790 - Film Is A Man's World, Not

Nama Inisiator

Gayatri Nadya Paramytha

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan kegiatan yang kami rancang untuk terus berkembang setiap tahunnya yaitu lokakarya manajemen pemutaran dan juga pengembangan naskah cerita film. Kegiatan meliputi pemutaran film, pelatihan untuk penyelenggara dan lokakarya dengan target 50-100 peserta per titik.Tidak hanya fokus pada komunitas yang tergabung dalam penyelenggaraan, tetapi juga pada pemateri dan peserta untuk lebih banyak diprakarsai dan juga diikuti oleh perempuan mulai dari usia sekolah menengah akhir sampai pekerja profesional. Dengan pemateri yang merupakan spesialis di bidangnya seperti sutradara, pelaku kegiatan ditribusi, penulis naskah dan juga pelaku dari aspek teknis, diharapkan dunia film juga bisa dirambah oleh pekerja kreatif perempuan yang tidak hanya berada di balik pekerjaan admistratif saja. Lokakarya ini akan berdurasi dua hari untuk setiap kota, dengan fokus pada pemateri-pemateri tersebut. Dalam kegiatan lokakarya ini, penyelenggara juga akan diberikan pelatihan untuk pengoptimalan komunitas dan perempuan untuk bisa memegang posisi-posisi strategis yang bekerjasama dengan keseluruhan elemen komunitas dan masyarakat. Lokakarya ini akan diadakan di 3 kota dengan pemilihan komunitas yang secara konstan mengadakan kegiatan pemutaran, potensi kegiatan terkait dengan film dan juga daerah dengan komposisi perempuan dalam kegiatan pemutaran cukup rendah. Diharapkan ketiga elemen dalam tiga kota bisa berbaur dan berkembang dengan berjalannya waktu.

Latar Belakang Proyek

KOLEKTIF didirikan oleh Meiske Taurisia dan kemudian saya masuk sebagai project manajer. Diprakarsai dan digerakkan oleh perempuan sejak dari awal berdiri. Selama hampir tiga tahun bekerja bersama KOLEKTIF, kolaborasi dengan komunitas-komunitas di Indonesia sangat beragam dan cenderung berkembang sesuai generasi. Saat berkolaborasi dengan tim dari komunitas banyak hal yang diperhatikan termasuk para penggerak dalam kegiatan pemutaran dan distribusi film yang banyak dipegang oleh laki-laki. Komposisi pelaku kegiatan pemutaran dan komunitas masih banyak dipegang laki-laki, adapun perempuan yang ditemui sebagai programmer masih sangat minim, kebanyakan mereka berada di balik meja administrasi atau operasional. Satu kali kami bahkan terpaksa menurunkan salah satu pembicara perempuan karena penyelenggara lokakarya lebih memilih pembicara laki-laki untuk berada di depan sebagai pemateri. Dari dua hal yang kami perhatikan tersebut, ada kecenderungan perempuan lebih banyak diberdayakan di belakang layar untuk kegiatan yang jauh dari konten atau hanya bersingungan dengan administrasi. Padahal dalam beberapa kesempatan, para perempuan yang bekerjasama dengan kami terlihat memiliki potensi untuk memegang posisi programmer atau moderator. Hal ini yang mengingatkan masih banyak pekerja di dunia yang bersinggungan dengan film masih didominasi laki-laki.

Masalah yang Diangkat

KOLEKTIF mengadakan kegiatan pemutaran dan lokakarya terkait manajemen komunitas secara berkala setiap tahunnya, lewat program ini kami ingin mengajak pelaku kegiatan pemutaran di komunitas untuk menerjunkan lebih banyak perempuan terlibat. Ada kalanya sumber daya manusia tidak mengalami regenerasi dan juga kegiatan di komunitas tersendat. Oleh karena itu, lewat program ini diharapkan memperluas jangkauan dan juga kompetensi tiap individu untuk bisa mendapat arahan terkait pengembangan manajemen komunitas dan juga terkait pengembangan cerita atau area teknis dalam film. Dua elemen produksi dan manajemen pemutaran untuk komunitas ini saling berkaitan tetapi tidak semua bisa mengaplikasikan. Program ini diharapkan bisa menjadi loncatan dan juga program edukasi agar ruang-ruang diskusi dan edukasi yang tercipta dari ranah komunitas tetap bisa terbangun dan bertahan. Dalam konteks pelaku, perempuan dipercaya juga punya kekuatan dalam dua hal untuk melakukan manajerial dan juga berdiri sebagai pemikir untuk keberlangsungan komunitas secara lembaga dan juga konten. Penting bagi para perempuan untuk mengambil porsi lebih besar dalam kegiatan komunitas yang kemudian hari bisa berkolaborasi dengan pelaku kegiatan lain di wilayah setempat.

Indikator Sukses

Selama kegiatan pemutaran dan lokakarya diharapkan peserta yang ikut serta merata jumlahnya antara perempuan dan laki-laki setelah itu diharapkan para pelaku kegiatan pemutaran juga bisa lebih beragam menghadirkan pemateri, programmer dan juga pembahasan topik-topik yang bisa dibawakan oleh perempuan dan laki-laki secara menyeluruh. Selain itu, konsistensi kegiatan pemutaran juga jadi indikator kesuksesan, misalnya diadakan kegiatan pemutaran rutin dengan program berjalan sebanyak 2-3x sebulan selama 6 bulan secara terus menerus. Kegiatan pemutaran bukan hanya soal film yang diputar tetapi juga pemilihan film, dialog pasca film yang bisa difasilitasi dengan komunitas serta menyentuh bahasan yang kerap tidak tersentuh dalam legiatan pemutaran reguler dalam bioskop jaringan. Kegiatan KOLEKTIF dan komunitas rekanan bertujuan bisa membuat ruang-ruang diskusi tersebut menjadi platform edukasi terkait dengan film sebagai pemicu kegiatan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan juga eksistensi komunitas pemutar film bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada terkait dengan edukasi, ruang diskusi yang terbuka dan juga perempuan sebagai salah satu pengembang serta pematik kegiatan dalam komunitas.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

3 bulan