f-070 - Mempertahankan Seni Menganyam Daun Pandan

Nama Inisiator

Atika Pambudhi untuk Rodiyah

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

Contoh Karya

f-070-karya-atika.pdf

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Kegiatan mempertahankan seni menganyam daun pandan ini akan dilaksanakan di Desa Rawa Mekar Jaya yang berada di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Propinsi Riau. Jumlah penduduk desa ini sebesar 862 orang, dengan jumlah pria sebanyak 434 orang dan jumlah wanita sebanyak 428 orang. Sebagian besar pekerjaan penduduk sebagai beretani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pengrajin anyaman daun pandan di desa ini masih ada sekitar 7 wanita (orang). Dari data komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa mayoritas penduduk desa ini berada pada usia muda, yaitu sekitar 15-18 tahun. Sehingga remaja putri di kisaran usia 15-18 tahun inilah yang menjadi target kegiatan mempertahankan seni menganyam daun pandan. Kegiatan mempertahankan seni mengayam daun pandan ini akan dilakukan selama 20 kali pertemuan dengan mengajukan 3 kegiatan besar. Secara umum kegiatan yang akan dilakukan ialah sebagai berikut: 1. Sosialisasi Sosialisasi akan dilakukan di 2 SMA sederajat dengan tujuan agar kegiatan ini bisa lebih didukung para siswa dan guru, serta orang tua siswa. 2. Penyampaian teori Penyampaian teori dilakukan di 2 SMA sederajat oleh Rodiyah Teori, ini merupakan penyampaian dasar-dasar dalam menganyam daun pandan, yang akan disampaikan untuk 20 siswi peserta pelatihan dari masing-masing sekolah. 3. Praktek Praktek menganyam ini akan di dampingi oleh Tika Pambudi dan Rodiyah yang dilakukan (3) kali dalam seminggu. Kegiatan ini akan dilakukan di aula sekolah dan aula Rumah Alam Bakau agar peserta tidak merasa bosan. Selain itu juga agar kegiatan menganyam ini bisa di lihat banyak masyarakat yang mengunjungi Rumah Alam Bakau di Kampung Rawa Mekar Jaya. 4. Pembuatan website / situs / media promosi Pembuatan website bertujuan sebagai media promosi (dan pemasaran) pengrajin dan peserta pelatihan ketika kegiatan mempertahan seni menganyam daun pandan ini sudah selesai.

Latar Belakang Proyek

Seni anyaman daun pandan merupakan seni masyarakat Melayu yang masih sangat dikagumi dan juga merupakan seni tradisi tertua didunia. Menganyam biasanya dilakukan oleh ibu-ibu dan juga para gadis untuk mengisi masa senggang. Kampung Rawa Mekar Jaya merupakan salah satu daerah di Riau yang dulunya merupakan penghasil anyaman dari daun pandan. Menganyam nyaris dilakukan semua perempuan di Kampung Rawa Mekar Jaya. Namun, sekarang kondisi ini sudah berbalik. Pengrajin anyaman di Kampung Rawa Mekar Sari banyak berkurang, bahkan tidak ada lagi generasi muda yang mau belajar seni menganyam daun pandan. Hasil anyaman pengrajin di Kampung Rawa Mekar Jaya memang terkesan monoton dan masih kurang inovasi. Selain ini juga tidak ada jalur pemasaran yang baik sehingga hasil anyaman hanya untuk di pakai sendiri saja. Kondisi ini yang sekarang di lihat generasi muda Kampung Rawa Mekar Jaya, sehingga mereka menganggap seni menganyam membosankan dan tidak menghasilkan. Mereka juga tidak mau menggunakan hasil anyaman karena di anggap tidak menarik. Padahal seni anyaman bisa bernilai sangat tinggi jika pengrajin mau berinovasi menciptakan kerajinan baru yang lebih modern. Hal ini juga secara tidak langsung akan menarik perhatian generasi muda sehingga merasa bangga ketika menggunakan kerajinan anyaman dan mendorong mereka mau belajar menganyam. LKAR (kami) berinisiatif untuk membantu mengembangkan kreatifitas pengrajin anyaman daun pandan di Kampung Rawa Mekar agar seni ini tidak kehilangan peminat. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, terutama untuk perempuan. Menumbuhkan minat remaja putri dan mengembangkan kreatifitas mereka dalam seni menganyam, serta belajar memasarkan hasil kerajinan mereka bisa menjadi usaha sambilan yang sangat menjanjikan. Di sisi lain, kegiatan ini akan menjaga warisan dari nenek moyang kita tetap hidup.

Masalah yang Diangkat

Bagi masyarakat Kampung Rawa Mekar Jaya, rendahnya minat generasi muda untuk menganyam daun pandan sudah sangat mengkhawatirkan. Beberapa dari mereka bahkan tidak mengenal daun pandan itu seperti apa. Masyarakat khawatir suatu saat nanti seni menganyam ini hilang dari kampung mereka, padahal anyaman pandan merupakan seni yang indah dan banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Keengganan generasi muda belajar seni menganyam karena menganggapnya sesuatu yang rumit dan tidak menarik. Pengrajin di Kampung Rawa Mekar Jaya juga sebenarnya sudah sangat paham mengenai hal ini. Sehingga muncul keinginan yang kuat untuk menumbuhkan minat generasi muda, terutama remaja putri, dengan cara membuat kreasi anyaman yang lebih menarik. Keinginan ini terbentur pada persoalan keterbatasan modal pengrajin anyaman daun pandan. Para pengrajin biasanya hanya membuat anyaman tikar atau tas dengan model yang sederhana. Hasil anyaman ini juga hanya di jual ke masyarakat sekitar kampung, sehingga tambahan penghasilan dari anyaman tidak banyak. Serupa dengan keterbatasan modal, akses informasi untuk pengrajin anyaman masih terbatas. Mereka jarang mendapatkan informasi mengenai acara-acara yang biasanya dilakukan Pemerintah Daerah. Pengrajin anyaman yang masih bertahan di Kampung Rawa Mekar Jaya umumnya ialah ibu-ibu yang tidak begitu familiar mengakses internet sebagai media informasi. Hal ini juga menyebabkan mereka ingin membuat kreasi anyaman yang lebih menarik tetapi tidak tahu ingin membuatnya seperti apa.

Indikator Sukses

1. Jumlah kreasi anyaman daun pandan yang baru. Target dari kegiatan ini ialah ada 3 jenis kreasi baru yang bisa di buat peserta. Salah satu alasan mengapa kegiatan ini difokuskan pada generasi muda ialah karena mereka lebih familiar mengakses informasi dari media internet, sehingga lebih mudah mengeksplorasi kreasi-kreasi baru untuk anyaman daun pandan. Kami membatasi hasil anyaman dalam bentuk dompet, tas dan sandal agar lebih mudah dikreasikan. 2. Tingkat partisipasi peserta. Tingkat partisipasi peserta juga merupakan salah satu indikator penting dalam kegiatan ini karena seni menganyam ialah seni yang cukup rumit. Ketekunan peserta diharapkan akan memberikan hasil anyaman yang lebih rapi sehingga nilai jualnya lebih tinggi. 3. Jumlah produk yang dihasilkan. Indikator berikutnya ialah target jumlah produk anyaman yang dihasilkan ialah sebesar ... buah. (sekian) buah untuk kreasi dalam bentuk dompet, (sekian) buah kreasi dalam bentuk tas, dan (sekian) buah kreasi dalam bentuk sandal. 4. Terwujudnya media promosi. Ada satu media yang bisa terus digunakan pengrajin dan peserta untuk mempromosikan hasil anyaman mereka meskipun kegiatan ini sudah selesai. Media promosi ini diharapkan bisa menjadi alat pemasaran sehingga karya mereka dikenal lebih banyak orang. Sehingga anyaman daun pandan yang hanya merupakan kegiatan selingan bisa memberikan tambahan penghasilan dan terus menarik perhatian generasi muda.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.144.4 Juta

Durasi Proyek

6 bulan