947 - Dalam Perempuan

Nama Inisiator

NURUL JAMILATUL KHASANAH

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

15 tahun

Contoh Karya

Nurul dalam Nalitari.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Jiwa dari proyek gerakan seni sosial bertajuk "Dalam Perempuan" ini adalah presentasi diri perempuan yang berangkat dari paradigma para perempuan. Karya ini merupakan cerminan proses perjalanan internal setiap partisipan dalam menjalani kehidupan mereka. Karya "Dalam Perempuan" bertujuan untuk mempresentasikan cerita kebenaran para partisipan yang dikonseptualisasikan dari temuan-temuan workshop yang diselenggarakan sebelumnya. Ia adalah ruang yang diciptakan sebagai arena bagi para perempuan untuk merayakan kebahagiaan mereka sebagai seorang perempuan. Proyek “Dalam Perempuan” akan diawali dengan penyelenggaraan workshop yang bertujuan untuk menguak fakta dan cerita tak terkatakan dalam kehidupan para partisipan. Workshop ini akan melibatkan 15 partisipan dengan 4 fasilitator, dimana mereka akan berproses bersama dalam workshop untuk menciptakan presentasi karya dari workshop yang sudah dilakukan. Adapun workshop ini akan diadakan selama 5 hari dengan alokasi waktu 6 jam efektif setiap harinya. Kami akan mengundang para profesional di bidangnya untuk menfasilitasi partisipan melalui proses observasi, eksplorasi dan konseptualisasi selama workshop berlangsung. Para profesional yang terlibat akan mewakili disiplin ilmu yang kami pandang merupakan elemen penting demi tercapainya proses produksi karya ini. Adapun disiplin ilmu tersebut adalah : 1. Seni Tari 2. Seni Olah Tubuh/Ekspresi/Theater 3. Studi feminisme/post-feminisme/perempuan 4. Life Coaching

Latar Belakang Proyek

Dalam perjalanan lima tahun terakhir, saya mendedikasikan diri pada Komunitas Nalitari, sebuah komunitas tari inklusif yang membawa isu-isu kesetaraan, keberbedaan dan inklusifitas. Kami percaya bahwa tidak semestinya ada segregasi dalam kehidupan ini, termasuk dalam dunia tari. Nalitari melihat keberbedaan dalam diri setiap orang sebagai potensi pembelajaran untuk memperkaya diri. Disinilah saya menjalani proses dekonstruksi personal saya tentang bagaimana melihat manusia dari sisi yang lain, sisi yang saya abaikan sebelumnya. Sekarang saya mempunyai perspektif yang berbeda dalam memandang orang berkursi roda, misalnya. Saya tak lagi melihatnya sebagai sebuah hambatan, melainkan ruang eksplorasi baru. Berangkat dari kepercayaan bahwa dunia yang ideal adalah dunia yang inklusi dan ramah bagi siapa yang menghuni, maka kami terus bergerak untuk menciptakan ruang-ruang baru serta melibatkan diri dalam media pembelajaran tersebut. Karya “Dalam Perempuan” adalah salah satunya. Karya ini terinspirasi dari keinginan saya untuk melihat apa dan siapa dibalik perempuan-perempuan Nalitari. Kekaguman saya pada cerita-cerita kehidupan mereka membuat saya tergugah untuk mempersembahkan karya ini untuk mereka dan untuk diri saya sendiri, tentunya. Menyambut tantangan yang muncul untuk membawa level inklusifitas saya selangkah lebih maju, maka karya “Dalam Perempuan” akan melibatkan para profesional dari lintas disiplin untuk bersama menfasilitasi proses penciptaan karya.

Masalah yang Diangkat

Saya hidup dalam lingkungan sosial dan kultural yang patriarki. Tumbuh dalam pengaruh budaya Jawa yang kental membuat saya secara sadar dan tidak sadar terkonstruksi untuk melihat dunia yang berporos pada lelaki. Dapur, kasur dan sumur atau masak, macak dan manak adalah istilah yang kerap digunakan oleh masyarakat tradisional kita untuk mendeskripsikan peran perempuan. Meskipun arus modernisasi dan posmodernisasi membawa angin perubahan pada bagaimana masyarakat memandang posisi perempuan, namun ini tidak menghilangkan fakta bahwa perempuan (pernah dan masih, saya percaya) dilihat sebagai kanca wingking, sebagai ‘the others’. Berangkat dari sinilah kemudian saya merasa tergugah untuk menciptakan ruang bagi kita semua, para perempuan, untuk bersama mendekonstruksi konstruksi personal tentang siapa kita sebagai seorang perempuan. Karya ‘Dalam Perempuan’ merupakan media untuk berkomunikasi dengan apa dan siapa yang tak dikenal, yang tak terlihat, yang tak terkatakan. Secara eksternal ia adalah tempat bersua dan berinteraksi dengan sosok dan cerita perempuan-perempuan lain. Adapun secara internal ia adalah mediasi mengenal diri, mendengar sisi lain yang tak terkatakan dalam diri keperempuanan kita. Ia adalah langkah awal untuk membangun konstruksi baru tentang siapa, bagaimana dan apa yang ada “Dalam Perempuan”.

Indikator Sukses

1. Beragamnya latar belakang sosial, kultural dan kemampuan dari para partisipan yang terlibat. 2. Partisipan merasa aman dan nyaman selama menjalani proses workshop. 3. Partisipan berkomitmen penuh untuk menjaga kerahasiaan proses dan fakta yang terungkap di dalam workshop. 4. Partisipan mampu mengkonseptualisasikan esensi yang membuat diri mereka bangga sebagai seorang perempuan. 5. Terciptanya relasi yang inklusif dari para partisipan yang terlibat. 6. Penonton mampu menangkap ide dan pesan yang ingin disampaikan oleh para partisipan melalui presentasi pada pertunjukan. Hal ini diketahui akan diukur melalui mini-survey yang dilakukan pasca pertunjukan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.90 Juta

Durasi Proyek

1 bulan