864 - Rumah Ibu (nama sementara)

Nama Inisiator

Ika Yuliana

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

Menulis cerpen/ kolom sejak 2008, menjadi penyiar/ produser radio sejak 2009, menjadi fotografer majalah sejak 2010, membuat filem sejak 2011

Contoh Karya

DI ATAS GENTENG (1) (1).pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini bertujuan untuk membuat rumah singgah kreasi berbentuk komunitas yang menjadi wadah bagi para buruh perempuan di Jatiwangi, Majalengka untuk menyalurkan hobi, berkarya, dan berdiskusi. Di sela ketatnya waktu bekerja sebagai buruh di pabrik garmen/ tekstil, para buruh perempuan yang digaji kecil dengan UMR terendah di pulau Jawa ini, tiap harinya tetap menyempatkan diri untuk mengisi waktu istirahatnya, yang kebanyakan dari buruh harus tetap berjualan kecil-kecilan untuk menghidupi rumah tangganya. Hampir seluruh perempuan muda di Jatiwangi, Majalengka berprofesi sebagai buruh garmen, sementara suami mereka tidak bekerja, atau bekerja paruh waktu di pabrik genteng yang kondisinya semakin melemah. Rumah singgah ini berupaya untuk memberikan ruang diskusi, berkreasi, dan menambah skill-skill perempuan muda sehingga dapat melakukan hal lain selain menjadi buruh, misalnya di bidang sastra, wirausaha, filem, craft, dan segala kemungkinannya. Dengan harapan bahwa "menjadi buruh pabrik" bukan lagi menjadi cita-cita utama di daerah ini.

Latar Belakang Proyek

Juli 2016 adalah pertama kalinya saya datang ke Jatiwangi dengan tujuan riset dan membuat filem tentang pembuatan genteng. Jatiwangi memang dikenal sebagai produsen genteng terbesar dan tertua di Indonesia (sejak 1905). Ketika beberapa hari di sana, saya merasa sulit sekali bertemu dengan perempuan-perempuan muda seusia saya, yang ada hanya ibu-ibu yang hampir jompo yang bekerja di pabrik genteng. Namun kemudian saya dipertontonkan dengan pemandangan ribuan perempuan berhamburan saat bubaran pabrik asing yang tak jauh dari pabrik genteng. Setelahnya saya mencari-cari tahu tentang fenomena tergesernya industri genteng Jatiwangi dengan pabrik-pabrik tekstil asing yang memasuki Jatiwangi, genteng, dan juga kebahagian warga terancam punah. Semua bekerja seperti robot. Pemandangan tersebut benar-benar merubah hidup saya selanjutnya sebagai perempuan. Saya memutuskan untuk pindah dan menetap Jatiwangi untuk melakukan riset dan memulai aktivisme melalui edukasi, seni dan media untuk perempuan dan juga anak.

Masalah yang Diangkat

Januari 2015 lalu, Mantan Gubernur Jakarta, Basuki "Ahok" pernah memberikan statement kepada pengusaha pabrik Cikarang di media "kalau enggak mampu bayar pekerja ya pindah saja ke Majalengka," kata Ahok di Balaikota, Senin (5/1/2015). Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, UMR buruh di Majalengka memang yang terendah di pulau Jawa, dan jumlah pabrik asing terus bertambah dan menyerap perempuan-perempuan muda di Majalengka dan sekitarnya seakan mereka tak punya pilihan lain untuk mencari nafkah. Bukan pemandangan yang aneh jika anda jarang melihat perempuan muda di sini, sebab mereka baru berhamburan keluar pabrik saat petang dan larut malam. Jam kerja pabrik sangat ketat,namun begitu para buruh perempuan tetap harus meluangkan waktu untuk berjualan kecil-kecilan untuk menambah penghasilan. Namun berdasar pendapat teman-teman buruh, mereka sangat ingin untuk menyalurkan hobi, belajar skill baru, dan berkumpul bersama perempuan lainnya. Maka dari itu, diharapkan para perempuan buruh memiliki akses pengetahuan yang sama dengan perempuan-perempuan lainnya di kota.

Indikator Sukses

Terbentuk sebuah rumah komunitas yang aktif bagi buruh perempuan di Majalengka Perempuan-perempuan yang produktif berkarya di sela bekerja

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

5 bulan