913 - Tersirat Kehidupan Dalam Selembar Tenunan

Nama Inisiator

Yustina Rambu Kareri Toga

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

5 Tahun

Contoh Karya

HASIL TENUN.mp4

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Seiring Pesatnya Technology saat ini, Budaya dan Adat - istiadat tidak terpisahkan dari kehidupan Masyarakat Sumba. Maka kami terus menenun dan mendalami kain-kain/sarung Sumba dengan motif/simbol yang mengandung makna dan arti dari kehidupan masyarakat sehari-hari dan juga yang merupakan sumber pendapatan ekonomi rumah tangga. Dalam Ritual Adat Kawin-Mawin ( Li Lawi ), Kain/sarung merupakan pemersatu kedua belah pihak dan juga tanda Belangsungkawa terhadap duka ( Li Mati ) atau sebagai kado dalam acara2 syukuran lainnya. Melihat dari kebutuhan di atas, maka kami terus memproduksi lebih banyak karena menarik perhatian konsumen untuk mengikuti trend model saat ini. oleh karena itu,dengan banyak konsumen/peminat Kain/sarung Sumba,maka kami masih sangat membutuhkan bantuan modal untuk memenuhi kebutuhan produksi kami.

Latar Belakang Proyek

Filosofi kehidupan Orang Sumba sangatlah tinggi sehingga budayanya di lestarikan sampai dengan saat ini oleh masyarakat dan para Budayawan.oleh sebab itu, hidup berbudaya sangat sulit untuk di pisahkan dari budaya/adat yang di wariskan oleh Leluhur hingga generasi saat ini. Hal inilah yang di lihat sehingga kami sebagai perempuan Sumba yang selalu di batasi Ruang gerak merasa terpukau dan juga sedih melihat ekspresi perempuan hebat lainnya di luar sana. Maka dengan ini kami ingin membuktikan bahwa perempuan juga mampu berekspresi walaupun hanya dalam Tenunan.inilah yang menjadi motivasi kami untuk terus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Dimana hampir setiap hari kain tenun di butuhkan oleh masyarakat untuk kebutuhan adat /budaya Li Lawi (kawin-Mawin) dan tradisi Li Mati ( Duka ). Selain itu, banyak konsumen yang simpatik akan motif2 kami sehingga kelompok kami mulai mengikuti trend masa kini dengan mencoba untuk membuat tas,dompet topi,dari kain itu sendiri dengan tidak menghilangkan tradisi. Sebagai Perempuan Sumba Kami tidak pasrah pada nasib yang masih terbelenggu dengan adat dan budaya,tetapi kami bangkit untuk menepis semua itu dan kami buktikan lewat banyak Pameran yang kami ikuti sehingga memotivasi perempuan Sumba lainnya untuk bangkit dan tidak pasrah pada keadaannya.

Masalah yang Diangkat

Karena banyaknya peminat tenun, maka kami berkeinginan untuk membangun sebuah rumah sebagai tempat kami untuk kami menenun sambil mendiskusikan masalah/ isu- isu terkait perempuan serta sebagai pusat/tempat untuk melatih sesama perempuan. Saat ini kami melatih beberapa perempuan untuk bisa menenun dan sebagian dari mereka belum memiliki alat tenun dan benang. Pola pikir Masyarakat di Pengaruhi oleh trend dan Globalisasi tentang gaya hidup dengan Berpakaian adat sebagai wujud untuk melestarikan budaya. Kami juga sangat membutuhkan Mesin Jahit karena Selama ini kami hanya menghasilkan kain mentah dan kami harus menyewa orang lain untuk menjahit supaya terbentuk menjadi kain dan sarung, dan kami juga ingin mencoba untuk mengekspresikan kain-kain kami dalam bentuk dompet,tas,topi,atau souvenir lainnya.

Indikator Sukses

Untuk mencapai sebuah kesuksesan kami di ukur dari sebuah perjuangan kami dengan mengikuti berbagai pelatihan tenun untuk mengembangkan kreatifitas dalam mengikuti trend masa kini tanpa menghilang tradisi/budaya. Kami sering mengikuti Pameran Pembangunan baik yang di lakukan di kabupaten kami maupun di luar kabupaten.tetapi kami hanya memamerkan kain - kain utuh sehingga banyak orang menilai kain kami sangat mahal. Hal inilah yang membuat kami berpikir untuk mencoba berkreatif lagi menjadi tas, sepatu,dompet dan souvenir lainnya sehingga harga mudah jangkau oleh konsumen yang mencintai motif dan karya tangan kami sebagai perempuan yang Mampu Bangkit.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.80 Juta

Durasi Proyek

5 bulan