825 - "Perempuan Dan Geliat Konservasi Di Ranah Minang"

Nama Inisiator

Novi Rovika

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

Baru Memulai

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Melalui proyek ini, saya ingin mengkolaborasikan dunia konservasi satwa liar dengan kebudayan melalui seni bela diri asli Minangkabau yaitu “Silek Harimau” dan “Baciloteh” (mendongeng). Selama ini, dunia konservasi satwa liar selalu identik dengan laki-laki. Dan dalam bayangan banyak orang, dunia konservasi tentulah hal-hal yang bersifat heroik dan bersentuhan langsung dengan satwa liar dilindungi yang sedang diperjuangkan. Tak banyak yang menyadari bahwa bahwa edukasi juga merupakan investasi jangka panjang bagi kerja-kerja konservasi. Maka kreatifitas dalam meramu bentuk-bentuk edukasi sebagai bagian dari kampanye penyelamatan satwa liar yang dilindungi negara dan terancam punah, sangat diperlukan. Salah satunya adalah proyek yang ingin saya ajukan ini, yaitu “Perempuan Dan Geliat Konservasi Di Ranah Minang”. Lewat proyek ini saya ingin membangun kesadaran anak-anak sedari dini, lewat mendongeng tentang satwa liar asli Sumatera yang tengah terancam keberadaannya yaitu Harimau. Selain itu, saya juga ingin membuat sebuah pertunjukkan sebagai bentuk upaya dalam melestarikan salah satu seni budaya asli Minangkabau yang juga terancam punah yaitu “Silek Harimau”. Karena kegiatan konservasi melalui pendekatan budaya masih teramat jarang dilakukan. Harapan saya, lewat proyek ini segala bentuk aksi-aksi nyata dalam upaya melakukan perlindungan terhadap satwa liar yang dilindungi negara dan kebudayaan yang terancam punah, dapat terlaksana lebih masif lagi.

Latar Belakang Proyek

Indonesia tengah mengalami "Darurat Konservasi" menyusul tingginya konflik manusia dengan satwa liar yang dilindungi negara. Salah satu pemicu dari konflik-konflik tersebut secara nyata adalah hilangnya habitat yang menjadi "rumah" bagi satwa-satwa eksotis tersebut, akibat dari berubahnya fungsi hutan yang jadi habitat hidup mereka. Secara fisik, lembaga-lembaga sosial yang bergerak dibidang konservasi satwa liar telah melakukan banyak hal sebagai bentuk perjuangan mereka dalam upaya menyelamatkan satwa-satwa endemik khas Indonesia dan terancam punah. Sumatera Barat yang juga menjadi habitat asli dari Harimau Sumatera tak terkecuali juga mengalami hal yang sama dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Karena konflik dengan satwa liar terjadi hampir diseluruh wilayah di Indonesia yang memiliki satwa khas atau endemik. Seperti harimau, orangutan, gajah, badak dan banyak lagi lainnya. Dalam hal konservasi Sumatera Barat sebenarnya memiliki banyak sekali kearifan lokal yang berafiliasi dengan seni dan budaya. Diantaranya adalah seni bela diri "Silek Harimau" dimana harimau adalah inspirasi dari setiap jurus dan gerakan-gerakannya yang mematikan. Konon, Silek Harimau ini telah berusia ratusan tahun. Satu lagi budaya asli "Urang Awak" yang mulai tergerus karena kemajuan zaman adalah "Baciloteh" atau mendongeng. Proyek "Perempuan Dan Geliat Konservasi Di Ranah Minang" ini adalah bentuk alternatif dari kerja konservasi yang biasanya didominasi oleh laki-laki.

Masalah yang Diangkat

Salah satu penyebab dari banyaknya satwa liar yang menjadi korban dari setiap konflik yang terjadi antara manusia dengan satwa, adalah karena rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat. Begitu pula dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam hal pelestarian budaya. Tak banyak yang menyadari akan permasalahan ini. Kalaupun ada, tak sedikit pula yang kemudian bingung bagaimana cara atau usaha untuk mengatasi permasalahan ini. Maka lewat proyek "Perempuan Dan Geliat Konservasi Di Ranah Minang", saya ingin membangun partisipasi masyarakat lewat media visualisasi untuk menumbuhkan kesadarara bahwa siapapun bisa terlibat dalam kerja-kerja konservasi. Karena untuk mewujudkan kepedulian terhadap satwa liar, tidak harus terjun langsung melakukan upaya-upaya penyelamatan terhadap satwa liar tersebut secara fisik. Pendekatan budaya yang dalam hal ini adalah "Silek Harimau", dapat menjadi bentuk upaya perlindungan terhadap satwa liar yang justru merupakan bentuk alternatif dari kerja-kerja konservasi yang bisa dilakukan dengan cara-cara unik dan menyenangkan. Tak hanya itu, melalui dongeng tentang satwa-satwa liar dilindungi yang terancam punah, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran anak-anak sedari dini. Karena anak-anak merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan. Proyek ini dijalankan juga dalam rangka upaya mempersiapkan generasi yang berkualitas dalam menyongsong era Indonesia Emas! Karena memang disinilah peran perempuan dibutuhkan.

Indikator Sukses

- Terlaksananya event "Festival Mendongeng" tingkat sekolah yang mengangkat tema tentang perlindungan Satwa Liar di Sumatera Barat - Terlaksananya event "Festival Silek Harimau" di Sumatera Barat - Teredukasinya komunitas-komunitas dampingan tentang konservasi satwa liar - Teredukasinya beberapa sekolah/lembaga pendidikan yang menjadi target proyek

Dana yang Dibutuhkan

Rp.500 Juta

Durasi Proyek

6 bulan