758 - Menebar Bunyi Kecapi

Nama Inisiator

SRI MUSDIKAWATI, M. SI

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

36 Tahun

Contoh Karya

pembacaan puisi diPesona Cakkuriri 2 thn 2017.mp4

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Kegiatan ini berjudul Menebar Bunyi Kecapi, tujuannya menyelamatkan satu seni music tradisional yaitu Pakkacaping Tobaine (Pemain kecapi perempuan). Kegiatan ini akan didahului sosialisasi selama dua bulan, kegiatan intinya ada dua jenis, yaitu, Pertama, Workshop pendokumentasian, penulisan dan pelatihan bermain kecapi. Kedua, pentas bermain kecapi bersama maestro kecapi. Pesertnya 40 siswa SMA, SMK se Kabupaten Polewali Mandar, mahasiswa dan sanggar seni yang akan dilaksanakan selama 3 hari. Tujuannya melahirkan praktisi kacapi dan pendokumentasi kecapi. Ada dua fokus materi. Hari pertama materinya umum: a) Membangun motivasi narasumbernya generasi muda pakkacaping tobaine yang pernah pentas di Thailand (2 narasumber), hari kedua b) sejarah kecapi Mandar, aspek karya sastra dalam kacaping, dan perspektif tradisi lisan (3 orang narasumber), c) Materi kelompok A olah vocal dan teknik bermain kecapi (2 orang narasumber), kelompok B materinya metode research dan metode penulisan (2 orang narasumber), dilanjutkan praktek. Hari ke tiga 4) praktek lanjutan dan pentupan. Kegiatan inti yang kedua adalah pentas bersama maestro kacaping. Setelah selesai workshop peserta akan diistirahatkan selama 2 minggu sambil latihan sendiri, kemudian akan dpanggil dan dikarantina selama tiga hari untuk persiapan pentas. Pentasnya direncanakan akan dilaksanakan pada dua tempat umum yang berbeda kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi dari budayawan, praktisi, dan akademisi.

Latar Belakang Proyek

Pakkacaping Tobaine (Pakacaping= pemain kecapi, tobaine=perempuan), jadi maknanya adalah pemain kecapi perempuan. Asmadi Alimuddin (2013:12) mengurai Pakkacaping yaitu pa yang di dalam bahasa Mandar termasuk awalan yang memuat makna profesi. Kacaping berarti kecapi, setelah kedua unsur tersebut digabungkan, maka terbentuk sisipan “k” sehingga terbentuklah kata pa-k-kacaping, yang membentuk makna orang yang berprofesi sebagai pemain kecaping. Pakkacaping tobaine adalah salah satu jenis permainan musik yang menggunakan media kacapi dan dilakukan oleh perempuan. Jumlah Pakkacaping Tobaine yang menekuni profesi pemain kecapi atau yang ahli saat ini hanya tersisa dua orang yaitu Marayama dan Satuni, umurnya diperkirakan 80 tahun, beruntung ada satu generasi muda pakkacaping tobaine yang sarjana dan pernah pentas di Thailand, inilah yang diharapkan akan menjadi pembangun motivasi bagi para peserta, sebab itu diharapkan lewat program lintas generasi ini bisa membantu menyelamatkan pakkacaping tobaine dari kepunahan. Kegiatannya ada dua jenis yang pertama, workshop bermain kecapi, penulisan dan pendokumentasian. Yang kedua, pentas bermain kecapi bersama maestro yang akan didesain layaknya pentas kacapi di depan umum. Sasaran pengembangannya adalah siswa, mahasiswa dan sanggar seni dimaksud untuk memotivasi generasi muda dan memartabatkan Pakkacaping tobaine, sehingga lembaga pendidikan inilah yang paling tepat untuk disasar, terakhir evaluasi tindak lanjut.

Masalah yang Diangkat

Pakkacaping tobaine saat ini begitu langka karena itu jenis musik ini diperkirakan segera akan punah. Profesi ini dianggap tidak menjanjikan secara ekonomi, motivasi belajar rendah dan akses perempuan masih sangat terbatas dalam menekuni profesinya. Sehingga tidak banyak yang tertarik menekuninya. Hal lain yang menyulitkan adalah adanya satu karakter vocal yang unik dari pakkacaping dan cara bermain kecapinya yang khas, yang lebih memprihatinkan tidak adanya sentuhan dunia pendidikan dalam profesi ini. Pembelajaran muatan local yang penulis perjuangkan sejak tahun 2011 sampai ke DPRD sampai saat ini tidak ada wujudnya. Padahal pembelajaran dianggap salah satu solusi untuk mentransformasi pembinaan kesenian tradisional serta bahasa ke generasi berikutnya. Keperdulian eksekutif maupun legislative pada pemertahanan musik tradisional masih sangat rendah, festival-festival budaya belum mumpuni untuk melahirkan generasi pemusik tradisional ini, karena itu program ini mencoba mensinergikan antara dunia pendidikan dan praktisi pakkacaping tobaine. Agar mata pemerintah terbuka untuk berpikir pentingnya menyelamatkan kesenian tradisional ini, Sebab itu diakhir kegiatan ini rencananya akan mengundang budayawan, praktisi, pemerhati dan pemerintah untuk melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut. Berdasarkan pemaparan sebelumnya rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimanakan kehidupan ekonomi dan akses pakkacaping tobaine? 2. Bagaimanakan bermain kecapi dan ciri vocal pakkacaping tobaine? 3. Bagaimanakan tindak lanjut penyelamatan pakkacaping tobaine?

Indikator Sukses

Setelah kegiatan ini diharapkan peserta : 1. Mampu meriset masalah ekonomi dan masalah akses Pakkacaping tobaine dengan baik 2. Mampu melahirkan pemain kecapi sesuai standar pakkacaping tobaine. Selain itu dari kegiatan ini juga diharapkan bisa memetakan tindak lanjut apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan pakkacaping tobaine dari kepunahan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.217 Juta

Durasi Proyek

3 bulan