801 - Produksi Film Pendek Fiksi: Ujan

Nama Inisiator

Nur Wulandari

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

8 Tahun

Contoh Karya

Poster Film Dokumenter_Nur Wulandari "Wucha".jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Saya ingin berbicara tentang gadis Dayak, memiliki cita-cita melanjutkan pendidikan yang lebih baik namun menghadapi lingkungannya yang berubah melalui medium film pendek fiksi. Film pendek fiksi dengan latar belakang dan cerita-cerita mengenai perempuan Dayak yang seringkali tidak mudah untuk mengakses pendidikan dan informasi kesehatan, serta tidak memiliki pilihan-pilihan selain menikah. Merepresentasikan kondisi perempuan yang terjadi di daerah-daerah melalui medium film pendek fiksi. Saya mencoba menghadirkan sosok karakter remaja perempuan yang memiliki pilihan atas keputusan hidupnya, yang hingga kini jarang saya temui di komunitas Dayak. Sosok remaja perempuan yang sederhana, yang memiliki perbedaan cara pandang dengan remaja perempuan lainnya. Bercerita tentang gadis remaja Dayak yang mengancam bapak dan tantenya dengan tinggal di pohon tepat di atas ibunya dimakamkan dikarenakan tidak ingin dinikahkan. Karakter remaja perempuan yang berbeda dari lingkungan yang ada di komunitas Dayak dan daerah-daerah transisi di film ini, dengan maksud memberikan perspektif lain tentang remaja perempuan juga memiliki pilihan-pilihan atas dirinya sendiri. Kalimantan sebagai latar dan background cerita, saya ingin menceritakan dari budaya hingga apa yang dialami orang-orang Kalimantan yang mana jarang sekali didengar dan mendapatkan perhatian.

Latar Belakang Proyek

Setelah melawati proses development selama setahun di South East Asia Screen (#SEAscreenLab2016project) tahun 2016 dengan judul film UJAN SEGERA PERGI. Development film panjang pertama saya mengangkat tema pendidikan dan isu lahan di daerah komunitas Dayak Kalimantan Timur, tempat dimana saya pernah tumbuh besar. Gagasan film ini muncul, saat saya pulang kampung di Kalimantan Timur. Beberapa tempat dan pohon-pohon yang dulunya berdiri kokoh, sekarang hilang. Perjalanan saya mengantarkan pada sebuah komunitas Dayak yang sebagian besar lahan mereka telah dijual kepada perusahaan tambang batu bara dan ladang sawit, atau menjadi petani plasma. Perjalanan ini juga mempertemukan saya dengan banyak perempuan muda yang telah menikah. Proses mewujudkan film panjang pertama saya ini tidaklah mudah. Dari proses development film UJAN SEGERA PERGI, saya menemukan banyak sekali narasi-narasi penting yang tidak dapat diceritakan dalam satu film. Sehingga, saya mencoba membuat cerita pendek dengan perspektif berbeda dari film panjang UJAN SEGERA PERGI. Perspektif yang saya ambil adalah Menikah di usia muda. Medium audio visual merupakan cara yang cukup efektif sebagai media advokasi kepada remaja. Film pendek fiksi ini diharapkan dapat menjadi media advokasi dan salah satu cara mewujudkan film panjang UJAN SEGERA PERGI.

Masalah yang Diangkat

Beragam isu yang dihadapi remaja perempuan, salah satunya yang membuat saya resah adalah isu pernikahan dibawah umur dengan berbagai macam faktor, dari ekonomi, kondisi tidak aman, agama, hingga tradisi. Data UNICEF 2017 menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat ke-tujuh dalam hal pernikahan anak di dunia. Indramayu, Lombok, dan daerah memiliki kesulitan mengakses informasi pendidikan maupun kesehatan, memiliki tingkat tertinggi pernikahan dini seperti daerah-daerah di Kalimantan Timur. PBB menyebut Indonesia sebagai negara tertinggi ke-dua di ASEAN tentang jumlah pernikahan anak dalam setahun. Fenomena ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang serius diamati oleh Girls Not Brides, sebuah organisasi kemitraan dari 550 organisasi sipil di 70 negara yang mengadvokasi penghapusan praktik pernikahan anak di dunia. Sumber: Tirto.id. Bagi saya, pernikahan di usia muda perlu mendapat perhatian lebih, karena pernikahan tidak hanya menggunakan indikator mengalami menstruasi saja, tetapi juga menuntut kesiapan fisik dan kesehatan psikologis perempuan.

Indikator Sukses

Dengan selesainya film ini diproduksi artinya berhasil dan siap untuk di distribusikan ke berbagai instansi pendidikan, komunitas-komunitas, ruang putar alternatif dan festival-festival film. Film Ujan dinyatakan berhasil ketika menemukan penontonnya dan berhasil menjadi pemantik diskusi dengan isu Pernikahan Dini/Muda, HAM, Akses Kesehatan dan Pendidikan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.250 Juta

Durasi Proyek

8 bulan