921 - Pesona Batik Jetis Sidoarjo

Nama Inisiator

Bikha Yohar Dwi Anandari

Bidang Seni

kuliner

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Deskripsi Proyek 2 Oktober menjadi salah hari penting bagi kebudayaan Indonesia, utamanya batik. Sebab, pada hari itulah batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang asli Indonesia. UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi atau Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity). Secara teknik pembuatan dan simbolisme batik dianggap melekat dengan kebudayaan Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran hingga kematian. Batik sendiri memiliki kekhasan pada masing-masing wilayah di Indonesia. Dan hampir di setiap daerah, budaya membatik ini sudah seolah menjadi penanda kemajuan suatu daerah. Dan salah satu kampung pengerajin batik adalah di Kampung Jetis yang berada ditengah kota Sidoarjo. Dan tujuan dari proyek ini adalah untuk melakukan perekaman proses produksi, makna simbolis, sejarah serta aspek-aspek yang mungkin dapat di ungkap untuk memajukan dan memperkenalkan Batik Jetis Sidoarjo pada khalayak umum, yang pada gilirannya akan menganggat ekonomi masyarakat sekaligus melestarikan batik ini untuk generasi ke generasi berikutnya.

Latar Belakang Proyek

Sidoarjo mempunyai sentra produksi batik yaitu kampung Jetis, saat ini masih diproduksi batik tulis tradisional , bahkan beberapa sumber sejarah dan tutur, menyebutkan jika pengrajin dan proses pembuatan batik di Jetis Sidoarjo yang konon sudah dilakukan sejak 1675. Batik Sidoarjo memiliki kekhasan seperti motif klasik kembang tebu yang dikenal juga dengan Teboan. Karena Sidoarjo adalah sebagai salah satu pusat gula di Pulau Jawa. Motif lainnya adalah motif kembang bayam, gambaran hasil alam Sidoarjo yang melimpah. Beberapa motif ini mulai berkembang pada era 1980-an dan telah mendapat pengaruh dari budaya Madura yang menyukai warna cerah. Padahal dari awalnya warna-warna motif batik Sidoarja didominasi warna gelap. Perubahan juga terjadi pada dekade awal 80an, dimana para pengrajin batik Sidoarjo mulai membuat gambar binatang. Motif-motif baru mulai bermunculan seperti motif rawan yang berarti rawa. Jika rawa digambarkan lurus disebut Rawan Kenceng, namun jika rawa digambarkan berkelok-kelok maka disebut Rawan Inggek/Enggok. Motif-motif batik Jetis Sidoarjo pada 1990an mengalami kemajuan pesat, pengrajin dalam penciptaan batik motif batik lebih ditujukan kepada keindahan bentuk baku yang diarahkan pada pemenuhan selera pemakai (konsumen). Motif yang paling populer pada tahun 1990an adalah motif Sekar Jagad yang mempunyai warna yang indah dan makna filosofis yang dalam.

Masalah yang Diangkat

Masalah yang Diangkat 1. Semua jenis motif tersebut membutuhkan perekaman dan pendokumentasian dengan baik. Penulisan dalam bentuk buku, baik cetak atau digital adalah cara yang paling efektif untuk menyelamatkan eksistensi Batik Jetis, Sidoarjo ini. 2. Proses perekaman secara digital baik itu foto atau video akan menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan secara masif batik Sidoarjo.

Indikator Sukses

Indikator Sukses 1. Indikator sukses proyek ini akan memberikan dorongan dan semangat pada pembatik di Sidoarjo untuk terus berkarya dan terus menggali ide-ide lewat pencarian inovasi baru. 2. Menjadikan Kampung Jetis, Sidoarjo, menjadi salah satu icon batik Indonesia dan menjadi produk unggulan kawasan Sidoarjo yang pada gilirannya memberikan kontribusi untuk kemajuan secara ekonomi.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

8 bulan