f-067 - Pelestarian Tenun Kain Sarung Samban

Nama Inisiator

Nurinzana untuk Adriana Mesa

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

f-067-karya-nurinzana.pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Keberhasilan konsep pemberdayaan perempuan dalam pengentasan kemiskinan dapat diterapkan dengan mensinergikan peran dan fungsi perempuan sebagai peran ibu, peran pendidik dalam keluarga dan peran sebagai pencari/ membantu nafkah keluarga. Peran perempuan dalam menopang kehidupan rumah tangga sangatlah penting. Kaum perempuan khususnya yang sudah berumah tangga terkadang menjadi tulang punggung keluarga tatkala suami mereka tidak lagi bekerja di kebun atau di tempat lain. Tenun sarung samban merupakan kain tradisional yang biasa digunakan masyarakat Desa Suppirang pada acara pernikahan atau Rambu Tuka' dan pesta kematian atau Rambu Solo'. Ibu rumah tangga Desa Suppirang telah berpuluh tahun yang lalu, secara tradisional menenun kain sarung samban dari bahan alamiah. Perempuan di Desa Suppirang biasanya mulai menenun kain sarung samban setelah pekerjaan rumah sudah selesai. Hasil tenunan selain untuk dipakai sendiri, juga dijual yang dapat membantu peningkatan pendapatan. Animo masyarakat yang kurang terhadap kegiatan menenun berdampak terhadap semakin berkurangnya ibu rumah tangga yang dapat menenun. Hal ini dapat berdapat terhadap semakin sulitnya di dapatkan ibu rumah tangga yang dapat mengajarkan cara menenun kepada perempuan atau ibu rumah tangga baru yang tidak mempunyai pekerjaan selain menjadi ibu rumah tangga.

Latar Belakang Proyek

Desa Suppirang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah yang masih melestarikan budaya tenun kain sarung samban. Sarung samban sebagai warisan budaya leluhur sampai sekarang masih digunakan pada acara-acara tertentu seperti acara pernikahan atau Rambu Tuka', dan pesta kematian atau Rambu Solo' di Desa Suppirang. Penggunaan kain sarung samban ini semakin sulit diperoleh karena pengrajin tenun di daerah ini sudah semakin berkurang dengan semakin berkurangnya animo masyarakat Desa Suppirang untuk menenun. Pelestarian kerajinan tenun kain sarung samban perlu dijaga karena memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi. Kegiatan ini sudah pernah dibiayai dari dana desa, namun tidak sukses karena dana yang dianggarkan sedikit, kurang sosialisasi dan tidak membentuk organisasi kelompok pengrajin yang dapat memotivasi kalangan ibu-ibu rumah tangga, terutama ibu-ibu muda yang tidak memilki pekerjaan selain ibu rumah tangga

Masalah yang Diangkat

1. Berkurangnya animo perempuan untuk menenun sarung samban, 2. Modal usaha, 3. Kurangnya perempuan terampil menenun yang dapat mengajar cara menenun sarung samban dengan baik, 4. Belum adanya pengorganisasian melalui kelompok pengrajin.

Indikator Sukses

1. Animo perempuan terutama ibu rumah tangga meningkat untuk menenun kain sarung samban, 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat di Desa Suppirang dari hasil menenun, 3. Semakin meningkatnya keahlian dalam menenun kain sarung samban, 4. Terciptanya generasi penerus tenunan kain sarung samban, 5. Terbentuknya organisasi pengrajin kain sarung samban.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.72.4 Juta

Durasi Proyek

4 bulan