pelatihan membuat karya budaya dan kearifan lokal perempuan di wilayah kelola Rano Poso dengan melakukan kolaborasi bersama para seniman yang memahami budaya dan kearifan lokal tersebut 4. Tetala Wa'antina : kegiatan ini merupakan kegiatan pemasaran hasil karya yang dimaksud pada kegiatan sebelumnya dimana perempuan membuktikan bisa berkarya sambil melestarikan budaya dan kearifan lokalnya

Latar Belakang Proyek

Di wilayah Kabupaten Poso khususnya di sekitar kawasan danau Poso, ada tradisi mesale (saling mengajak untuk bergotong-royong dalam satu kegiatan) yang merupukan perwujudan dari semangat SINTUWU MAROSO (kebersamaan itu kekuatan) yang merupakan kebudayaan tentang Kesatuan masyarakat yang menjadi kekuatan di daerah ini. Aktivitas mesale ini pada umumnya dilakukan pada saat bergotong royong membangun atau mengerjakan sesuatu. aktivitas mesale itu sendiri merupakan pelibatan semua pihak dalam pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan bersama. Perkembangan teknologi dan gempuran budaya modern membuat aktivitas mesale ini mulai terkikis di wilayah kelola rano poso (kawasan Danau Poso) ini, banyak generasi muda yang tidak lagi paham bahkan mengenal tradisi ini. padahal tradisi ini merupakan kekuatan dari daerah ini mempertahankan identitas budaya dan kearifan lokalnya. Oleh karena itu penting mengangkat tradisi ini dengan melibatkan para perempuan di sekitar kawasan danau poso (wilayah kelola Rano Poso) agar budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar kawasan ini juga tetap terjaga dan lestari.

Masalah yang Diangkat

Mengapa Mesale Perempuan ? Mesale Perempuan merupakan upaya mempertegas posisi perempuan dalam perannya melestarikan budaya dan kearifan lokal komunitasnya. Jauh sebelum pendudukan Belanda di Indonesia dan masuknya misionaris di Tana Poso (kabupaten Poso) posisi perempuan sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di komunitas dimana tetua adat disebut Nene Lipu (kepala kampung) yang adalah perempuan. Namun kini telah bergeser, peran Nene Lipu lebih banyak oleh laki-laki akibat budaya patriarki yang dikenalkan misionaris sejak itu. Situasi ini yang kemudian perlahan-lahan menggeser perempuan di wilayah kelola Rano Poso tidak lagi mampu memposisikan diri dalam proses-proses pengambilan keputusan di komunitas atau dalam masyarakat. Sementara banyak perempuan yang memiliki potensi dan kapasitas yang juga mampu memberi kontribusi dalam pembangunan di komunitas. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh dalam kehidupan sehari-hari para perempuan di wilayah kelola Rano Poso mampu bereperan ganda sebagai pengelola di dalam rumah tangga juga sebagai pencari nafkah dan sering pula sebagai sosok yang mampu mengambil keputusan-keputusan strategis dalam keluarga. Atas dasar inilah, penting untuk mendorong peran perempuan lebih besar lagi melalui karya nyata yang berkontribusi untuk upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal di komunitasnya. hal ini tentulah membutuhkan bantuan pendanaan yang dapat diberikan oleh Cipta Media Ekspresi.

Indikator Sukses

Proyek ini di anggap berhasil apabila : 1. Teridentifikasi aktivitas-aktivitas perempuan sekitar kawasan danau Poso (wilayah Kelola Rano Poso) terkait budaya dan kearifan lokalnya 2. Ada kerangka kerja bersama perempuan sekitar kawasan Danau Poso (wilayah kelola Rano Poso) tentang pelestarian budaya dan kearifan lokalnya yang berkolaborasi dengan seniman yang memahami budaya dan kearifan lokal tersebut 3. Ada sebuah karya yang yang dihasilkan sebagai bagian dari pelestarian budaya dan kearifan lokalnya oleh perempuan sekitar wilayah kelola Rano Poso hasil kolaborasi bersama para seniman yang memahami budaya dan kearifan lokal tersebut 4. Perempuan sekitar wilayah kelola Rano Poso melakukan kegiatan pemasaran hasil karyanya secara baik dan membawa dampak bagi pelestarian budaya dan kearifan lokalnya 5. Peran perempuan semakin diperhitungkan dalam setiap upaya pelestarian budaya dan kearifan lokalnya

Dana yang Dibutuhkan

Rp.175 Juta

Durasi Proyek

9 bulan