753 - Konser Puisi Betina Jalang

Nama Inisiator

Rooslain Wiharyanti

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

753-ros-aruna.pdf

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan proyek kolaborasi seniman perempuan Ros Aruna dengan seniman perempuan lainnya dengan latar belakang disiplin yang berbeda, program ini dimulai dengan karya kumpulan puisi Ros Aruna yang berjudul “Betina Paling Jalang” yang diinterpretasikan melalui ilustrasi yang khas oleh Jayu Julie, seniman perempuan muda dengan karya lukis medium cat air dengan hasil akhir menjadi buku kumpulan puisi. Kolaborasi tidak berhenti disitu, karya puisi Ros Aruna juga diinterpretasi oleh musisi perempuan Indonesia menjadi alunan nada dan lagu yang dikemas dalam CD kumpulan lagu dan juga konser musik ditampilkan dengan konsep dramaturgi dan tata panggung yang sesuai. Musisi perempuan tersebut adalah Frau (tbc), NonaRia (tbc), Backing Soda, Bungabell dan SkySucahyo. Mereka merupakan musisi yang saat ini cukup dikenal diranah musik indie tanah air. Buku kumpulan puisi ini satu paket dengan CD kumpulan lagu yang dapat diakses oleh pengunjung pada saat konser musik. Konser ini dilaksanakan sebagai bentuk perayaan untuk menyuarakan perempuan yang selama ini merasa tidak aman dalam menyuarakan pendapat dan pikiran mereka karena alasan moral. Ini merupakan perayaan atas “kejalangan” dalam artian membebaskan diri kungkungan moral yang sering merugikan dan menghambat perempuan.

Latar Belakang Proyek

Indonesia, seperti yang disebutkan dalam salah satu kumpulan puisi ini yang bertajuk “bangsa pemuja moral”. Situasi yang membuat banyak perempuan kehilangan tubuhnya dan tidak mendapatkan haknya sebagai manusia. Dengan meminjam semangat Chairil Anwar, kolaborasi ini ingin mengajak perempuan untuk mendefinisikan kembali kata ‘betina’ dan ‘jalang’. Usaha ini diharapkan menimbulkan semangat baru perjuangan hak-hak perempuan.

Masalah yang Diangkat

Moral membatasi ruang bagi perempuan untuk bekerja dan berkarya. Padahal batasan moral tidak mampu memberikan rasa aman. Aman dalam arti tidak terjadi kekerasan seksual, bias gender, dan kesempatan serta upah yang tidak membedakan perempuan atau laki-laki. Hal-hal tersebut masih terjadi, meskipun “moral” terus ditegakkan. Dengan mendefinisikan makna ‘betina jalang’ perempuan tetap akan merasa aman dalam berkarya meskipun mereka menolak berada di bawah kukungan moral. Rasa tidak aman ini salah satunya tercipta karena dominasi laki-laki. Secara angka, jumlah pekerja laki-laki lebih banyak dari perempuan. Demikian pula di ranah sastra. Dibandingkan dengan laki-laki, jumlah penyair perempuan sangat sedikit. Dalam buku Antologi Puisi Indonesia: Kumpulan Pilihan Yayasan Lontar (Yayansan Lontar Nusantara, 2017) setebal hampir 800 halaman, ada 248 penyair dengan karya-karya pilihan mereka. Dari angka tersebut, perempuan yang tercatat sebagai penyair dari tahun 1920 hingga tahun 2000 hanya ada 26 penyair perempuan atau sekitar 10 persen. Dengan bertambahnya jumlah penyair perempuan, diharapkan komunitas sastra menjadi lebih aman dan tidak membuat kami terintimidasi untuk berkarya. Semangat ini pun yang ingin ditularkan di bidang lain dalam bentuk kolaborasi. Konser Puisi ini diharapkan bisa memberikan ruang ekspresi pada musisi perempuan, laki-laki, atau gender lainnya.

Indikator Sukses

Media Coverage yang luas, buku puisi dan CD terdistribusi edisi I sejumlah 1000 eksemplar, Penonton & Undangan memenuhi kapasitas Gedung konser, Kampanye Digital dengan hashtag. Munculnya karya sastra dari penulis perempuan yang baru. Lebih banyak lagi lahir kerjasama seniman perempuan lintas disiplin.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.225.55 Juta

Durasi Proyek

9 bulan