887 - Mimi Tumus: Ikon Topeng Kreyo Tanpa Masa Depan

Nama Inisiator

Nurul Hasanah

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

IMG_20180323_181016.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Di Cirebon, orang sudah tidak asing dengan tari topeng gaya Losari, Slangit, Palimanan, Gegesik, tetapi tidak dengan tari topeng gaya Kreyo. Kalau pun ada yang tahu atau pernah mendengar hanya segelintir orang atau masyarakat setempat. Sebagai salah satu kesenian yang dimiliki Cirebon, tari topeng Kreyo memiliki kisah perjalanan yang suram sehingga gaungnya tak terdengar seperti tari topeng yang lain. Menurut Mimi Tumus (generasi penari topeng Kreyo satu-satunya yang tersisa), tari Topeng Kreyo konon sengaja dihapus dari sejarah. Hal ini yang membuat Mimi Tumus harus menelan pil pahit dan berhenti menari bahkan piagam-piagam kejuaraan dan penghargaan yang pernah diraih olehnya di tingkat nasional maupun internasional tampak tak berharga dan terpaksa menjadi barang rongsokan untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Pemerintah daerah pun cenderung tidak peduli dengan kelestarian seni tari Topeng Kreyo. Karena itu, saya ingin melakukan riset terkait hal tersebut.

Latar Belakang Proyek

Separuh gagasan sudah saya deskripsikan di atas. Saya pikir, keberadaan tari topeng gaya Kreyo amat memprihatinkan karena mendekati kepunahan. Mimi Tumus sebagai generasi yang tersisa satu-satunya dan sudah tua renta itu kini hidup menjadi tukang pijat. Saya berharap, langkah riset ini bisa menjadi semacam biografi perjalanan panjang Mimi Tumus sebagai maestro tari Topeng Kreyo yang dimiliki Cirebon.

Masalah yang Diangkat

Mengungkap sejarah Desa Kreyo dengan Topeng Kreyo. Mengapa Mimi Tumus tidak mengajarkan ke orang lain? Apa yg membedakan Topeng Kreyo dengan lainnya?

Indikator Sukses

Menjawab permasalahan dengan langkah menelusuri silsilah Topeng Kreyo. Sebagai sumber primer Mimi Tumus. Sumber sekunder para pakar/ahli.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.20 Juta

Durasi Proyek

9 bulan