964 - Buah dari Hati

Nama Inisiator

Ika Wulandari

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

3 Tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek riset film dokumenter ini ingin merekam dan mengikuti kehidupan dua tokoh yang saling terkait dalam isu ADHA. Tokoh pertama bernama Puger Mulyono (42), seorang tukang parkir yang juga mendirikan dan aktif mengurus sebuah yayasan panti asuhan khusus anak-anak dengan HIV AIDS bernama Yayasan Lentera. Tokoh kedua adalah Lia Sunny (19) staff administrasi Yayasan Lentera yang tertular HIV sejak bayi dari ibunya yang telah meninggal dunia. Bagi saya, kedua tokoh ini dapat mewakili sudut pandang golongan ADHA yang selama ini belum banyak diperbincangkan. Sebagai 2 karakter utama dalam film mereka akan menyentuh benak penonton melalui narasi film. Selain itu untuk memperkuat konteks narasi dalam film sebagai sebuah media edukasi masyarakat, saya akan melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan Komunitas Ibu-ibu pengidap HIV, “Solo Plus”. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dengan cangkupan lebih luas tentang kesadaran kaum perempuan terutama kaum istri tentang HIV dan penyebarannya kepada anak. Diskusi kelompok ini akan memetakan pola interaksI yang terjadi dilingkup keluarga yang anggotanya mengidap HIV baik suami, istri maupun anak. Hal ini berguna sebagai data penunjang untuk memperkuat konteks cerita dan penceritaan film.

Latar Belakang Proyek

Proyek Riset film ini berangkat dari keresahan saya sebagai seorang perempuan atas kurangnya kesadaran masyarakat tentang ADHA (Anak dengan HIV/AIDS). Bagi saya, isu ini masih belum mendapat perhatian lebih di Indonesia. Di banyak kasus yang terjadi, istri terjangkit HIV tanpa sepengetahuannya dari suami ia lalu menularkan virus kepada anak tanpa sepengetahuannya. Perilaku sex menyimpang suami yang tidak dibarengi kesadaran akan bahaya HIV adalah penyebab utama penularan virus ini kepada anak. Sebenarnya anak dapat tidak tertular dengan mengikuti prosedur medis khusus untuk ibu hamil dengan HIV. Namun, persepsi masyarakat yang menganggap HIV sebagai sebuah momok membuat Ibu enggan untuk terbuka tentang status HIV-nya kepada tenaga medis. Hal ini juga disebabkan oleh stigma negatif yang terlanjur melekat pada para penderita yang bersumber dari kurang tepatnya pola edukasi yang digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit ini membuat permasalahan ini masih tabu untuk diperbincangkan. Sementara itu, ADHA yang terlahir dari orang tua dengan HIV lebih rawan menjadi yatim piatu yang kemungkinan besar akan ditelantarkan oleh keluarga dengan berbagai alasan seperti tidak mampu hingga takut tertular. Sedangkan di Indonesia sendiri masih belum banyak lembaga yang khusus membantu anak-anak yatim dengan HIV yang terlantar.

Masalah yang Diangkat

Melalui proyek riset ini, saya ingin mengamati lebih dekat kehidupan kedua karakter utama dengan fokus kepada wacana yatim piatu ADHA yang berakar dari kurangnya kesadaran di level keluarga tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi secara umum. Dengan membuka wacana tentang ADHA dalam cerita film, saya ingin menunjukkan akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kesadaran tentang HIV dan ketabuan untuk membicarakan yang pada akhirnya menjadi penyebab angka penularan kepada ibu-ibu rumah tangga kemudian ke anaknya masih tinggi. Dengan mengikuti kegiatan kedua tokoh utama, kami ingin mengangkat sebuah cerita film dokumenter yang menyentuh dan dapat memberikan dampak nyata dengan mempengaruhi persepsi penonton tentang ADHA smelalui kisah kehidupan dan latar latar belakang mereka untuk menghentikan perilaku diskriminatif masyarakat terhadap penderita. Cerita ini sangat berguna untuk memberikan gambaran masalah yang terjadi di lingkup pernikahan, kesehatan reproduksi dan keturunan terkait dengan HIV dan penyebarannya ke anak-anak. Dengan ini saya ingin agar masyarakat lebih memahami dan mengubah pandangan mereka tentang HIV dan penderitanya menjadi lebih positif. Selain itu, Topik tentang ADHA dapat memantik wacana lebih lanjut tentang pencegahan dan penanggulangan kasus yang selama ini masih terabaikan khususnya untuk para yatim piatu yang tertular HIV dari orang tua mereka.

Indikator Sukses

Indikator kesuksesan proyek riset ini adalah terkumpulnya data hasil observasi kedua tokoh utama kaitanya dengan ADHA dan data hasil FGD bersama Ibu rumah tangga pengidap HIV. Keseluruhan data ini akan dijadikan pijakan untuk membuat sebuah karya film dokumenter untuk mengedukasi masyarakat tentang ADHA dan HIV dalam lingkup kehidupan berumah tangga. Selain itu, hasil riset terutama data rangkuman FGD juga dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kondisi dan pola penyebaran HIV dalam keluarga yang selama ini belum banyak diangkat. Target capaian dari proyek ini adalah mengolah data riset menjadi video animasi infografis dan naskah film dokumenter. Video animasi infografis berfungsi untuk merangkum hasil riset yang membuktikan fenomena kurangnya edukasi tentang HIV di level keluarga sebagai penyebab penyebaran HIV dari Ibu ke anak. Video pendek ini nantinya akan disebarluaskan melalui media sosial dengan bekerjasama dengan para Aktivis HIV di kota Solo untuk memantik pembicaraan tentang isu ADHA. Produksi film dokumenter tentang isu ADHA melalui narasi dua sudut pandang karakter utama berfungsi untuk memberikan gambaran yang dapat menggerakkan emosi penonton sehingga akan berpengaruh kepada persepsi dan perilaku mereka terhadap HIV dan penderitanya. Hasil laporan riset dapat dijadikan acuan untuk menyusun disain produksi hingga ke distribusi yang akan membawa film ini bertemu dengan penontonya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.138 Juta

Durasi Proyek

6 bulan