750 - Perancangan Teknik Gerak Tari Putri Istana Kedatuan Luwu

Nama Inisiator

Nurwahidah Baharuddin, S. Pd., M. Hum.

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

12 tahun

Contoh Karya

FB_IMG_1508653030267.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Perancangan Teknik Gerak Tari Putri Istana Kedatuan Luwu Melalui Konstruksi Gerak Pajaga Ininnawa Mapatakko Dengan Teknik Volume Penelitian ini didesain untuk menghasilkan Konsep dan Teknik Gerak Tari Putri Istana Kedatuan Luwu melalui pendekatan etnokoreologis, dengan mengkonstruksi Gerak Pajaga Ininnawa Mapatakko melalui teknik volume (ukuran fisik). Hal ini penting dilakukan karna Penelitian ini memiliki relevansi dengan keberlanjutan seni pertunjukan, khususnya seni tari dalam lingkungan istana yang memiliki syarat dan aturan tertentu dalam sistem pewarisannya. Dengan demikian tari Pajaga Ininnawa Mapatakko (PIM) tidak hanya menjadi kisah kenangan manis masa silam, akan tetapi sebagai kontribusi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam tari PIM, bahwa PIM tidak hanya ditarikan dengan teknik gerak yang baik, akan tetapi masyarakat terutama generasi muda, khususnya pelajar atau mahasiswa Seni Tari dapat memahami nilai-nilai atau esensi dari Pajaga tersebut yang tercermin pada bentuk, dan teknik geraknya, sehingga penguatan keberadaan PIM dalam lingkungan Kedatuan Luwu khususnya, dapat bertahan dan berkesinambungan dari generasi ke generasi sebagai pewaris budaya. Pendekatan etnokoreologis dengan pengumpulan data berdasarkan emik, dengan teknik observasi, wawancara, maupun dokumentasi, serta analisis datanya kulitatif holistik. Luaran penelitian ini adalah konsep dan teknik gerak dalam bentuk buku yang dipublikasikan, serta model pembelajaran tari dalam bentuk VCD.

Latar Belakang Proyek

Pajaga Bone Balla (Tari Pajaga dalam Istana) yang identik dengan ajaran La Galigo, diyakini oleh beberapa Opu (guru Pajaga/pewaris Pajaga/pemelihara Pajaga) pamali diwariskan kepada yang bukan pemiliknya/pewarisnya. Opu sangat khawatir apabila mengajarkan kepada generasi muda yang bukan pewaris, hal-hal yang dianggap pantangan yang sudah digariskan sejak dahulu oleh para leluhur dalam ajaran La Galigo, tidak dilakukan. Akibatnya tradisi tidak bertuah dan memungkinkan mendapat murka dari leluhur. Kondisi ini merupakan gambaran interaksi Pajaga Bone Balla dalam masyarakat Luwu. Konservatisme kaum bangsawan di Sulawesi Selatan, khususnya di Kedatuan Luwu (KL) yang tetap mempertahankan pola kebiasaan leluhurya, terutama ritual kebangsawanan, termasuk di dalamnya tari Pajaga Bone Balla yang tumbuh dan berkembang dalam KL menarik untuk dikaji dari sisi bentuk yang meliputi penari, ragam gerak, pola lantai, tempat pertunjukan, musik tari, kostum, tata rias, dan tata busana, yang bermuara pada penemuan teknik gerak tari putri istana Kedatuan Luwu. Rangkaian bentuk dalam tari Pajaga Bone Balla dimungkinkan sebagai manifestasi budaya yang berbicara tentang aspek estetis, etis dan religius masyarakat dalam lingkungan KL yang menjunjung tinggi adat istiadat, yang berimplikasi pada kajian kontekstual, dengan kata lain bahwa keseluruhan ruang baik tekstual maupun ruang kontekstual merupakan esensi dan eksistensi Pajaga yang mencerminkan masyarakat Luwu di Sulawesi Selatan.

Masalah yang Diangkat

Permasalahn utama dalam penelitian ini adalah menemukan konsep dan teknik gerak tari Pajaga Ininnawa Mapatakko (PIM) sebagai salah satu bentuk teknik gerak tari putri istana di Kedatuan Luwu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonstruksi gerak PIM dengan menggunakan ukuran fisik dan ukuran budaya (shape). Ukuran fisik dengan melihat secara tekstual yang berkaitan dengan gerak, sedangkan ukuran shape menempatkan gerak tersebut dalam konteks budaya masyarakat pemiliknya. Keistimewaan yang dimiliki oleh PIM mengantar penulis untuk mengkaji secara tekstual, yakni terkhusus pada gerak, dengan tidak mengeyampingkan kajian kontekstual yang mengantar pada penemuan konsep dan model dalam teknik gerak tari putri istana di Kedatuan Luwu. Hal tersebut dilakukan karena minimnya pemahaman dan pengaplikasian terhadap spesifikasi gerak masing-masing etnis besar di Sulawesi Selatan, terutama dalam dunia pendidikan yang secara budaya terdiri dari etnis Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Keberagaman etnis tersebut mencerminkan keberadaan karakterisasi gerak yang berbeda dan beragam yang mencerminkan budaya pemiliknya.

Indikator Sukses

Indikator sukses pada penelitian ini bilamana menghasilkan target/luaran 1. Menghasilkan Konsep Teknik Gerak tari putri istana Kedatuan Luwu dengan cara mengkonstruksi gerak Pajaga Ininnawa Mapatakko melalui teknik volume (ukuran fisik) dalam bentuk buku yang dipublikasikan. 2. Model Pembelajaran teknik gerak tari putri istana Kedatuan Luwu dalam bentuk VCD dengan cara mengkonstruksi gerak Pajaga Ininnawa Mapatakko melalui teknik volume (ukuran fisik).

Dana yang Dibutuhkan

Rp.200 Juta

Durasi Proyek

5 bulan