831 - Festival Hari Sampah "Dudu Sembarang Sampah 4"

Nama Inisiator

Cahyati Praba Hardini

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

IMG_3506.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Dudu Sembarang Sampah (DSD) adalah festival kecil yang kami selenggarakan bersama Wayang Sampah sejak tahun 2015, dalam rangka memperingati hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh setiap bulan Februari. DSD kembali hadir pada bulan Februari yang lalu di Kampung Jagalan, sebuah kampung kecil di Surakarta. Bekerja sama dengan Bungkus ArtHome, festival kali ini kami pandang cukup sukses. Termotivasi dengan kesuksesan ini, kami ingin kembali menyelenggarakan festival di kampung – kampung kecil di Surakarta. Adapun rencana proyek kali ini adalah kampung Sangkrah, yang kami pandang sebagai target yang tepat untuk festival mendatang. Kondisi demografis kampung Sangkrah yang sangat padat dan berbatasan dengan sungai Bengawan Solo, serta merta mendatangkan sampah sebagai salah satu masalah besar bagi kampung ini. Untuk itu kami berencana membuat program edukasi sampah berkesinambungan selama 8 bulan dengan melibatkan ibu dan anak. Adapun program - program yang kami rencanakan adalah: bersih lingkungan, pelatihan pemilahan sampah, revitalisasi Bank Sampah, pengadaan tempat sampah 3 warna dan komposter, workshop kerajinan dan pembuatan pertunjukan seni dengan bahan daur ulang, lomba kreasi sampah, fashion show, pembuatan instalasi seni sampah, pawai sampah, dan pada puncaknya adalah penyelenggaraan pameran dan Festival Hari Sampah “Dudu Sembarang Sampah 4” pada bulan Februari 2019.

Latar Belakang Proyek

Sampah dudu sembarang (sampah bukanlah sekedar sampah). Sering dianggap sebagai barang yang tidak berguna, bahkan berbahaya. Namun jika kita bijak mengolahnya, sampah bisa membawa berkah. Upaya mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah dapat kita mulai dengan sebuah langkah sederhana yaitu merevitalisasi peran ibu dalam mengelola sampah rumah tangga. Dimulai dengan memilah jenis - jenis sampah, mengumpulkan bahan daur ulang, dan pemanfaatan sampah menjadi barang yang lebih berguna, maka nilai sampah serta merta pasti akan meningkat. Ibu – ibu berperan besar dalam upaya kelola ini, yaitu dengan memberikan teladan yang baik, contoh nyata, dan penerapan kedisiplinan dalam memperlakukan sampah. Hal ini tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan karakter anak. Harapan kami adalah anak akan tumbuh sebagai manusia yang cinta terhadap lingkungan, sadar akan pentingnya kebersihan, dan memiliki rasa estetika yang tinggi.

Masalah yang Diangkat

Sampah telah menjadi permasalahan global yang serius. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengurangi permasalahan sampah, namun hingga saat ini produksi sampah di Indonesia tidak berkurang bahkan semakin menggunung. Permasalahan sampah dapat kita kurangi secara signifikan dengan upaya pembiasaan diri dan mengubah mind set masyarakat terhadap sampah, bahwasanya sampah tidak melulu hanya dibuang saja namun dapat kita olah menjadi barang yang bernilai ekonomi maupun bernilai seni tinggi. Peranan ibu sebagai manajer dalam rumah tangga memiliki pengaruh sangat besar terhadap upaya pengelolaan sampah secara terpadu, mengingat sebagian besar produksi sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga. Sebagai panutan dari anak - anaknya, ibu dapat menumbuhkan kebiasaan – kebiasaan perlakuan sampah yang baik. Dengan proyek ini kami berharap dapat menumbuhkan kesadaran ibu untuk memulai kebiasaan memilah dan mengolah sampah, menularkan kebiasaan itu terhadap seluruh anggota keluarga terutama anak – anaknya, dan melaksanakan kegiatan kesenian yang melibatkan ibu dan anak.

Indikator Sukses

Dengan mengadakan kegiatan ini, kami berharap akan dapat mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah serta menerapkan Reduce, Reuse, Recycle (Mengurangi, Menggunakan Kembali, Mendaur Ulang) dalam kehidupan sehari - hari, dan mengenalkan berbagai macam seni kontemporer dengan bahan daur ulang, sebagai salah satu upaya untuk membangun kreativitas, mimpi dan imajinasi anak-anak Indonesia.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.69 Juta

Durasi Proyek

8 bulan